Ramai. Sekumpulan manusia dengan kamera yang tergantung di leher dan ponsel di angkat tinggi menunggu Senja keluar dari bandara. Mengambil potretnya untuk dijadikan bahan berita. Segala tentangnya yang akan menarik perhatian pencintanya. Bahkan hal sekecil apa pun itu.
Senja Ayupita. Namanya tidak pernah surut sebagai penyanyi teratas selama delapan tahun kariernya. Lagu pertama yang dirilisnya mengantarkannya ke tangga teratas. Dan selama itu dia tidak pernah turun. Berdiri di puncak. Meski wartawan tidak berhenti menyebutkan betapa angkuhnya Senja Ayupita namun publik seolah tidak peduli. Mereka jatuh cinta dengan Senja dan segala musiknya. Senja membuktikan dirinya sendiri, semua lagu yang dinyanyikannya selalu terekam dalam benak setiap orang. Lagu yang merupakan ciptaannya sendiri.
Senja keluar dari terminal kedatangan, muncul di antara ramainya manusia. Namun tanpa perlu berusaha dia sudah menjadi pusatnya. Dia tidak membawa barang apa pun karena itu bukan tugasnya. Dengan dagu yang terangkat tinggi, Senja melangkah dengan langkah cepat dan lebar. Tahu jika dia berhenti barang sejenak saja maka kumpulan manusia yang dinamakan reporter itu akan bertanya tanpa henti dan menghalangi langkahnya.
Tangan reporter yang memegang kamera tidak henti mengambil gambar, suara jepretan kamera terdengar dari sekelilingnya. Namun mata Senja bahkan tidak berkedip. Dia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian. Meski dengan penampilan seadanya.
Minyak di wajahnya akibat tertidur di pesawat mungkin akan membuat wajahnya terlihat mengkilap, anak-anak rambutnya jatuh karena dicepol asal, selain itu dia hanya mengenakan pakaian santai. Kaos putih, celana jeans hitam, dan sepatu kets merah yang senada dengan warna bibirnya. Berhubung hanya lipstick merahnya yang bertahan awet di wajah Senja.
Namun dia masihlah Senja Ayupita. Bersinar. Mempesona dengan wajah rupawan yang kerap mengundang pujian. Dia melangkah tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh mereka. Di sampingnya sudah ada Resti yang merupakan asistennya, serta pengawal yang melindunginya dari himpitan reporter. Pencari berita yang masih tidak menyerah meraup informasi atau hanya sekedar mengambil potretnya saja. Mungkin akan dijadikan sebagai bahan berita tidak penting tentang keadaan Senja, yang hanya sekadar asumsi mereka. Beberapa pasti akan dilebih-lebihkan. Dan terkadang hanya mengada-ada.
Bukannya masyarakat lebih suka mendengar sensasi dari pada prestasi?
Setelah berjalan hampir 200 meter dengan berdesakkan hingga akhirnya dia sampai di depan mobilnya. Mobil keluaran terbaru yang harganya lebih mahal dibanding harga rumah kebanyakan orang. Padahal fungsinya hanya untuk dikendarai saja. Jika bertabrakan dengan truk tetap akan kalah. Penumpang kebanyakan akan tetap tewas di tempat.
Pintu mobil terbuka, Senja hendak masuk. Namun entah ada angin apa dia memilih memutar tubuhnya. Menengok ke belakang.
Matanya berpendar jauh ke arah kerumunan. Memandang lautan manusia itu. Dia merasa ada seseorang yang menatapnya. Namun, saat ini ada terlalu banyak mata yang melihat ke arahnya. Senja sendiri merasa heran.
Apa yang sebenarnya dicarinya?
Seruan dari Mia yang memintanya segera masuk menghentikannya untuk terus mencari sesuatu yang dia bahkan tidak tahu apa yang dicarinya. Bandara adalah tempat yang ramai, penerbangan yang tiada henti, manusia berlalu lalang tanpa kenal waktu. Di atas semua itu, kerumunan orang-orang yang menatapnya tentu saja tidak hanya ada satu-dua orang saja. Lalu untuk apa dia mencari tahu siapa yang menatapnya?
Senja masuk ke dalam mobil setelah tersenyum pada para reporter. Senyum yang segera memudar begitu pintu mobilnya ditutup, dia menampilkan raut wajah datar yang menjadi andalannya. Raut wajah yang terkadang menjadi penyebab banyaknya hujatan yang diterimanya. Yah, Senja sudah terbiasa. Dia menyandarkan tubuhnya sembari memijit keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us (Tamat)
Romanzi rosa / ChickLitSenja dan Saka sudah lama menyerah, bagi mereka hidup hanya tentang bertahan, ada dinding batas yang sulit untuk mereka runtuhkan. Mereka pernah bahagia bersama, namun perpisahan menyakitkan terjadi ketika mereka hanya memiliki satu sama lain. Bert...