Happy Reading!!!!!
***
Senja melangkahkan kakinya ke dalam Resto yang hanya berjarak 15 menit dari apartemennya. Matanya mengamati sekeliling resto, sebelum menuju Adam yang melambai dengan senyum lebar padanya. Menarik kursi di hadapan Adam. "Sudah lama nunggu?"
"Gue kayaknya salah waktu deh. Lo terlihat siap untuk acara lain. Jangan bilang gue mengganggu di saat yang tidak tepat?" Adam mengamati penampilan Senja yang sudah rapi. Restoran ini memang dekat dari Apartemen Senja, tetapi waktu yang diperlukan Senja untuk bersiap-siap dan tiba di restoran tidak akan sesingkat ini. Kemungkinan saat Adam mengajaknya sarapan bersama Senja sedang dalam perjalanan ke tempat lain. Dia cukup beruntung Senja tidak mengabaikannya seperti biasanya.
Senja mengibas santai, "Bukan salahmu. Aku memang berencana mentraktirmu makan. Aku harus minta maaf membiarkan kamu melakukan promosi lagu sendiri."
Adam mengibas santai. "Gue nggak sekejam meminta orang yang baru saja keluar dari rumah sakit untuk langsung bekerja. Tanpa perlu promosi pun gue yakin album ini akan sukses. Kapan coba Senja Ayupita tidak sukses?" Pujinya dengan kerlingan nakal. "Tetapi gue akan tetap menerima permintaan maaf itu. Hanya saja sarapan ini nggak masuk hitungan. Gue lebih suka menerima traktiran dinner." Dia tidak melewatkan kesempatan.
Senja tercengang sejenak. Lalu menggelengkan kepala, "Oke. Sepertinya aku terjebak. Tapi aku akan menerima karena aku yang menawarkannya." Hanya makan malam. Bukan masalah.
"Jadi bisa kapan saja? Pas banget. Malam ini gue ada acara makan malam dengan keluarga besar. Lo mau datang?"
"Aku tarik kembali tawarannya." Senja mengangkat kedua tangannya cepat.
Adam tergelak, "Gue bercanda. Bisa-bisa kalau gue beneran bawa lo, nyokap gue yang akan memonopoli lo. Seperti yang gue bilang sebelumnya nyokap penggemar berat lo. Gue juga takut lo akan langsung memblokir nomor gue. Saat ini saja lo terlihat berniat untuk kabur." Candanya dengan mata jenaka. "Hubungi saja kapan pun lo punya waktu luang, Gue bisa mengosongkan jadwal untuk makan malam dengan Senja Ayupita."
"Itu sindiran? Kayaknya hampir semua orang di Derf tau kalau aku sekarang menganggur. Semuanya di-cancel." Senja tidak menanggapi rayuan Adam. Semangat laki-laki itu membuat Senja merasa Adam cukup lucu, tetapi sayangnya Senja telah terbiasa dengan laki-laki yang mengejarnya. Hampir mati rasa sebenarnya. Dia berpikir sejenak, "Tapi untuk minggu ini sepertinya nggak bisa. Setelah itu kamu bisa menghubungiku."
"Ada acara lain? Seperti sekarang? Kencan mungkin?"
Senja memutar matanya, "No. Aku harus merawat teman yang sedang sakit." Bahu Saka memang butuh tiga minggu untuk sembuh, tetapi untuk beberapa hari ke depan luka Saka masih rentan terbuka kembali. Jadi Senja berencana seharian membantu Saka pada rentang waktu itu.
"Really? Teman itu membuat gue cukup iri. Gue jadi ingin sakit. Apa gue terhitung teman yang akan dirawat Senja Ayupita saat sedang sakit?"
"Aku pikir akan lebih banyak perempuan yang bersedia melakukan itu. Resti sepertinya bisa menyebutkan beberapa." Balas Senja.
"Sepertinya gue harus berusaha keras mengubah citra yang melekat di diri gue. Media selalu berlebihan, gue nggak punya hubungan sebanyak yang disebutkan."
"Sebanyak yang disebutkan sih mungkin nggak, tapi cukup banyak, kan?" Senja membentuk tanda kutip dengan dua jarinya.
Adam kembali tergelak meski Senja tidak sedang melucu. "Oh ya, rencananya gue mau membawanya sebagai oleh-oleh saat menjenguk tapi lo sudah keburu keluar dari rumah sakit. Ini baru gue beli tadi malam, sebelum take off dari Makasar."

KAMU SEDANG MEMBACA
About Us (Tamat)
ChickLitSenja dan Saka sudah lama menyerah, bagi mereka hidup hanya tentang bertahan, ada dinding batas yang sulit untuk mereka runtuhkan. Mereka pernah bahagia bersama, namun perpisahan menyakitkan terjadi ketika mereka hanya memiliki satu sama lain. Bert...