Bab 14

1.2K 84 1
                                    

Happy Reading!!!

Jangan Lupa Vote dan Koment, Ya!!!

***

Suara langkah kaki dua orang itu berpadu di antara riuh suara kendaraan di sekitar mereka. Senja menatap punggung laki-laki di depannya dengan awas, namun tetap mengikuti langkah cepat laki-laki yang Senja tahu bernama Saka, itu pun hanya dari percakapan yang senja curi dengar dari gadis di rooftop tadi. Jika Ayahnya di sini dia mungkin akan memarahinya, padahal Ayahnya sudah sering mengingatkan Senja untuk tidak mengikuti orang asing, tetapi Senja dengan kenekatannya malah mengikuti laki-laki yang justru menawarkan Senja pekerjaan pada pertemuan pertama.

Jika laki-laki itu adalah orang jahat bagaimana?

Tetapi katakan saja insting, Senja bisa merasakan bahwa laki-laki di depannya ini tidak berniat jahat. Selama Senja seminggu ini bukannya Senja baik-baik saja meski hanya berdua saja dengan laki-laki itu di rooftop? Lagi pula melihat dari lingkungan sekitar tempat yang dituju laki-laki itu bukan tempat yang aneh. Jalan-jalan sekitar ramai dengan manusia jadi Senja tinggal berteriak saja jika ada masalah. 15 menit berjalan dari jalan raya, mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. Laki-laki itu mendorong pintu kaca di depannya dengan santai.

Senja melirik nama tempat itu. Sky'Caffe. Kafe dengan atap berwarna biru cerah sedangkan dinding bagian luarnya berwarna hitam. Aneh. Namun yang menarik perhatian Senja justru banyaknya tanaman di sekeliling kafe itu. Disusun berjajar rapi memenuhi bagian luar dari tempat itu.

"Ayo masuk." Suara Saka menyadarkan Senja yang asik sendiri.

Dia menatap laki-laki yang sudah masuk lebih dulu. Lalu mengikuti. Melewati tanaman yang ternyata juga diletakkan di dalam ruangan, berjajar rapi di menghiasi dinding kafe itu, meski tidak sebanyak tanaman yang berada di luar. Beberapa meja bagian dalam terisi, tidak terlalu ramai. Mungkin bukan jam sibuk.

"Tunggu di sini." Kata Saka.

Laki-laki itu menatap Senja sejenak sebelum beranjak pergi, masuk kebagian dalam kafe. Melewati pintu yang bertulis khusus untuk staf. Meninggalkan Senja yang kembali menatap kafe itu dengan tatapan tertarik. Tidak lama. Karena Saka segera kembali, dengan seorang laki-laki lain bersamanya. Laki-laki yang bersama Saka itu tampak seperti berusia tiga puluhan, mengenakan kacamata, celana hitam dan kemeja biru. Wajahnya tampak ramah.

"Hai," Sapa laki-laki itu menghampiri Senja dengan senyum. "Perkenalkan Saya Geo, manajer Sky'Cafe. Katanya kamu ingin mencoba menjadi penyanyi di kafe ini? Saya tidak punya banyak syarat, hanya saja saya perlu memastikan kemampuan kamu lebih dulu. Nama kamu siapa?" Laki-laki berama Geo itu mengulurkan tangannya.

Senja terpaku sejenak, sebelum membalas uluran laki-laki itu, "Saya Senja. Hmm..." Senja menatap Saka dengan kebingungan, sementara Saka justru masih menutup rapat mulutnya. Seingatnya dia tidak pernah mengatakan ingin menjadi penyanyi di kafe ini. Lebih tepatnya mereka tidak sedekat itu hingga sempat bertukar banyak kata. Sedari awal sudah aneh karena dia berani mengikuti Saka, laki-laki asing yang baru dikenalnya.

Namun Senja tidak membantah, dia justru merasa antusias, "Di mana saya bisa menunjukkan kemampuan saya?"

"Saka." Panggil Geo.

Saka kemudian meminta Senja mengikutinya, mengantarkan Senja ke panggung kecil yang tadi sempat diliriknya. "Serius? Aku tinggal nyanyi saja?" Tanya Senja masih pada Laki-laki yang sedang mengatur mikrofon dengan serius. Dia masih dalam kondisi linglung.

Saka berhenti dan menatap Senja, "Kenapa? Memangnya mau apa lagi? Ini bukan pekerjaan yang kamu harapkan?" Nada bicaranya tanpa emosi. Namun Saka tanpa Sadar sudah mengikuti cara bicara Senja. Dia mengulurkan mikrofon pada Senja, setelah itu turun dan berdiri di samping panggung, membiarkan Senja mempersiapkan dirinya.

About Us (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang