Bab 20

45 3 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Tuan!
Aku tau jika rindu akan terlepas setelah temu. Tapi kenapa kamu mengganggu tidur ku dengan bertemu di mimpi. Lebih baik bertemu orang tua ku lalu halal kan agar rindu kita tak berjarak lagi.
Kamu paham tuan?

R.Elfa







Sedari tadi aira terus merengek pada abang nya ingin ikut pergi, tak lepas dari situ dia terus memeluk lengan abang nya. Padahal posisi mereka saat ini ada di ndalem, karna ayah dan bunda masih berbincang-bincang pada abah yai dan bu nyai. Inilah baru terlihat sifat asli nya aira, yang tertutup di balik sikap dewasa nya dia ketika sendiri di sini tapi saat di depan orang tua dan abang nya di adalah little princess.

"Bang ayok, bilang sama ayah sha pengen keluar jalan-jalan. Healing bang healing." bisik nya pada dafa
Posisi nya saat ini ngendotan di samping dafa sambil menyembunyikan wajah nya di punggung dafa.

"Sok iye healing healing. Bilang sendiri loh dek."

"Aaaaa abang, " suara nya sedikit berteriak  dan semua orang memandang ke arah nya termasuk seseorang yang baru saja masuk ke ndalem

Sontak aira malu di lihat dan malah membenamkan kepalanya di belakang dafa yang sedang bersandar di sofa

"Kenapa dek, " tanya ayah Aira karna sedari tadi ia memperhatikan Aira sedikit gelisah.

"Ada yang pengen healing kata nya yah. " ucap dafa asal

Reflek Aira menabok lengan dafa. "Aww,, sakit dek." di balas cengiran oleh Aira

'Ya Allah gemes nya, pengen tak karungin' batin seseorang itu yang tak lain adalah gus rayyan yang ikut bergabung bersama di ruang tamu.
'Astaghfirullah rayyan sadar, maaf ya Allah hamba khilaf. '

"Kan gak lagi liburan dek, emang di bolehin sama abah yai." ucap ayah aira sebenarnya ia juga ingin mengajak putri nya keluar sebentar untuk refresh itung-itung hadiah karna sudah menyelesaikan setoran hafalan nya.

"Punten abah yai, Aira boleh ikut ayah ya? Gak lama kok paling semingguan. " ucap Aira sambil menampilkan pupy eyes nya dengan wajah yang memohon agar di beri izin.

"Loh kok seminggu, " bunda Aira kaget

"Heee, becanda bund." ucap nya dengan cengiran. Aira menyenggol lengan daffa guna minta pertolongan.  "Bang bantuin kek, " bisik nya

"Gak males, usaha sendiri lah, " ketus dafa ia sengaja

"Awas ya abis ini sha gambek sama abang. " ancam nya dengan tatapan tajam tapi bukan nya menakutkan tapi menggemaskan.

"Dihh, gambek kok bilang-bilang. " adu mulut dengan berbisik masih berlanjut

"Oke kita gak pren. " ucap Aira sambil bergeser menjauh dari dafa. Orang yang di dalam ruangan heran kenapa Aira bergeser padahal dari tadi nempel kek prangko gak bisa di lepas.

"Kenapa geser dek, " tanya Aira

"Kata nya gambek yah. " seisi ruangan tertawa dengan tingkah kakak-beradik itu. Tak luput dari gus rayyan yang sedikit memperhatikan tingkah Aira walau masih menjaga pandangan nya.

"Mohon maaf yai, mereka kalo di satuin emang gitu tapi giliran jauh aja kangen-kangenan." ucap ayah aira karna tak enak hati dengan kelakuan dua anak nya itu.

"Gak papa, udah biasa kok anak-anak kami juga seperti itu." kata abah yai

"Jadi bagaimana, Aira boleh kami bawa sebentar mungkin 3 hari saja." ayah Aira meminta izin kepada abah yai.

Gate 338 (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang