Setelah hari terakhir aira mendengar suara merdu itu dan sampai saat ini ia tak pernah mendengar lagi, rindu itulah satu perasaan yang kini sedang ia rasakan, walaupun ia selalu berusaha untuk menepis rasa itu tapi kerap ia mimpi mendengar suara merdu itu.
Setelah hampir berbulan-bulan aira mulai reda dengan rasa rindu nya akan suara itu sebab ia selalu meminta pada sangat maha Cinta jika memang benar dia jodohku maka kuatkan aku dalam menjaga rasa ini agar tak selalu menghantui ku hingga aku lupa akan kewajiban ku,
Dengan begitu rasa tumbuh dalam hatinya mulai berdamai walau disetiap sujud di sepertiga malam ia selalu meminta hal yang sama meminta agar kelak ia akan bertemu dengan si pemilik suara merdu itu walaupun ia tak bisa dimiliki.
"Skip prihal jodoh aira, tujuan mu di sini untuk menuntut ilmu bukan mencari jodoh" gumam hati aira, ia kembali fokus pada tujuan untuk segera menyelesaikan hafalan dan mengejar cita-cita nya.
"Aira kamu dimana ai" teriak naila dari kejauhan
"Anak itu kebiasaan teriak seperti dihutan saja" omelku
"Ternyata kamu disini ai, aku cariin kemana-mana juga, sampai teriak-teriak gak jelas" ujarnya kesal
"Siapa suruh kamu teriak, aku denger walau kamu gak teriak juga nai, sengaja aja biar kamu kesel, " tawa aira
"Issshh, gak lucu airaaa, lagian kebiasaan banget kamu tiba-tiba menghilang, "
" iya ada perlu apa sih kok nyariin aku, rindu yaaaa" goda aira pada naila
"Idiihh, pede banget kamu, ngapain juga rindu sama bocah ngeselin kayak kamu, "
"Terus ngapain nyari aku" tanya aira
"Itu kamu dipanggil sama ning shofia disuruh ke ndalem kata beliau ada hal penting yang mau dibicarakan, " jelasnya dengan serius
"Haa! Yang bener kamu, perasaan aku gak ada bikin kesalahan deh, masa iya aku mau di takzir sih"
"Hussh, jangan suudzon, "
"Bukan suudzon tapi lebih ke takut sih nai, apalagi di ndalem nanti pasti ada gus juga, malu aku nai"
"Bagus dong, sekalian kalo ada gus oppa ku sampai kan salam dari aku yah"
" ih males banget, ketemu aja aku gak mau aplagi buat ngomong nyampein salam kamu" ucap aira
"Yaelah ai, kamu seperti musuh banget deh sama gus oppa ku"
"Gak biasa aja aku hanya menjaga diri saja supaya tak terlalu memperlihatkan diri untuk yang bukan mahrom apalagi itukan gus mu, aku menjaga perasaan mu"
"Aaaa aira kamu cocwit banget" rengek naila seperti anak kecil
"Udah ah nanti aku ditunggu lagi sama ning shofia"
Ucapku sambil berjalan meninggalkan naila
"Hati-hati ai kalo ada masalah sebut namaku tiga kali ya"
"Hemm"
Aira pun bergegas menuju ndalem untuk menemui ning shofia dan ya ternyata dugaan nya benar ia akan berpapasan dengn gus athar orang yang selalu ia hindari,
"Assalamu'alaikum" salam aira saat didepan pintu ruang tamu ndalem
Belum ada jawaban dan aira mencoba untuk yang kedua kalinya tapi belum sempat ia mengucapkan salam sudah muncul didepan pintu sosok laki-laki ya, benar itu gus athar
"Wa'alaikumussalam, iya ada apa? "
" itu gus saya tadi dipanggil ke ndalem sama ning shofia, ning shofia nya ada. " jawabku
"Ohh sebentar saya panggikan"
Aira masih berdiri didepan pintu menunggu ning shofia datang karna ia tak akan berani untukasuk jika tak ada perintah dari ndalem. Tak lama kemudian ning shofia pun datang
"Aira, ayo masuk duduk dulu, ada yang sama mau sampai kan mengenai lomba MTQ untuk bulan depan" jelas ning shofia
"Huffh untung saja tidak mengenai tentang diriku, " batin Aira
"Ana minta tolong buat kamu jadi panitia untuk persiapan MTQ dan kamu pun ikut serta dalam acara tersebut, ini catatan tentang MTQ nya semua sudah tertera, jenis-jenis lomba dan peraturan lomba nya, ana harap kalian bisa ikut serta dalam lomba ini agar kita bisa sekaligus mempromosikan tentang pesantren kita, ana yakin kalian semua santri berbakat, satu lagi pesan ana agar kalian ikut lomba ini bukan untuk menang sebab menang ataupun kalah hal biasa, jadikan ini pengalaman untuk kalian" jelas ning dengan seksama, Aira hanya tunduk dan mendengarkan penjelasan sesekali ditanya ia pun menjawab dengan tegas dan tepan
"InsyaAllah ning, ana akan melaksanakan titah sampean dengan segera. "
"Dari kelas wustho dan ulya sudah ada 10 orang perwakilan, mereka terpilih sebab sudah dilakukan seleksi sebelum nya, dan ana harap kelas ula bisa memberi perwakilan 10 orang karna selama ana mengajar kalian ana bisa menilai progres kalian walau kalian baru 4 bulan disini" tutur ning shofia
"Nggeh ning, InsyaAllah ana akan ajak teman-teman untuk ikut serta dalam MTQ kali ini"
"Terimakasih Aira atas bantuan nya,"
"Nggeh sama-sama ning, sudah kewajiban ana untuk melakukan nya, " ucap aira
Aira kembali ke asrama untuk memberitahu kan kepada teman-teman nya, tapi saat perjalanan Aira seperti merasa ada yang sedang memperhatikan nya. Tapi ia tak memperdulikan hal itu, ia tetap berjalan menuju asrama.
Dari kejauhan memang ada seseorang memperhatikan Aira, gadis bermata hazel yang tanpa sengaja menabraknya saat akan berjamaah sholat shubuh.
Ya Aira dia lah orangnya saat hari pertama dipesantren dia hampir telat sholat shubuh berjamaah.
"Semoga kita bisa bertemu dengan status yang berbeda, anti membuat ana jatuh hati karna kegigihan anti dalam memperjuangkan kalamullah yang sedang anti hafal, ana akan menjaga rasa ini agar tetap ada walau saat ini kita belum bisa bersama, ana akan memperjuangkan anti di sepertiga malam, biarkan do'a menjadi bahasa rindu untuk ana agar cinta ini terjaga tetap dalam kesuciannya. " batin nya
Sebelum ia pergi meninggalkan tempat itu untuk beberapa tahun kedepan ia berpamitan dengan Aira dari jarak jauh tanpa diketahui Aira.
Sebenarnya ingin sekali dia mendekati aira dan berkenalan untuk sekedar tau nama saja, tapi ia tak punya banyak waktu sebab pesawat menuju yaman akan take off sebentar lagi dan ia harus segera menuju bandara.
"Ayo nak, sebentar lagi pesawat akan berangkat kita bisa terlambat untuk ke bandara jika kamu terus berdiri disana," ucap seorang laki-laki paruh baya
"Na'am buya ana udah siap, " ternyata laki-laki perusahaan baya itu adalah orang tua nya
"Siapa yang kamu perhatian dari tadi nak, " tanya buya
"Bukan siapa-siapa buya, ana hanya melihat-lihat sekitarnya saja".
"Kamu gak bisa berbohong dengan buya nak, buya paham betul dengan sifat dan karakter mu, tatapan mu gak bisa bohong, "
"Buya selalu saja tau apa yang ana rasakan, hanya mengagumi Buya karna dia seperti nya berbeda dari kebanyakan wanita sebab kecintaan dengan Al-Quran membuat ana kagum dengan nya, " jelas nya
"Siapa dia yang mampu membuat hati anak Buya ini luluh" ledek buya
"Buyaaa, kok malah ngeledek sih, ana serius Buya"
"Umma liat Buya ngeledekin , " adunya pada wanita yang berasal disebelah Buya
"Buya anak nya lagi jatuh cinta kok malah diledekin" bela umma
"Yaudah sepulang nya kamu dari yaman Buya akan lamarkan dia untuk anak Buya yang ganteng ini"
Percakapan mereka terhenti karna sudah tiba di bandara dan dia pun berpamitan kepada kedua orang tuanya.
*Happy Reading*
KAMU SEDANG MEMBACA
Gate 338 (On Going)
General Fiction(Bantu follow, vote dan comment, agar elfa semangat nulis nya) Gate 338 atau kebanyakan orang menyebut gate paling romantis karna tempat karna tempat ini titik temu antara suami istri setelah sholat di mesjid nabawi. Dan kisah ini aku buat seroman...