"Ci Shani..Emhhh." Shani segera melumat bibir ranum Gracia, menambah kecepatan dibawah sana. Dibawah kungkuman Shani, tubuh Gracia sudah 5 L, lemas letih lesu lunglay, loyooo..Apalagi Shani sudah membombardir nya 2x, ya atas ya bawah, bisa di pastikan leher dan dada Gracia sudah banyak tato ikan cup*ng. Inilah yang di khawatirkan Gracia, seorang Shani kalo di bikin bete balasanya bikin dirinya mendesah berkali-kali.
"Emmhh..Faster plisss..." Gracia sudah penuh keringat dan megap-megap, jika nanti ia sampai pada puncaknya, ia bersumpah akan pingsan.
"Kamu sexy banget sayangku." Ujar Shani dengan kedipan menggoda.
"Ci naikin tempo 250km/jam, biar kaya marquest...... Ci ....ahhhh sayang , aku...aku...aku mau sampai..Eemh."
"Tahan dulu Ge, tanganku pegel , istirahat dulu boleh gak ? Shani melepas tautan tangan nya dan mengibas- ngibaskan karena (keju) capek yang luar biasa .
"Ini gila, bngs*t, udah di ubun-ubun"batin Gracia kesal bukan main, mukanya merah padam menahan hasrat yang tertunda dan juga emosi yg menguasai jiwanya .
"Ge...bentar ya aku mau kedapur ambil minum sama cemilan, biar kita kuat sampai besok."dengan tatapan tak berdosa sama sekali Shani membuka pintu dan segera kedapur, sementara Gracia mengumpat dan melantunkan puisi sumpah serapah .
"Argggghhhhh....gini amat punya istri b*g* , tapi sayang, awas aja ci , tunggu pembalasanku."gumam Gracia penuh kekesalan , siapa yang gak kesel, udah capek setengah death , konsentrasi penuh, udah diujung malah ditinggal ."
Sabar dek Gege Shani gak pernah salah , apapun yang dilakukan Shani murni dari dalam jiwa raga nya .
Tiba- tiba Shani datang membawa nampan berisi air teh anget manis dan beberapa kue diatas piring. Tanpa basa basi Gracia langsung mengambil gelas dan menenggak nya sampai habis, begitu juga dengan kue bolu dan kue putu di lahap semua hanya dengan waktu beberapa detik saja. Masih belum puas gelas ke duapun di habiskan tanpa sisa , Shani yang melihat nya hanya diam bercampur heran.
"Kamu kesurupan apa gimana sih yang ."Gracia melongo otaknya blank untuk kalimat Shani yang bener-bener membuat Gracia sedikit tenang
"Cici manggil aku apa tadi?"
"Kenapa yang....., kamu gak suka ya aku panggil yang."
"Ah..eng..enggak kok aku suka ."Shani tersenyum penuh kemenangan .
"Yang kenapa kok dihabisin sih , aku juga belum minum loh ?" Kali ini Gracia merasa bersalah, kekesalan tadi sudah menguap entah kemana .
"Hehehe....maaf Ci habis aku haus banget .",
"Halah, yang kerja kan aku, kenapa jadi kamu yang haus ." Gracia berpikir sejenak, kemudian mencubit pelan lengan Shani yang masih memegang nampan. Karena kaget nampan jatuh, gelas dan juga piring tempat cemilan ikut terjatuh dan menimbulkan bunyi yang lumayan keras .
Siska , Bhumi, Ranu dan Bu gendis yang sedang bersenda gurau di ruang tengahpun kaget , reflek menoleh ke arah kamar Shani .
"Waduh...dek , adek ku beneran terluka ."bhumi panik dan langsung berlari ke arah kamar Shani diikutin Siska dan juga Bu gendis.
"Dek...adek....,Ci...Cici...kalian gak papa kan ? Suara riuh bin gaduh terdengar dari luar .
Sementara Gracia dan juga Shani pun panik , karena gak siap kalau harus membuka pintu, dimana Gracia belum pakai baju apapun .
Setelah dirasa cukup Shani membuka pintu dan terlihat mereka bertukar menatapnya penuh tanya dan kecemasan , sedangkan Shani malah tersenyum .
"Ada apa?"pertanyaan Gracia membuat ketiga manusia dewasa itu melongo dibuatnya .
KAMU SEDANG MEMBACA
MY VILLAGE LADY
Fiksi PenggemarAku memang berbeda daripada perempuan di luar sana , aku punya cara tersendiri dalam memaknai cinta.