Happy Reading!!!
Jangan Lupa Vote dan Koment, Ya!!!
***
Waktu sudah hampir jam satu malam saat mobil yang dikemudikan Senja berhenti di depan IGD rumah sakit. Dua orang yang pakaiannya masih tampak basah, meski sudah tidak meneteskan air, keluar dari mobil. Senja menuntun Saka sembari menahan handuk di bahu Saka. Warna handuk yang tadinya putih bersih sekarang sebagian telah berubah merah, menunjukkan banyaknya darah yang keluar dari bahu laki-laki itu.
Tidak lama setelah masuk ke ruang ke IGD seorang perawat menghampiri mereka, mendudukkan Saka di salah satu bangsal untuk ditangani. Dokter yang tadinya sedang menangani pasien lain berjalan menghampiri mereka berdua.
"Kamu bisa pulang sekarang. Aku akan meminta asistenku untuk datang." Saka mengucapkan kalimatnya tanpa ekspresi. Meminta Senja untuk pergi.
Senja memilih mengabaikannya. "Apakah lukanya parah, dok?" Luka di bahu Saka lebih penting.
"Saya akan mengeceknya terlebih dulu. Bagaimana pasien bisa terluka?" Tanya dokter.
Senja menjelaskan dengan rinci mengenai penyebab luka Saka, sementara itu perawat yang mempersiapkan alat-alat sudah siap.
"Kamu urus administrasinya lebih dulu." Ujar Saka saat dokter mulai mengambil gunting untuk memotong pakaiannya. Senja hanya menatap sekilas, terlihat enggan menghiraukan perkataan Saka. "Kamu ingin membantu, kan? Apa ada gunanya kalau kamu hanya diam di sini? Aku nggak akan tiba-tiba mati saat kamu pergi." Sambungnya menatap lekat Senja yang masih enggan pergi.
Mereka saling menatap, Senja menghela nafas. "Baik. Aku akan mengurus administrasinya." Menilai bahwa perkataan Saka ada benarnya. Setidaknya dia harus berguna setelah menyebabkan laki-laki itu terluka.
Suara Saka kembali terdengar saat Senja akan melangkah pergi. "Dan jangan lupa ganti pakaianmu."
Tatapan laki-laki itu tertuju pada pakaian Senja yang tampak lembap. Rambutnya lepek dan beberapa bagian riasan di wajahnya terhapus air hujan, ditambah di beberapa bagian pakaian Senja tampak ternodai oleh darah Saka.
Benar-benar berantakan.
Tatapan laki-laki itu kemudian tertuju pada bibir Senja yang tampak pucat, wanita itu sendiri mungkin tidak menyadari bahwa dia sudah kedinginan.
"Iya." Balas Senja kemudian melangkah keluar dari ruang IGD.
Melihat Senja telah hilang dari pandangannya, laki-laki itu pun membiarkan perawat melepas pakaiannya. Dan bagian punggung yang tidak pernah diperlihatkannya pada siapa pun akhirnya terlihat oleh dokter dan perawat yang menanganinya.
Tidak ada perubahan berarti dalam ekspresi Saka sebaliknya dokter dan perawat yang menatap terkejut punggung Saka. Bukan pada luka yang menganga dan masih meneteskan darah, tetapi pada luka yang tampaknya sudah tahunan menemani hidup Saka.
***
Langkah kaki Senja bergerak cepat, menuju ke tempat parkir untuk kembali ke mobilnya. Dia memijat kepalanya yang terasa sedikit sakit, hanya sejenak, segera mengambil beberapa pakaian ganti yang berada di bagasi mobil. Perlengkapan yang selalu disediakan Resti untuk keperluan darurat. Meski mencoba menyelesaikannya secepat mungkin tetapi nyatanya butuh waktu lebih dari tiga puluh menit untuk Senja akhirnya bisa kembali ke bangsal di mana Saka ditangani.
Dokter dan perawat telah selesai melakukan penanganan, pakaian Saka yang tadinya basah dan ternodai darah juga telah berganti dengan pakaian rumah Sakit.
"Bagaimana dengan keadaan tangannya, Dok? Apa ada masalah?"
"Bahu pasien mengalami luka robek yang cukup dalam dan harus menerima 9 jahitan. Tidak terlalu parah tetapi tetap perlu hati-hati. Jangan beraktivitas terlalu berlebihan yang dapat mengakibatkan jahitan kembali terbuka. Untuk 48 jam pertama biarkan luka dalam keadaan kering, usahakan jangan sampai terkena air. Pada hari ke -3 pasien bisa kembali ke rumah sakit untuk kontrol pasca penjahitan. Jika tidak ada masalah jahitan bisa dibuka dalam tiga minggu." Jelas Dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us (Tamat)
ChickLitSenja dan Saka sudah lama menyerah, bagi mereka hidup hanya tentang bertahan, ada dinding batas yang sulit untuk mereka runtuhkan. Mereka pernah bahagia bersama, namun perpisahan menyakitkan terjadi ketika mereka hanya memiliki satu sama lain. Bert...