Part 22

2.4K 251 31
                                    

Hati Gracia hancur lebur melihat Shani balikan sama mantan tepat di depan matanya. Harus dengan cara apalagi supaya Gracia punya semangat jadi penikung handal? Suport sistemnya cuma Bhumi, tapi Bhumi sudah mencuri start duluan buat nikahin Siska.

Semesta kog jahat banget sih sama Gracia. Emangnya Gracia nggak boleh bahagia?

Setega itu Shani kepada dirinya. Gracia menangis sejadi-jadinya, apalagi mendengar ucapan manis Vino pas ngajak Shani balikan tadi. Beuh, hati Gracia udah lepas dari tempatnya, menggelinding terus di injek sama Vino.

"Dek, bukain pintunya donk!." Bhumi masih berusaha keras membujuk adiknya supaya mau membuka pintu. Sudah 2 jam sejak keberangkatan pesawat Shani dan Siska, sang adik tidak sudi membuka pintu. Bhumi ketar dan ketir takut adiknya gantung diri menggunakan tisu Wc.

"Dek, adiku yang cantik tiada tara..Bukain pintunya sayang, abang mau masuk."

Tidak ada respon. Bhumi menghela nafas, harus di bujuk dengan cara apa supaya adiknya mau keluar?

"Dek, beli kinderjoy yuk..Mau beli berapa? Sepuluh? Sebelas? Kamu selingkuh aku balas..Eh, enggak becanda..Beli sahamnya mau nggak? Tapi kejauhan..Yaudah beli apa donk? Plis keluar dek? Abang nangis nih kalo kamu gak bukain pintu."

Nihil.
Pintu masih terkunci rapat.

Di atas kasur. Tangis Gracia belum juga reda, musim penghujan sedang melanda mata Gracia saat ini, hatinya kayak meletusnya balon hijau dorrr, sangat kacau. Apalagi pikirannya, udah kayak Hp ngelag gara-gara memori penuh, tapi ini kepenuhan sama sosok Shani, dan Gracia nggak bakalan ngeriset isi otaknya, gak akan pernah, di bayar pake saham kinderjoy pun gak akan pernah sudi menghapus Shani dari kepalanya.

"Aku salah apaya Ci? Sampai Ci Shani tega beginiin aku? Ci Shani udah aku sayang sepenuh hati, jiwa dan raga aku udah aku kasih ke Ci Shani..Masa makasihnya dengan balikan sama mantan, sakit tau Ci, huaa...Tuhan, aku belum siap pulang, tapi ini sakit buangett..." Nangis lagi. Lahar bening membanjiri pipi mulus Gracia lagi.

Siapapun peluk Gracia donk!
Eh jangan macem-macem.

"Kenapa ya aku malah cewe, kan kalo aku cowo, aku udah pasti bisa nikahin Ci Shani..Nggak perlu di tikung Abang, nggak perlu Ci Shani ngarepin mantan!."

Apa perlu Pak Tarno sulap Gracia jadi cowok? Bim salabim jadi apa ?

Nyatanya. Memiliki kedekatan lebih, enggak selalu bisa sampai ke pelaminan, mencintai udah sepenuhnya, di balasnya seperlunya, berjuang mati-matian, kalah sama ajakan balikan mantan.

Gracia nangis lagi. Sekarang ia harus gimana? Merelakan Shani dengan Vino? Apa harus?

"Dek..Abang mau nyusul Siska, kamu ikut nggak?."

Kepala Gracia spontan menoleh kearah pintu. Apa kata Bhumi tadi? Nyusul Siska?

Gracia buru-buru menghapus air matanya, ia langsung turun dari kasur dan membuka pintu. Ia bisa melihat raut lega dari wajah sang Kakak, "Mau nyusul Siska kapan?."

Bhumi mendorong bahu Gracia sampai sang adik mundur. Lalu Bhumi ikutan masuk kedalam kamar, di peluknya adik semata wayangnya itu, melihat raut bengep Gracia, hati Bhumi rasanya seperti teriris. Terakhir kali adiknya begini itu waktu sang Papa ketahuan selingkuh dengan mantan nya dulu. Gracia ngurung di kamar nggak mau keluar sampai seminggu, sang Mama yang notabenenya istri sah Papa malah kelihatan santai, seakan udah jengah dengan tingkah bejat suami. Dan berakhir Mamanya harus merawat pasien yaitu anaknya sendiri. Gracia memiliki traumatik di kecewakan, dan sekarang dia haris kecewa lagi karena Shani balikan dengan mantan.

Kini Bhumi sadar bahwa dirinya telah menyakiti sang adik karna berniat mau menikahi Siska, yang artinya. Gracia tidak akan pernah bisa bersatu dengan Shani, gak akan ada kesempatan lagi buat Gracia menjalin hubungan dengan Shani.

MY VILLAGE LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang