🍁🍁🍁
"Itu dijemput sama ustadzah shofia sama supir pondok dan temen nya tadzah", jawabku polos." Supir pondok? Sejak kapan pondok kita punya supir ya!!"Ustadzah bertanya-tanya,
"Iya tadzah, ya gak tau tadzah",
🍁🍁🍁
Diawali dengan rasa yang biasa saja, aku tak pernah memiliki rasa untuk nya, aku sadar dengan apa yang ada pada diriku sangat-sangat lah berbeda dengan nya,
Dia seorang yang sangat dihormati banyak santri nya, disayangi keluarga nya.
Tak mungkin aku dengan tiba-tiba menyukainya,
Biar ku perjelas, saat pertama ku masuk dipesantren ini aku disuguhkan dengan orang-orang yang tak ku kenali sama sekali sebab memang aku datang dari luar pulau, saat itu aku berpikir,
"Ohhh.. Pasti ustadz dan ustadzah disini sudah berpengalaman semua dan mungkin semua sudah berkeluarga", batinku
Tapi saat aku dijemput dibandara yang ku kenal hanya ustadzah yang membantu ku saat pendaftaran yang awalnya juga aku mengira beliau hanya pengurus pondok seperti santri-santri pengabdian gitu,
Beliau ustadzah shofia ya ustadzah shofia, beliau sangat ramah, tutur katanya sopan, aku saja sepertinya yang kurang sopan, itulah kesan pertama saat bertemu beliau.
Dan ternyata yang jemput bukan hanya beliau, tapi beliau ditemani dengan dua orang laki-laki, sopir dan menurut ku dia juga seperti santri ngabdi. Aku tak terlalu memperdulikan itu bahkan aku hanya menundukkan kepala saat bertemu, aku hanya memberikan koperku untuk dimasukkan ke dalam jok mobil.
Kemudian kami pun beranjak dari bandara menuju pesantren, yang aku kira pesantren nya itu di dekat perkotaan dan dekat khalayak ramai tapi ternyata saat perjalanan sedikit demi sedikit memasukkan pedesaan.
"Ini kok lama kali ya baru sampai, jauh kali rasanya",batinku
Yap, benar akhirnya mobil yang kami tumpangi memasuki area persawahan dengan jalan yang hanya bisa berselisihan dua mobil dengan pas-pas an.
Aku tinggal di area persawahan lagi, ucap batinku sedih.
Tapi apa boleh buat, jalani saja
Dan tibalah didepan pesantren dengan rasa senang aku turun dari mobil dan memasuki kantor untuk mengurus administrasi yang tertunda karna saat itu aku mendaftarkan diri jalur online, setelah selesai aku pun diantar ustadzah shofia menuju kamar dan aku membawa koper ku sendiri.
"Kok gak dibawain sih", batinku
Sopir dan teman nya tadi langsung menghilang pikirku koper dan bawaan ku akan diantar sampai kamar,
"Siapa aku! Sadar diri woy", batinku
Pesantren bernuansa putih dan hijau, enak dipandang mata,
Kamar yang kan ku tempati bernuansa putih dan hijau juga, saat itu memang sudah ada santri putri yang masuk duluan bisa dibilang aku paling telat datang karna ada beberapa kendala.
Aku pun berkenalan satu persatu dengan teman sekamar ku mereka juga rama-ramah, satu kamar dihuni 6 orang
Teman pertama yang ku kenal ada: Ratih, Naila, Aisyah, Raisa, Haura, dan terakhir aku perkenalkan nama panjang ku Nuwaira shanum Arsyad biasa aku dipanggil Aira.
Kami berenam mulai akrab saat pertama kali bertemu karna memang ciri khas pesantren akan selalu rekat akan pertemanan karna setiap hari selalu bertemu mereka bahkan setiap jam nya bersama mereka, tidur pun bersama semua dilakukan bersama.
Saat malam tiba berkumpul lah kami dan para ustadzah pun datang ke asrama kami untuk mengunjungi santri baru, dan berkenalan satu persatu
Dan saat aku ditanya, aku pun menjawa sebisa ku,
Dan saat ditanya,
"Tadi yang jemput ustadzah shofia sama siapa? Tanya salah satu ustadzah yang belum ku ketahui namanya
" Oalah itu bukan supir pondok, itu mah ustadz rasyid sama satu lagi itu ustadz ahmad", jelas ustadzah seraya tertawa kecil karna ulahku.
"Oh itu ustadz ternyata tapi terlihat bukan seperti seorang ustadz, makanya saya kira cuman santri putra yang lagi ngabdi di sini tadzah", tuturku.
"Sekarang udah tau kan, kata ustadzah
Oh iya tadzah, nama ustadzah siapa", tanyaku
"Nama saya ustadzah laila, kamu nuwaira kan karna cuman kamu nih yang belum saya kenal karna saat acara TAAT (Ta'aruf ma'had) kamu belum datang ",tanya ustadzah balik
" iyya tadzah, tapi biasa dipanggil aira biar lebih mudah, hee jawab ku sambil nyengir.
" Baik aira", ucap ustadzah
Setelah kegiatan awal di pondok selesai dan setelah sholat isya berjama'ah aku dan teman-teman kembali ke kamar,
Ngapain!! Yo turu lapo maneh (ya tidur ngapain lagi)
"Emm ra, gimana cerita sih kok kamu bisa bilang kalo ustadz itu supir sih?" tanya naila kepo
"Ya karna memang dari tampilan, karna beliau gak pakai sarung, baju koko, atau pakai peci" jawab ku
"Lah terus pakai celana gitu" sahut Ratih
"Iya, pakai celana baju kaos terus kayaknya pakai topi deh dua-duanya" ucapku
"Emang kamu gak ngeliat wajahnya" tanya Ratih
"Nggak, orang aku pas ketemu sama ustadzah shofia, langsung ke mobil terus ada sih ngeliat tapi sekilas doang, pas aku ngasih koper buat dimasukkan di bagasi mobil. " jawabku
"Yaelah ai ai, kenapa kamu gak liat sih wajahnya kan sayang banget loh" ucap raisa nimbrung
"Eh kamu, gak boleh tau, ghadul bashor kalo kata ustadzah mah, " celotehan aisyah terdengar
"Iya nih raisa, ngadi-ngadi aja, tapi gak papa sih siapa tau jatuh hati pandangan pertama kan sa, " tambah naila mendukung perkataan raisa
"Iya bener tuh kalian mah sok-sok nolak rezeki, gak papa kan itung2 buat cuci mata, wk" jawab raisa dengan iringan pukulan kecil dari aisyah
Dan dia hanya membalas dengan cengengesan, emang kocak temen ku yang satu ini,
"Udah ih tidur yuk, udah malem, inget besok bangun jam 3 loh, setelah itu gak boleh tidur" ucap haura yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan kami tanpa nimbrung
"Iya ibu, ini anak-anak nya udah mau tidur, "canda raisa pada haura
"Udah pada ambil wudhu kan, " ucapku mengingatkan
"Iya udah" jawab mereka serentak
"Jangan lupa bawa do'a," ucap Aisyah
Setelah itu kami pun pergi ke alam mimpi Masing-masing tanpa disadari suara ngaji di mesjid pun mulai terdengar pertanda sebentar lagi akan adzan subuh.
Teman-teman ku masih pada tidur, dan aku keluar ke kamar mandi sekalian wudhu untuk shalat tahajud, sebenarnya gak sendiri ada beberapa anak dari kamar lain yang juga sedang berapa di kamar mandi, aku belum kenal sama mereka karna aku baru datang tadi sore, mungkin besok-besok aku akan kenalan sama mereka, itung-itung biar akrab sama semua teman-teman.
Setelah selesai aku kembali kamar dan sholat, tak lama setelah itu adzan shubuh pun berkumandang, untung teman-teman ku sudah bangun saat aku sholat tadi, biar gak susah aku bangunin nya, wk.
Kalo susah sih tinggal diguyur aja. canda kawan.
*Happy Reading*

KAMU SEDANG MEMBACA
Gate 338 (On Going)
Fiksi Umum(Bantu follow, vote dan comment, agar elfa semangat nulis nya) Gate 338 atau kebanyakan orang menyebut gate paling romantis karna tempat karna tempat ini titik temu antara suami istri setelah sholat di mesjid nabawi. Dan kisah ini aku buat seroman...