Bab 27

21 1 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ini part terpanjang dengan 1900 kata semoga kalian gak bosan dengan cerita nya ya. Untuk saran dan kritik nya elfa sangat berharap kalian cantum kan aja di kolom komentar, nanti aku baca dan aku perbaiki lagi sesuai kritik dari kalian. Vote nya jangan lupa biar gak jadi pembaca gelap.

🍁🍁🍁

Turki dan awal ceritanya

Bangunan menjulang tinggi di pinggiran kota, jalanan yang sedikit di penuhi kendaraan pribadi tampak indah dari balkon apartement milik aira. Ya aira dan nafi tinggal di salah satu apartement berlokasi di istanbul. Mas agama sudah membeli satu unit apartement ini, dengan 2 kamar pribadi masing-masing memiliki kamar mandi dan toilet di dalam nya, dapur yang cukup luas, dan satu tuang yang di gunakan untuk bersantai dengan sofa panjang dan televisi. Semua sudah lengkap tersedia disini hanya bahan makan yang belum tersedia jadi aira dan nafi berencana akan pergi berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari sdan stok untuk satu bulan agar tak perlu repot jika harus sering berbelanja.

"Dek udah siap belum," panggil nafi dari luar kamar aira.
"Udah bang ini aira mau keluar kamar. "

Nafi dan aira pergi berbelanja di pusat perbelanjaan terbesar çarşı Istanbul,  butuh 30 menit jarak dari apartement ke tempat tersebut, dengan kerata cepat. Sebenarnya agam dan sahdan sudah membelikan sebuah mobil untuk mereka tapi karna mereka baru tiba kemarin dan nafi belum sempat mengurus nya dan harus langsung datang ke showroom nya. Mungkin akan datang besok, harus segera di urus karna minggu depan aira harus ke kampus untuk pendaftaran offline nya.

Sebelum itu pun nafi harus mengurus permit (izin tinggal). Lain hal nya aira dia sudah memiliki visa tinggal sebagai pelajaran di sini jadi tak membutuhkan permit lagi.

Bangunan nan megah dengan banyak nya berbagai jenis kebutuhan dari pangan, sandang dan lainnya. Pusat perbelanjaan ini memang patut di sebut terbesar karna memang semua lengkap dan ada di sini kecuali makanan Indonesia.

Tau kan makanan pokok penduduk Turki, bandung yang di olah menjadi sebuah makanan biasa di sebut roti, beda nya di Indonesia roti nya dengan berbagai topping tapi di sini roti hambar atau tanpa rasa. Bisa ku bayangkan bahwa aku mungkin tak menyukai nya.

Biasa nya mereka menyantap dengan teh panas atau kopi, dan tak tertinggal juga telur rebus pelengkap nya. Entah lah terbilang aneh tapi itulah mereka. Kita di dunia ini dengan beragam manusia dan beragam culture nya.

"Bang kita bagi tugas aja adek yang milih sayur-sayuran, abang bumbu dan lainnya, jajan jangan lupa juga, oh satu lagi my favorite adek jangan lupa." kata ku pada bang nafi, agar mempersingkat waktu jika harus berbarengan selalu akan membutuhkan waktu lama.

"Baiklah tuan putri perintah mu akan segera hamba laksanakan." tunduk nya layak seperti sayang istana pada tuan putri nya.

"Terimakasih, selamat melaksanakan tugas my brother."

Mereka berpisah di pintu masuk, aira berbelok ke kanan tempat satu mayur dan beragam buah serta lainnya. Sedangkan nafi berbelok ke kiri mencari semua liat belanja berbagai macam pertumbuhan dan perjajanan sang adik.

"Ada banyak sayur dan buah baru yang aku kenal, coba aja kali ya gimana rasa nya. Gak papa lah toh yang bayar kan bang nafi. " aira cekikikan saat memilah-milah buah dan sayur, ada beberapa yang baru ia kenal karna penasaran jadi lah semua yang baru ia beli sekedar mencicipi saja.

"Ini juga ya, tapi rasa nya gimana, kalo gak enak kan mubazir. " gumam nya pelan

"Di Indonesia memang gak ada seperti ini, jangan terkecoh dengan yang baru karna belum tentu rasa nya sesuai dengan selera lidah kita sebagai orang Indonesia." ucap seoranh pemuda dari samping kanan nya tiba-tiba.

Gate 338 (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang