Bab 11

51 3 0
                                    

Cerita ini hanya fiksi dan imajinasi author ya, mohon maaf untuk kesamaan nama dan tempat, cerita ini tidak ada unsur plagiat antara author lain murni dari imajinasi author sendiri, untuk typo dan kekeliruan dalam bahasa dan tanda bahasa mohon di maklumi karna author masih pemula dalam berkarya. mohon  Support dengan vote dan comment di setiap bab nya ya. Terimakasih semoga bisa menemani saat waktu luang.
Terimakasih sudah mampir di cerita author ya. Lofyu sekebon😘

Ttd:Author

Bagaimana rasa nya hidup berdampingan

dengan trauma dan ketakutan,?

Menakutkan dan mencekan tapi hidup

harus tetap berlanjut. Untuk yang

mengalami tetap semangat ya, aku tau

kamu lelah, tapi jangan nyerah sampai

rasa itu hilang dan kamu bisa berdamai.
-sepatahdarisipatah-

Suasana cerah, dengan diiringi sholawat, ada yang dengan lantunan ayat suci Al-Quran, dengan berbagai kegiatan. Semua orang berkumpul di satu ruangan bernuansa putih tulang, dengan satu panggung dan beberapa meja dan kursi untuk para juri, dan satu mimbar untuk pembawa acara, di sisi lain terdapat ratusan kursi berwana putih yang di lapisi kain. Peserta dari semua pesantren berkumpul menunggu hasil dari penampilan mereka, hasil dari perjuangan mereka yang sudah di siapkan berbulan-bulan lama nya. Ada sedikit harapan dari diri mereka untuk menaiki panggung dan memegang piala kemenangan, ada pula yang tak berharap banyak akan hal itu karna tujuan nya hanya menambah ilmu dan wawasan. Semua tergantung niat dan keinginan masing-masing.

Seperti salah satu sabda Rasulullah SAW.
الاعمال بالنية
"Amal perbuatan itu tergantung niat. "

"Assalamu'alaikum wr.wb, "
Suara lantang terdengar dari pengeras suara yang di pegang oleh pembawa acara, yang mana dia akan menyebutkan satu persatu nama yang telah di pilih oleh juri, peserta yang memiliki nilai tertinggi dari setiap cabang perlombaan.

"Sore ini, saya berdiri di sini untuk membaca kan hasil dari penilaian para dewan juri dari semua cabang perlombaan." MC mulai membacakan satu persatu dari cabang lomba, dan sampai lah pada cabang karya tulis Ilmiah, juara 2 dan tiga sudah di sebut siapa pemenangnya tapi tak ada nama aira di antara salah satu nya.

Hati kecil aira berbatin, sudah tak ada harapan mana mungkin akun di posisi satu karna ada yang lebih bagus dari nya, dia tidak insecure hanya sadar diri atas kemampuan nya, dia pasrah dengan hasil nya.

"Juara pertama jatuh kepada perwakilan dari pondok pesantren............ "
MC memperlambat tempo ucapan nya, supaya semua orang penasaran karna ini cabang lomba yang terakhir di sebutkan, degupan jantung aira sudah tak karuan sama seperti awal dia akan maju ke atas panggung.

"Dipersilahkan kepada perwakilan pondok pesantren Al-madinaturridho untuk maju mengambil hadiah yang telah kami siapkan, peserta bernama Nuwaira Shanum arsya, memperoleh nilai tertinggi 9,9
Dengan tidak ada catatan kesalahan dan karya nya di nyatakan nyaris sempurna."

Bahagia?
Tentu nya, rasa syukur lebih tepat nya, tak ada yang mampu di ucapkan selain hamdallah, dan pujian pada allah sebab semua atas izin-Nya, perasaan aira kini campur aduk, tak terasa air mata bahagia lolos dari pipi nya, air mata dengan iringan senyum bahagia.
Langkah aira maju menuju atas panggung dengan riuh tepuk tangan para penonton lainnya hanya saja tak ada keluarga yang menyaksikan nya. Tak mengapa syukuri segala apa yang telah di berikan tanpa menuntut terlalu banyak.

Sesampainya di panggung, aira menerima penghargaan berupa piagam, dan Piala serta uang tunai dengan jumlah yang cukup besar, setelah semua menerima penghargaan dari masing-masing yang mereka dapat, mereka kembali ke tempat duduk masing-masing menanti kan pengumuman selanjutnya dan kata sambutan terakhir dari pihak pelaksanaan musabaqoh sekaligus do'a penutup.

"Dengan berakhir do'a tadi maka berakhir lag acara kita pada sore hari ini, kami dari panitia pelaksana mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dan atas segala keterbatasan tempat dan waktu, semoga kita bisa bertemu di tahun berikutnya pada acara yang sama." MC menutup acara dengan ucapan hamdallah dan diiringi seluruh yang hadir di sana.

Selesai lah acara kami, setelah itu kami menuju titik kumpul yang disepakati di awal kepergian tadi untuk menghindari ada yang tertinggal atau sebagai nya, karna santri-santri nya bisa dibilang jarang keluar dan tidak tau daerah sekitar jadi sebelum pulang harus berkumpul semua. Satu persatu santri yang ikut serta sudah berkumpul disini jadi kami memutuskan untuk langsung pulang karna sudah ditunggu oleh pihak pesantren sebagai sambutan santri berprestasi dan malam ini langsung di adakan acara syukuran dan untuk memberi penghargaan kepada santri yang telah ikut, baik yang  juara atau yang tidak.

Jalanan padat dengan manusia yang sedang berkendara, baik mengendarai mobil, motor dan sebagai nya, sedikit macet karna banyak yang baru keluar dari kantor nya, pulang menuju rumah masing-masing, mendatangi keluarga tercinta mereka. Pandangan ku terfokus pada indah nya langit sore hari, langit hingga sore hari, senja sore ini menyebabkan rindu yang lama tertampung kembali terasa karna kenangan di senja adalah kenangan terindah yang tak terlupakan. Aku rindu tapi aku harus kuat untuk sebuah impian besar. Memasuki jalan kecil, dengan samping kiri kanan hamparan hijau nan menyejukkan mata, terasa tenang saat memandang, warna hijau mudah dari padi yang sedang di semai, sebagian lagi sudah menguning dan menunduk tanda padi siap di panen. Menempuh jarak kurang lebih 1 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di pondok dengan selamat.

Seluruh santri sudah berkumpul di mesjid untuk melaksanakan kewajiban sholat maghrib berjama'ah, berhubungan ba'da isya akan ada acara pemberian hadiah dari pihak pondok untuk santri yang mendapat juara dan yang belum, makan kegiatan fahmi bisyauqin yang biasa kami lakukan ba'da isya maka di ganti ba'da Maghrib,
Famī bi Syauqin
Pasti kata yang sudah lumrah di kalangan para huffaz terlebih alumni dan para santri lirboyo.
Di kalangan para penghafal Qur’an (ḥuffāẓ), cara menamatkan bacaan Qur’an dalam tujuh hari itu sering disebut Fami bi Syauqin – arti harfiahnya, “bibirku selalu rindu (membaca Qur’an)”. Istilah tersebut terdiri atas rangkaian tujuh huruf fa’, mim, ya’, ba’, syin, wau, dan qaf yang menandai masing-masing kelompok (ḥizb atau manzil).

Tanda Manzil

Fa’ adalah Surah al-Fatihah sampai akhir Surah an-Nisa (ḥizb/manzil 1);
Mim adalah Surah al-Ma’idah sampai akhir Surah at-Taubah (ḥizb/manzil 2);
Ya’ adalah Surah Yunus sampai akhir Surah an-Nahl (ḥizb/manzil 3);
Ba’ adalah Surah Bani Isra’il sampai akhir Surah al-Furqan (ḥizb/manzil 4);
Syin adalah Surah asy-Syu’ara’ sampai akhir Surah Yasin (ḥizb/manzil 5);
Wau adalah Surah Was-Saffat sampai akhir Surah al-Hujurat (ḥizb/manzil 6);
Qaf adalah Surah Qaf sampai akhir Surah an-Nas (ḥizb/manzil 7).
Menamatkan bacaan Al-Qur’an dalam tujuh hari adalah tradisi salafuṣ-ṣāliḥ (generasi pendahulu yang saleh). Sebagian besar sahabat Rasulullah saw mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tujuh hari, sebagaimana anjuran Rasulullah saw kepada Abdullah bin Umar r.a., “Bacalah Al-Qur’an sampai khatam dalam tujuh hari dan jangan lebih cepat dari itu.” Cara membaca seperti ini disebut khatmatul-aḥzāb (mengkhatamkan Al-Qur’an berdasarkan ḥizb-ḥizb (kelompok), sebagaimana diriwayatkan dalam asar yang dinisbatkan kepada Ali bin Abi Talib. Membaca berdasarkan hizb Famī bi Syauqin dimulai pada hari Jumat dan khatam pada hari Kamis atau malam Jumat.
(Sumber: Brosur Forum Pelayan Al-Qur’an)

Happy Reading
Vote and comment ❤

Gate 338 (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang