Part 2

3.8K 319 19
                                        


Setelah muter-muter, belok kanan, kiri ,naik ,turun, melewati jalan yang berlubang dan udah kaya kali asat (sungai kering) akhirnya rombongan Gracia yang di jemput Jarwo memasuki pekarangan rumah paling mewah di desa ini.

Karena masih kesal sama mas Bhumi Jarwo tanpa mempersilahkan turun tamunya , nyelonong aja keluar mobil dan langsung masuk ke dalam rumah, tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Gracia, Bhumi dan juga Gito pun akhirnya turun dan mengikuti Jarwo tetapi belum sempat ikut masuk tuan rumah sudah menyambutnya di depan pintu. Gracia menatap kakaknya seakan minta penjelasan dari semua ini.

"Ini hotel apa homestay sih?"tanya Gracia lirih .

"Gak tau dek, sepertinya rumah warga, liat saja itu pembantunya ."Bhumi menjawab pertanyaan Gracia ngasal . Bukan tanpa alasan Bhumi berkata seperti itu, melihat penampilan Shani yang pakai daster lusuh ,slampek di bahu dan masih memegang sapu, bener-bener Bu lurah sedang cosplay jadi Sumini .

"Kami belum sempat mencarikan penginapan karena kalian datangnya di luar ekspetasi saya.Saya kira cuma moderator, terus karena tim syuting kalian tidak koordinasi dengan saya langsung, jadinya mana sempat kami nyari penginapan." Shani tidak takut di tatap kesal oleh Bhumi bulat dadakan,Eh! . Justru malah sebaliknya. Shani menatap tajam kearah Bhumi, kenapa pula Jarwo tidak menelfonya dan mengabarkan kalo Gracia datang tidak seorang diri.

Bhumi masih menatap tajam ke arah Shani , dalam hatinya bertanya - tanya kok ada ya pembantu kaya bidadari.

Lama tak ada jawaban akhirnya Shani memperkenalkan diri kalau dirinya adalah kepala desa .

"Oke, jadi saya harus tinggal dimana? Saya harap tempat tinggalnya layak." Bhumi mencoba menahan kekesalan nya dan bernegosiasi dengan Bu Lurah.

"Mas, dan-" Shani melirik Gito yang berdiri kemayu, Gito menyelipkan rambutnya yang di potong ala-ala opa Korea di atas telinganya, si Gito mesem-mesem menatap Jarwo, "Ekhm..Ma..s Gito?, bisa menginap di tempat Jarwo." Shani mengerjap setelah itu, apakah Gito abis kesambet bencong terminal? Kog letoy kayak Sawi kecelup air panas.

"Shan-"

Shani lekas menatap Jarwo, matanya mendelik tajam agar Jarwo tidak melayangkan protes. "Nggak mungkin Saya suruh tinggal di tempat Chika atau Freya, Wo."

Jarwo mendesah dengan bahu merosot. "Yaudah, Mas Bhumi dan Mas Gito? atau Mbak sih? Kamu ini laki-laki kog gitu." Tak segan-segan Jarwo mengomentari si Gito yang kemayu menatap dirinya. Jarwo lekas bergidik setelahnya, "Kalian bisa tinggal dirumah saya, ada kamar kosong dan kamar mandi, saya jamin bersih."

Bhumi akhirnya mengangguk. "Akan datang dua rekan kita lagi, mereka tim syuting nanti." Shani serta merta terbelalak.

"Kenapa tidak koordinasi dan langsung main datang tim?" Shani tidak bisa lagi menahan kejengkelan nya, matanya yang tajam menatap si Bhumi bulat.

Padahal Bhumi ganteng tiada tandingan.

"Em..Begini saja, tim kami bisa tinggal di bale desa kog, tim kami jaga-jaga bawa peralatan alas tidur dan lain-lain." Gracia langsung menginterupsi.

Shani dan Jarwo saling pandang, saling melempar isyarat. Jarwo mengangguk samar, "Oke, jika kalian para laki-laki berkenan tidur di balaidesa, nanti saya akan siapkan tempatnya." Gracia akhirnya tersenyum, namun bukan jenis senyum senang karna akhirnya timnya mendapatkan tempat meski tidak layak. Tapi senyum terpesona karna melihat raut wajah cantik Shani, aura bossinya membuat Gracia gesrek. Biar penampilan Shani saat ini tidaklah mirip dengan Bu lurah, tapi kecantikannya memang tiada Tara , bisa di bilang sempurna.

"Sambil menunggu tim kami datang, boleh kalo Abang saya dan asisten saya ikut Mas Jarwo dulu?" Tanya Gracia. Shani mengangguk menatap Gracia sebentar.

"Ayo mari ikut saya lagi." Jarwo mempersilakan Bhumi dan Gito jalan duluan ke arah mobilnya, kemudian menatap kearah Shani.

MY VILLAGE LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang