Bab 5 : lantunan indah dari mu yang ku rindu

27 2 0
                                    

Hari sudah menunjukkan pukul 2:00 hari, aku terbangun karna mendengar alarm yang sengaja ku pasang lebih awal untuk melakukan rutinitas ku seperti dirumah, mendirikan sholat tahajud lalu sisa waktu sebelum azan shubuh berkumandang ku lakukan untuk Murojaah atau ziyadah hafalan ku,

Besok aku akan tes juz 30 setelah lulus barulah aku diperbolehkan untuk lanjut ke juz 1. Dengan menahan kantuk aku paksa untuk tetap Murojaah hafalan, aku bertekad harus semangat untuk menyelesaikan hafalan ku, menyempurnakan, dan mengistiqomah hingga akhir kelak. Disaat teman-teman ku tertidur pulas aku memilih untuk tetap duduk bersama do'i ku untuk bercengkrama merajut cinta, sebab dengan menumbuhkan rasa cinta pada nya akan lebih mudah untuk dihafal, begitulah bucin para penghafal Qur'an mereka menyebutkan nya dengan sebutan Do'i.

Sayup-sayup aku mendengar suara merdu lantunan ayat suci yang sangat indah, suaranya menentramkan jiwa bagi pendengar nya,, aku terbawa langkah untuk mendatangi sumber suara namun terhalang dengan adzan shubuh telah berkumandang.

'Siapa ya kok suara nya merdu banget,' gumamku dalam hati. 'Besok akan ku cari tau siapa si pemilik suara merdu itu' telah ku untuk mengetahui karna jujurly aku suka mendengar lantunan indah darinya, adem banget.

'Astaghfirullah sadar aira, jangan buat pikiran mu terpenuhi dengan memikirkan suara lawan jenis yang mampu membuat mu zinah pikiran' aku tersadar

Jadwal pagi seperti biasa setoran ziyadah ke ustadzah shofia, btw ternyata juga ustadzah shofia itu anak nya abah yai, dan aku baru tau setelah tau nama lengkap beliau yakni shofiatus sa'adah as-syibthi

As-syibthi adalah gelar dari buyut nya abah yai dan sampai beberapa keturunan pun akan memakai tambahan nama belakang as-syibthi. Pantes cantik, sopan santun akhlak nya diatas rata-rata, dan juga beliau lulus dari pondok pesantren Daruzzahro tarem, siapa yang tak mengenal pondok itu setiap wanita memimpikan ingin masuk kesana, sebab terkenal akan keilmuan, adab dan kebarokahan dari sayyidil habib umar alhafidz.

Setelah melewati antrian dari beberapa santri barulah giliran ku untuk maju ujian juz 30, Alhamdulillah aku diberi kelancaran dan aku dinyatakan lulus untuk melanjutkan juz 1, aku semakin semangat untuk ziyadah, agar target ku selama 3 untuk menyelesaikan 30 juz tercapai.

Di sela-sela kesibukan pikiran ku terus berkecamuk tentang siapa si pemilik suara merdu itu, ' ah sudah lah aira jangan memikirkan hal yang tak perlu dipikirkan.

Aira yang berusaha menepis selalu pikiran itu namun semakin ini lupa maka semakin ingat ia akan suara merdu itu. Tiga malam berturut-turut ia mendengar suara merdu itu namun entah mengapa ketika ia ingin mendekati dan mengetahui siapa, pasti ada yang menghalangi,

Hari ketiga dimana suara merdu itu terdengar lagi oleh nya, ia dikagetkan karna tiba-tiba raisa meminta nya untuk menemani ke kamar mandi,

"Aira kamu mau kemana, temenin aku dong ke kamar mandi,, takut, " ucap raisa

'Huhhh, gagal lagi, yasudah semoga besok malam aku mengetahui siapa dia, " gumamn Aira

"Ayo,, sekalian aku juga mau memperbarui wudhu ku, " ucapku agar raisa tak curiga akan pergi kemana aku.

Setelah hari itu Aira gak pernah mendengar suara merdu itu lagi, Aira mulai merasa kehilangan, akan kah Aira benar-benar jatuh hati pada si pemilik suara merdu itu. Rasa rindu akan suara itu terus bertambah, kadang Aira hanya bisa melawannya dengan sering Murojaah hafalannya, walau sekali-kali masih terganggu dengan rindu akan suara itu.

"Ai, kok kami akhir-akhir ini kek galau gitu sih, kenapa ada masalah? Sini cerita aku siap kok menjadi pendengar, " tanya naila

"Gak aku gak papa kok, "

"Kamu gak bisa bohong sama aku Aira, aku udah kenal kamu dari pertama kali kita disini, aku tau kamu itu orangnya ceria ai, raut wajah mu gak bisa berbohong Aira," naila memang mengerti dengan apa yang Aira rasakan

"Aku cerita sama kamu tapi kamu tolong rahasia kan ini dari siapa pun," ucap Aira

"Iya aku janji, mulutku gak ember bocor kok"

"jadi gini,,, beberapa bulan yang lalu, ketika aku bangun sekitar pukul 2 dan melakukan rutinitas seperti biasa, dan saat aku Murojaah didepan asrama, sayup-sayup aku mendengar lantunan ayat suci Al-Quran yang merdu banget bikin hati aku adem nai, 3 hari berturut-turut aku mendengar suara merdu itu dan setiap aku ingin mengetahui siapa pemilik suara itu saat aku ingin mendekati aku selalu terhalang oleh kumandangan adzan shubuh alhasil aku gak bisa tau itu siapa" Aira menceritakan semua nya

"Kamu jatuh hati sama si pemilik suara merdu itu ai"

"Aku gak tau rasa apa yang aku rasakan nai, yang jelas aku rindu akan suara merdu itu, sampai sekarang masih bertanya-tanya siapa, dan kemana dia sekarang" ucap Aira

"Oalah ternyata temenku ini lagi galau toh, ai aira yang ku kenal gak pernah menyukai lawan jenis ternyata bisa langsung jatuh hati hanya dengan suara merdu, " ucap naila

"Kamu ih kok malah ngejek aku, " ucap Aira kesel

"Gak gak aku gak ngejek ihh, terus gimana kamu sekarang masih gak bisa lupain" tanya naila

"Belum bisa nai, tapi akan aku coba, "

"Atau cari aja pengganti nya, tuh ada ustadz ahmad, sayang loh dianggurin" ucapnya tertawa

"Hush ngawur kamu nai, kamu mah ustadz mulu yang mau digebetin "

"Karna kalo mau ngegebet kang santri tapi kita gak pernah ketemu dan liat kang santri ai, jadi yang ada di depan mata aja, "

"Jadi udah sejauh mana memperjuangkan gus mu naila, " ucapku dengan nada serius tapi candaan

"Masih proses ai, tunggu saja naila nanti soraya tidak akan menyerah, walau badai menghadang, " tegasnya

"Hidih, sok sok an kamu " ucap ku

"Nama nya juga mau usaha memperbaiki keturunan ai" tawanya

"Semoga berhasil, tapi inget jangan berharap terlalu lebih pada manusia jika tak ingin berakhir kecewa," nasehat Aira

"Siap bu komandan" hormat layaknya TNI

"Tikung di sepertiga malam, sebut dalam do'a dan sujud, "

"Okeh ai, aku akan coba saran mu, "

"Tapi tetep ingat, serahkan dan kembalikan pada sangat penguasa takdir agar tak terlalu kecewa saat tak sesuai harapan kita" tutur Aira

Karna Aira gak mau lihat temannya sedih hanya karna gagal mendapatkan apa yang dia impikan, bukan satu hal yang mustahil karna semua sudah ada digarisan takdir.

"Baik bu komandan, do'akan aku ya. " ucapnya

"Do'a ku selalu naila"

Mereka sama-sama saling menguatkan satu sama lain, karna mereka berdua ibarat prangko yang kemana-mana berdua mulu, tapi bukan berarti mereka tak berteman baik dengan yang lain nya hanya saja karna semua orang akan menemukan teman ternyaman untuk dijadikan sahabat layaknya saudara. Semoga persahabatan kalian hingga surga.

Gate 338 (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang