Bab 4 : Madrasah Diniyah

27 2 0
                                    

"ai, lima menit lagi bel bunyi," ucap raisa tergesa-gesa menunggu didepan kamar

Dan aku masih santai memaki jilbab karna aku baru siap-siap dan sudah ditungguin semua orang bahkan karna kesal mereka meninggalkan, dan tersisa cuman raisa

"Iya ini udah siap, tinggal pakai kaos kaki, " teriak ku dari dalam kamar

Baru pertama kali masuk kelas aja udah bikin masalah karna hampir telat, gimana sih aku, niat ngaji gak sih.. Canda ngaji

Untuk teman-teman ku semoga kalian sabar dengan sifat dan tingkah ku yang seperti ini

'Langkah kaki terdengar dekat seperti akan masuk ke kelas ini'

Sosok laki-laki berperawakan tinggi dengan poster tubuh yang menawan, mungkin wajah nya ganteng seperti oppa Korea, ah tidak. Jangan membayangkan yang aneh-aneh

Saat beliau duduk di depan kami semua hening serta menundukkan kepala karna takzim kepada guru, apalagi gurunya muda plus guanteng plus plus lah. Astagfirullah jaga pandangan kalian jangan melihat beliau seperti itu.

"Assalamu'alaikum wr.wb" membuka kelas yang hening dengan mengucapkan salam.

"Wa'alaikumussalam wr.wb" semua santri menjawab dengan takzim

"Baiklah untuk hari ini kita akan memulai pembelajaran dengan itu ana harap kalian bisa mendengarkan dengan seksama ketika ada yang kurang jelas silahkan bertanya, malu bertanya sesat dijalan, itulah kata pepatah. " tanpa jeda beliau menuturkan penjelasan

"Afwan ustadz, boleh ana izin bertanya" naila membuka suara dengan tegas

"Na'am, tafadholi, "

"Dari penjelasan ustadz tadi insyaallah kami semua paham ustadz, tapi ada baiknya kami mengetahui siapa nama ustadz, pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang tadz, " dengan polosnya naila mengatakan itu.

Aku yang berada disamping naila pun langsung memukul pelan tangan nya.

"Hush,,, ngawur kamu nai kok bisa-bisa nya nanya kek gitu, " ucapku pada naila

"Yah, biarin ai tapi kan bener kita gak tau siapa nama ustadz nya, "

"Afwan, ana sampai lupa memperkenalkan diri, terimakasih sudah mengingatkan. Perkenalkan nama ana Rayyan athar as-syibthi, biasa dipanggil athar, sudah cukup, ada yang mau kalian tau tentang saya lagi? Ustadz athar bertanya pada kami

" afwan ustadz, ustadz udah nikah" pertanyaan raisa membuat ku tercengang, bisa-bisa dia bertanya hal itu.

"Alhamdulillah........ Belum" jawab ustadz agak canggung

"Alhamdulillah, " ucapan raisa membuat seisi kelas terheran-heran.

'Mereka yang bertanya tapi yang malu malah aku, ya Allah ampuni dosa teman-teman hamba' bantinku

Setelah itu tak ada lagi pertanyaan aneh yang mereka keluar kan mungkin mereka sudah cukup dengan jawaban yang ustadz athar berikan,

Bel tanda selesai nya jam pelajaran untuk hari ini pun berbunyi, rasanya aku pengen tidur karna selama 1 jam lebih otak tu dan pikiran ku terus berkerja karna penjelasan dari ustadz yang rumit. Rasanya aku ingin menghilang kan diri dari kelas.

"Hmm, kalian inget nama belakang nya ustadz athar kan as-syibthi, bukannya itu sama dengan nama belakang nya abah yai, " ucap haura saat kami dalam perjalanan kembali ke kamar

"Ohh iya ya, berarti ustadz athar anak nya abah yai dong, berarti gus kan!! " ucap naila penuh semangat

"Iya nai, semangat banget denger kalo ustadz athar gus, suka ya, " ejek ku pada naila

Gate 338 (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang