*Keesokkan paginya
Fania tengah bersiap siap untuk pergi berkencan dengan Sandi Yara. Setelah rapih dengan penampilannya Fania juga sedikit merias wajahnya senatural mungkin untuk menambah kesan wajahnya yang memang terlihat manis sekali.
"Aduhh putri ibu sangat cantik kau akan pergi bekerja nak?" Tanya ibu uti pada Fania yang membuat Fania tersenyum dipuji cantik oleh sang ibunda.
"Aku mau berkencan ibu dengan Sandi hari ini aku libur bekerja"
"Ibu senang kau sekarang terlihat lebih baik apa ibu boleh bertanya sesuatu karna pertanyaan ibu sedikit menyinggungmu"
"Boleh ibu, katakan saja"
"Sekarang kau sedang menjalin hubungan dengan Sandi, Nak apa kau benar benar mencintai Sandi? Karna setau ibu kau sangat mencintai Ruis apa kau telah melupakannya?"
"Ibu aku memang belum bisa sepenuhnya melupakan Ruis dan aku juga tidak mungkin bisa melupakan Ruis biarlah hubunganku dengannya menjadi kenangan saja. Aku harus melanjutkan hidup ibu untuk saat ini aku hanya merasa nyaman dengan Sandi dan aku rasa aku juga sudah mencintainya aku bahagia bila didekatnya"
"Syukurlah kau bahkan lebih bijak dari ibu ternyata putri ibu sudah dewasa semoga Sandi bisa menerima masa lalumu"
"Iya ibu, Aku berharap dia bisa menerimaku apa adanya termasuk menerima semua kekuranganku"
Ibu Utipun mengangguk dan tersenyum lalu memeluk putri semata wayangnya dia berharap Fania bisa menemukan kebahagian setelah meninggalnya Ruis. Ketika sedang berpelukan terdengar teriakan kak Temmy memanggil Fania.
"Fania!! Ini Sandi sudah datang!"
"Iya! Kak tunggu sebentar!!"
"Ibu aku jalan dulu yah" Ucap Fania melepas pelukan.
"Iya kau hati hati dijalan yah."
Fanipun mengangguk lalu keluar dari kamar untuk menemui Sandi yang sudah menunggunya. Begitu mereka bertemu seperti biasanya Sandi terlihat begitu tampan dengan penampilannya Sandi juga mengakui kecantikan Fania walaupun berdandan senatural mungkin tetapi yang tidak hilang dari wajahnya, Fania begitu manis dengan make up naturalnya.
"Apa kau sudah siap sayang?"
Tanya Sandi pada Fania yang dibalas anggukan oleh Fania. Mereka berdua akhirnya pamit terlebih dahulu pada ibu Uti dan juga Temmy setelah selesai mereka bergegas berangkat menuju tempat yang ingin Sandi tunjukan pada Fania.
"Kau bersemangat sekali sebenarnya kau mau mengajakku kemana?"
"Ada dehh? Kau pasti menyukainya sayang kau lihat saja nanti"
Faniapun tersenyum tapi juga merasa tidak sabar ingin segera sampai ditempat yang ingin Sandi tunjukan. Sama halnya dengan Sandi, Sandipun merasakan bahagia tiada terkira bisa berkencan dengan Fania entah mengapa dari sekian banyak gadis lain dihati Sandi dengan Fanialah Sandi begitu nyaman dan ingin selalu berada didekatnya selalu memikirkannya dan merindukannya menurutnya Fania terlihat lain dari pada yang lain.
60 menit kemudian merekapun sampai ditempat tujuannya, Sandi mengajaknya ke pantai Faniapun merasa bahagia karena pantai adalah tempat yang sangat Fania sukai. Tanpa menunggu Sandi Fania bergegas turun terlebih dahulu dari mobil dan langsung berlari ketepian pantai. Sandi yang melihat Fania turun dari mobilnya seketika melotot tapi begitu dia menyadarinya dia langsung tersenyum Sandipun segera menyusul Fania turun dari mobilnya.
"Fania kau ternyata menyukai pantai ini akan menjadi tempat kenanganku bersamamu melihat senyum bahagiamu sekarang wajah manismu meningkat berkali lipat dan aku sangat menyukainya"
Gumam Sandi berjalan menyusul Fania yang sedang berjalan jalan santai menikmati indahnya pantai.
"Sayang kita duduk saja disana ya kau tau saat ini cuaca sedang panas kau akan bertambah hitam nantinya"
"Apah! Maksudmu aku hitam, Aku mana ada hitam! Kulitku sawo matang yah bukan hitam"
"Iya maksudku sawo matang, Kau panasan nanti bisa berubah menjadi hitam begitu"
"Tidak papa hitampun biarlah aku hanya sedang bersenang senang menikmati keindahan pantai ini terima kasih sudah mengajakku kesini"
"Iya iya tapi ayolah sayang kita cari tempat berteduh tapi tetap bisa menikmati pantai ini, Emm kita duduk disana yah"
Sandipun menunjukkan tempat berteduh dengan meja kursi yang tersedia disana. Faniapun mengangguk dan ikut bersama Sandi, Lalu Sandipun menggandengnya dengan mesra menuju tempat berteduh.
Setelah mereka duduk ditempat itu Sandipun memesan minuman segar untuk menemaninya menikmati indahnya pantai.
"Sayang boleh aku bertanya sesuatu padamu?"
"Boleh, Mau tanya apa?"
"Emm aku ingin dengar sedikit cerita tentang masa lalumu, Aku dengar kau sebelumnya mempunyai kekasih dan hubunganmu hampir lima tahun tapi dia meninggal apakah benar?"
"Iya benar tapi apa tidak apa apa jika aku menceritakan masa laluku padamu?"
"Sayang tidak apa apa aku hanya ingin dengar"
Faniapun mulai menceritakan kisah masa lalunya dengan Ruis pada Sandi tidak ada yang terlewat dari ceritanya. Seketika Sandi juga merasakan cemburu tapi ditepisnya karna pada kenyataannya Sandi akan segera mengakhiri hubungannya nanti disaat kekasihnya tiba dalam waktu tiga bulan yang akan datang.
"Sepertinya dia sangat mencintaimu begitu juga dengan kau, Oh iya ayah dan ibuku ingin bertemu denganmu mereka juga ingin mengenalmu apa kau mau menemuinya?"
"Emm boleh tapi memangnya kau sudah bercerita tentang hubungan kita"
"Sudah malah sebelum kita menjadi sepasang kekasih, pak Hasan menceritakan hubunganku denganmu tapi ya sudahlah tidak apa apa pada kenyataannya kau kan memang kekasihku sekarang"
"Ayah dan ibumu tau kita berhubungan dari pak Hasan?"
"Iyah, kau kan tau aku dapat nomer ponselmu juga dari pak Hasankan"
"Iya sih benar juga, Oh ya Yara aku juga ingin bertanya sesuatu padamu apakah boleh?"
"Boleh, Bicara saja".
"Emm apa yang membuatmu mencintaiku?"
"Emmm kasih tau nggak ya?"
"Heh aku serius!!"
Dengan bermuka sebal Fania melotot pada Sandi, Sandi yang melihat Fania melotot seketika terkekeh dan membenarkan kaca mata Fania yang setengah turun kehidung.
"Sayang aku hanya mencintaimu, Entah karna apa itu biarlah hanya aku yang tau yang perlu kau tau cukup aku mencintaimu jangan tanya apa yang membuatku mencintaimu kau tidak akan mendapatkan jawabannya"
"Tapi aku hanya?"
"Ssssttt aku tidak akan menjawabnya jadi pertanyaanmu akan sia sia saja sayang"
"Kau ternyata menyebalkan juga yah!"
Sandipun terkekeh pelan melihat Fania cemberut tidak diberi jawaban oleh Sandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Jodohku
FanfictionFania Sari dan Ruis Adrian adalah sepasang kekasih yang menjalin hubungan hampir lima tahun lamanya. tapi takdir cinta mereka berdua harus kandas. Ruis Adrian telah meninggal dunia dalam hubungannya yang hampir lima tahun, meninggalnya Ruis membuat...