Dua hari setelah project hutan selesai dan kembali ke rumah. Bhumi tengah rebahan disofa sambil nelfon Siska tentunya, kangen berat sama hanny bunny sweety yang cantiknya selalu ngena di hati.
Lebay lo Bhum!
"Boleh ya aku kesana..Kangen tau, yank."
"Ndak boleh, nanti kesini aja kalo pas sekalian acara lamaran Mas."
Bhumi cemberut. Acara lamaran masih dua minggu lagi, harinya di tentukan oleh pihak keluarga Siska, katanya kalo menurut orang jawa. Untuk acara resmi gitu nggak boleh asal pilih, harus nyari tanggal yang bagus biar nggak ada pantangan.
"Sehari doang masa gaboleh? Kan aku mesti beliin kamu seserahan, aku mana tau apa yang kamu pengen?."
"Gimana kalo aku yang kesana? Tapi nanti aku di bolehin Cici ndak ya?."
Raut wajah Bhumi langsung secerah tanggal muda. Demi Bulu dada Sepiderman..Ini kabar bagus, kenapa nggak Siska yang ke Jakarta? Bhumi bangun dari rebahan..
"Iya kamu kesini aja, minta di temenin sama Shani..Bilang aja buat keperluan lamaran, kan kita mesti foto frewed juga."
Di tempatnya. Siska meringis, begini kalo orang jawa, dipingit gabole ketemu..Kan ini mau lamaran bukan langsung nikah Sis.
"Nanti coba aku tanya Ci Shani dulu ya, Mas..Ci Shani akhir-akhir ini mukanya butek banget, hormonnya kayak emak-emak mau nagih uang kos-kosan..Serem, takut di sembur aku."
Bhumi mengangguk lesu. Ia tahu pasti Shani merasa sedih karena harus merelakan Siska melangkahi dirinya, sebagai perempuan kalo di langkahin adiknya, biasanya jodohnya bakalan lama. Bhumi menggeleng, membuang rasa bersalah yang tiba-tiba datang, calon Kakak Iparnya itu pasti akan segera mendapatnya pengganti, entah pangeran kuda putih, atau pengeran wiro sableng! Yang penting ganteng, biar nggak kebanting. Gimana nasib Gracia ? Mbuh lah peker keri.
"Nanti Mas juga akan telfon Shani, Mas ngrasa nggak enak."
"Iya Mas..Yaudah ya, Aku mau berangkat ke Caffe..Dah Mas."
Lalu setelah menutup telfonnya. Kepala Bhumi mendongak menyapu kearah pintu kamar Gracia di lantai dua, perihal tanggal lamaran Siska. Bhumi belum bilang sama sang adik. Dan entah sejak kepulangan dari hutan, adiknya mengurung terus didalam kamar, nggak kayak biasanya. Kenapa?
Akankan nantinya Gracia merestui dirinya untuk menikahi Siska? Karena demi nenek moyangnya master limbad. Bhumi sudah cinta mati sama Siska, jangan sampai perkara hati adiknya yang tak terbalas ibu lurah, lamaran dirinya dan Siska jadi batal!
Bhumi naik ke tangga menuju kamar sang adik. Tanpa mengetuk pintu. Bhumi langsung masuk, ternyata si punya kamar lagi rebahan sambil main ponsel.
"Ngapain?." Bhumi duduk di pinggiran kasur, yang di tanya malah mesem-mesem.
"Lagi chatan sama Ci Shani?."
Bhumi ber O ria. "Deket-deket ini, Siska sama Shani mau ke Jakarta." Gracia tercengang, ia segera bangun dari posisi rebahan.
"Abang serius? Mau ngapain mereka?."
Berita yang bagus. Akhirnya Bu Lurah beneran mau ke Jakarta, ngomong-ngomong, kog Bu Lurah nggak ada bilang di Chat kalo mau kesini? Apa mau bikin supres? Pikir Gracia, tiba-tiba pipinya bersemu, apakah ini terkabulnya doa dia sepanjang malam waktu di hutan, agar hati Shani yang sekeras batu giok lekas pecah, dan Shani mau membalas cintanya? Duh gusti, belum-belum Gracia sudah bahagia.
"Kan abang mau foto frewed sama Siska."
Semua bayangan indah di kepala Gracia seketika pecah, bahunya merosot, hatinya berasa ketiban cobek beserta sambelnya. Dia lupa jika abangnya mau menikahi Siska, lalu nasib dirinya gimana?

KAMU SEDANG MEMBACA
MY VILLAGE LADY
Fiksi PenggemarAku memang berbeda daripada perempuan di luar sana , aku punya cara tersendiri dalam memaknai cinta.