Part 28

2.9K 254 90
                                    

"Jangan nyusul ke kantor, awas aja." Mata Shani memicing,  ini ke 3 kalinya ia meminta kepada Gracia yang kini masih rebahan diatas kasurnya. Waktu sudah menunjukan pukul setengah 8 pagi, dan hari ini Shani mulai beraktivitas lagi ke kantor, ada renovasi pasar dan pagar desa, mau tak mau Shani harus memantau para pekerja.

"Hmm.."

"Awas kalo nyusul." Ancam Shani yang kini sudah selesai menggulung rambutnya dengan rapi. Gracia memutar mata malas, sejak semalam Ibu lurah itu posesif banget kepadanya, gara-gara ada tamu para pemuda desa yang di tunjuk Shani buat merenovasi pagar balaidesa. Dan Gracia yang tiba-tiba nongol membuat para pemuda langsung gagal fokus, para pemuda sibuk memerhatikan Gracia yang duduk di samping Shani bukanya malah mendengarkan penjelasan Shani mengenai denah pagar desa yang akan di bangun.

"Iya iyaa...Yaudah sana buruan berangkat."

"Jangan nyusul!." Ulang Shani lagi. Gracia meraup wajahnya frustasi, lalu mencebikan bibir. "Bilang sekali lagi aku cium nih." Gracia gantian memicing kearahnya. Membuat Shani mengulum senyum, ngomong-ngomong, pagi ini mereka belum morning kiss sih. Mata Shani mengerjap, kenapa dia jadi ketagihan morning kiss sama Gracia sih? Ia mencuri lirik bibir ranum Gracia yang natural tanpa lisptik, ya Allah kenapa menggoda sekali?

Kepala Shani lekas menggeleng. "Kenapa geleng-geleng?." Tanya Gracia heran. Shani menggeleng lagi, kemudian menyambar tas kerjanya di kursi, ia menunduk meneliti pakaianya sekali lagi di depan cermin, lalu mendekat kearah Gracia. Mengusap lembut kepala gadisnya, aih gadisnya nggak tuh.

"Baik baik dirumah ya sayang." Kata Shani lembut tak lupa dengan senyum semanis madu, ia sengaja menggoda Gracia."Aku kerja dulu, jangan lupa bersihin rumah-" Shani menahan tawa di akhir kalimat. Pipi Gracia sudah merah.

"Apaan sih..Sok berani manggil sayang." Gracia jadi blingsatan sendiri. Hatinya jungkir balik gak karuan.

"Lho, kan kamu emang kesayangan aku." Lalu mengedipkan sebelah matanya genit, membuat Gracia meleleh dan langsung menutup wajahnya dengan bantal. Shani terkekeh melihat tingkah Gracia, ia membungkuk hanya untuk mengecup puncak kepala Gracia lembut.

Gracia lekas menurunkan bantal dari wajahnya, lalu mendongak menyodorkan bibirnya sambil manyun sedikit, mengkode Shani agar menciumnya. Shani melipat kedua bibirnya kedalam, sekarang ia deg-degan karna malu.

"Mau di kiss." Pinta Gracia dengan lucu, bibirnya di tekuk. Shani menghela nafas sambil memutar mata, namun tak urung. Ia menunduk lagi dan mencium bibir Gracia, kedua tangan Gracia buru-buru melingkar di leher Shani, menariknya agar ciuman mereka tidak terlalu cepat usai, karena Gracia paling suka ketika mencium Shani di pagi seperti ini. Gracia butuh asupan semangat, untuk itu. Ia melumat bibir Shani dengan rakus, mengabsen benda kenyal milik Shani beberapa menit sebelum akhirnya menyudahinya.

"Kamu berantakin lipstik saya Gracia." Ucap Shani bete. Gracia mengusap noda pink di bawah bibir Shani dengan ibu jari, senyum Gracia merekah. "Ya maaf, aku suka gemes kalo nyium bibir kamu, Ci."

"Enak ya bibir saya?." Tanya Shani menggoda.

Gracia nyengir sambil mengangguk mantab. "Bikin nagih, bawaanya pengen aku makan." Shani mendengus, namun tak urung, kedua pipinya bersemu, jantungnya jumpalitan, sekarang ia jadi gerah.

Tolong... Siapapun tampar pipi Shani, karena sekarang Shani jadi males pergi ke kantor, setan sudah merasuki jiwa raga berserta pikiranya, karena ia malah pengen ndusel Gracia jadinya.

Fitnah amat nuduh gue! Nyinyir si setan.

Shani melirik arloji di tanganya. Sudah jam 08.45. Mungkin tidak apa-apa jika ia telat ke kantor, dia sudah mengutus Jarwo juga untuk memantau para pekerja jika dirinya telat datang, tapi nanti ia di cari-cari sama kepala pasar nggak ya?

MY VILLAGE LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang