Happy Reading!
***
Setelah kembali dari apartemen Senja, Saka langsung mandi, makanan yang menjadi alasannya pergi masih tergeletak di pantri. Dengan rambut yang masih setengah basah, Saka duduk dan menonton video klip lagu terbaru Senja. Matanya menatap kedua laki-laki yang bersama Senja dalam layar televisi. Dia kemudian melirik jam yang menunjunkan hampir pukul sebelas malam.
Saka bersandar dan memejamkan matanya, dulu waktu ini adalah salah satu waktu yang paling disukainya. Saat Sky'Cafe mulai sepi dan pelanggan sudah tidak ramai, di saat itu Saka akan punya kesempatan mengamati Senja yang sedang bernyanyi. Gadis itu sesekali akan mengedip nakal ke arahnya. Terkadang Senja juga akan mendelik kesal karena beberapa pelanggan yang kata Senja mendekatinya. Meski Saka sebenarnya tidak mengingat pelanggan mana yang dimaksud Senja. Di sudut Sky'Cafe, saat kafe akan tutup dia juga ingat akan ciuman pertama mereka. Ciuman yang sebenarnya hanya kecupan singkat karena mereka berdua sama-sama tidak punya pengalaman apa pun. Hal itu terjadi setelah mereka saling mengenal selama hampir setahun. Saka bahkan masih ingat rasa tergelitik yang membuatnya tidak bisa memejamkan mata sama sekali hari itu. Dia seperti orang bodoh yang tidak mampu menghilangkan bayangan wajah malu-malu Senja.
Hubungannya dengan Senja tidak banyak diketahui orang. Bahkan Erik hanya tahu Saka mempunyai pacar dan tidak pernah bertemu langsung dengan Senja. Erik sering kali mengejek kalau Saka jatuh cinta dengan hantu penunggu gedung terbengkalai yang menjadi tempatnya dan Senja selalu bertemu. Rahasia mengenai hubungan mereka tidak hanya berlaku di kampus, tetapi juga di Sky'cafe. Mereka sebenarnya tidak pernah benar-benar berencana menyembunyikan hubungan mereka. Hanya saja keduanya sama-sama tidak menyukai perhatian yang tidak perlu.
Tetapi ada satu waktu di mana Saka benar-benar membencinya. Senja selalu berpikir bahwa banyak pelanggan mendekati Saka. Gadis itu tidak menyadari kalau tatapan dari pemain bass dan drum yang mengiringinya di panggung selalu tertuju padanya. Dan itu bukan perasaan suka sekilas yang dialami gadis-gadis pada Saka. Mereka benar-benar menyukai Senja.
Senja mungkin tidak akan pernah tahu kalau kecupan pertama mereka terjadi karena Saka terganggu dengan kehadiran pemain bass yang berencana menyatakan perasaan pada Senja.
Senja tidak akan pernah tahu bertapa takutnya Saka kehilangan wanita itu.
Sama seperti malam ini. Dan lebih buruk dari saat itu, karena dia sudah pernah kehilangan Senja untuk orang lain. Di depan Senja mungkin dia bisa bersikap tenang. Tetapi hal itu hanya dilakukannya agar tidak menakuti Senja.
Ting...Tong...
Saka membuka matanya. Mengernyit karena tamu yang tiba pada waktu yang tidak biasa. Saat Saka membuka pintu dia tidak menyangka akan melihat seseorang yang baru saja di pikirkannya.
Senja berdiri di depannya pintu apartemennya.
Saka tertegun ketika melihat mata merah dan tatapan lelah yang membayang di wajah Senja. Riasan di wajah Senja tampak sedikit luntur dengan pakaian yang belum diganti. Mengenakan gaun yang sama yang dikenakannya untuk makan malam bersama Adam. Masih sama dengan saat Saka datang ke apartemen Senja.
"Aku lapar," Ucapnya seperti melantur.
Saka tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Senja, menggenggamnya erat. Dia mengangguk, "Untung saja makanannya yang kamu pesan cukup banyak. Ayo makan bersama, aku juga baru mau makan." Dia menarik Senja masuk. Tidak membahas Senja yang baru saja makan malam atau alasan Senja datang. Saka mulai menata makanan ke atas piring. Menyerahkan satu pada Senja.
Senja menerimanya dan mulai menyuap makanannya. Mengunyahnya dengan mata merah. Saat merasa matanya basah, Senja segera mengusapnya. Dia melakukan itu dengan kepala tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us (Tamat)
ChickLitSenja dan Saka sudah lama menyerah, bagi mereka hidup hanya tentang bertahan, ada dinding batas yang sulit untuk mereka runtuhkan. Mereka pernah bahagia bersama, namun perpisahan menyakitkan terjadi ketika mereka hanya memiliki satu sama lain. Bert...