Berpisah

39 3 0
                                    

Ditempat lain dengan perasaan bahagia dan berbunga bunganya, Sandi tidak sabar untuk menemui Fania ingin mendengar jawaban yang dia yakini akan menerimanya kembali. Sandi tau Fania masih mencintainya terlihat dari sorot matanya begitu selesai dengan penampilannya, Sandipun bergegas pergi menaiki mobilnya menuju rumah Fania.

Begitu dia sampai dirumahnya Sandipun mengetuk pintu rumah Fania sembari tersenyum senyum bahagia pintupun terbuka dari dalam menampilkan sosok ibunda Fania.

"Nak Sandi silahkan masuk"

Ucap ibu Uti menyuruh Sandi untuk masuk, dan mengajaknya duduk diruang tamu dengan tersenyum ramah. Begitu mereka duduk ibu Uti memberi pertanyaan tanpa berbasa basi terlebih dahulu pada Sandi dengan lembut.

"Nak Sandi kalau tante boleh tau ada masalah apa nak Sandi dengan Fania?"

Mendengar pertanyaan Ibu Uti membuat Sandi seketika mengerutkan alisnya apa Fania menceritakan hubungannya yang telah berakhir kemarin membuatnya gugup untuk menjawab.

"Em sebenarnya sebenarnya itu tante em"

Mendengar jawaban Sandi yang seperti orang kebinggungan membuat sang ibunda yakin mereka berdua sedang berada dalam masalah. Ibu Utipun mengeluarkan cincin yang berada ditangannya dan menaruhnya dimeja ruang tamu pas dihadapan Sandi.

"Fania hanya menitipkan ini dan dia meminta tante untuk mengembalikannya padamu dia berkata tidak ingin melanjutkan pertunangan ini, Maaf jika Fania telah menyakitimu dan malah mengakhiri hubungan ini"

Dengan rasa tidak percaya, Sandi memandangi cincin pertunangan itu dan jawaban dari segala yang dia harapkan ternyata tak sejalan dengan keinginannya. Dengan tangan gemetar Sandipun mengambil cincin merasakan hatinya yang begitu sakit melihat penolakan dari Fania bahkan sekujur tubuhnyapun terasa lemas dengan jawaban Fania.

"Tante tidak tau permasalahan apa yang sedang kalian berdua hadapi tapi tante tidak bisa memaksa Fania untuk bertahan, Dia berhak untuk memilih menolak bahkan menerima apa yang menjadi keinginannya tante harap kau bisa memaklumi keputusan Fania ini"

Sela kembali sang ibunda Fania pada Sandi, Sandipun mengangguk membenarkan tapi dia ingin kejelasan dari Fania sendiri apa alasan Fania menolak untuk kembali bersamanya karna dia fikir Fania juga masih mencintainya, Dan dia meyakini itu.

"Sebelumnya kita memang sudah mengakhiri pertunangan ini beberapa hari yang lalu tante tapi aku mengajaknya kembali aku baru menyadari kalau aku begitu mencintainya dan ingin memperbaiki hubungan ini seharusnya malam ini aku mendapatkan jawaban darinya dimana Fania tante? Biarkan dia bicara dan menemuiku apa yang membuatnya sampai tidak mau kembali bersamaku?"

"Maaf Sandi tapi Fania telah pergi untuk menenangkan dirinya sekarang, Dan maaf Fania juga melarang untuk memberitahukan keberadaannya padamu tante sudah berjanji padanya sekali lagi maafkan Fania jika dia telah menyakitimu"

Sandipun mengangguk dengan lemas, Fania bahkan berhutang penjelasan padanya dia meninggalkannya begitu saja. Dengan mengenggam cincin pertunangan itu Sandipun pamit untuk pulang kerumahnya dengan perasaannya yang hancur. Dengan membawa mobilnya Sandipun sampai mengeluarkan air mata menangis.

"Apa yang membuatmu sampai pergi dariku Fania!! Apa kau tidak sadar aku begitu mencintaimu kenapa kau dengan teganya meninggalkanku! Tanpa mengatakan apapun aku tidak bisa hidup tanpamu Fania kembalilah padaku!!"

Gumam Sandi berteriak menangis menyesali perbuatannya cintanya pada Fania membuatnya seperti orang gila dia bahkan sampai membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi merasa kesal dengan dirinya yang terlambat menyadari perasaannya terhadap Fania sampai dia tidak mau kembali bersamanya.

*Keesokkan paginya

Fania telah tiba dikampung halaman sang nenek yang bernama Laras Ningsih ibunda dari Bari ayah Fania begitu Temmy dan Fania sampai. Faniapun mengetuk pintu rumah neneknya dan terbukalah pintu rumahnya yang menampilkan sosok nenek Laras yang dirindukan Fania. Ketika mereka berdua ingin memeluk sang nenek, Nenek Laraspun menghentikannya dengan mengangkat ke lima jarinya pada Fania dan Temmy.

"Mau apa kalian kemari apa ada masalah?disini bukan tempat penampungan masalah yah!!"

Mendengar teguran sang nenek membuat Fania merasa tersindir karna tempat terbaik dan ternyaman lari dari masalah adalah rumah sang nenek. Neneknya selalu tau kehadiran kedua cucunya Fania dan Temmy adalah untuk menenangkan diri.

"Jadi siapa diantara kalian yang punya masalah? Ayo jawab!!"

Dengan menunduk Faniapun menunjuk diri dengan menaikkan satu jarinya ke atas memperlihatkannya pada nenek Laras yang membuat nenek Laras tersenyum.

"Aku hanya mengantarkannya nek berikan aku waktu istirahat beberapa jam disini sebelum aku kembali kerumah untuk menemani ibu nek. "Sela Temmy nenek Laraspun mengangguk lalu beralih kembali menatap Fania.

"Dan kau Fania kau boleh menenangkan diri dirumah nenek masalah apa yang membuatmu sampai kesini dan menemui nenek. Nenek bisa memberikan pelukan hangat untuk menumpahkan rasa sedihmu sekarang kemarilah sayang"

Dengan derai air mata yang sudah banjir membasahi pipinya, Faniapun mendoangakkan kepalanya dan langsung memeluk sang nenek pelukan neneknya sangat menenangkan seperti pelukan sang ibundanya nenek Laras begitu menyayangi Fania cucu perempuan yang selalu dimanjakannya.

"Fania gantian dong kakak belum memeluk nenek" Sela Temmy

"Baru sebentar kak lima menit lagi" Jawab Fania tanpa melepaskan pelukan.

"Fania sudah gantian dengan kakakmu kau masuklah dan istirahat yah"

Faniapun melepas pelukan neneknya dan segera masuk. Temmypun segera memeluk neneknya sang nenekpun menepuk nepuk punggungnya sebentar lalu melepaskan pelukan.

"Apa kabar nek apa nenek sehat?" Tanya Temmy.

"Apa kau tidak melihat nenek berdiri begini sudah pasti nenek sehat apa kau ingin nenek sakit?"

"Bu bukan begitu nek Temmy hanya tanya keadaan nenek sekarang"

"Kau bisa melihatnya sendiri ya sudahlah nenek mau menemani Fania duhh cucu perempuanku itu semakin kesini semakin cantik dan juga manis"

Ucap Nenek Laras senang melihat kehadiran Fania yang berkunjung kerumahnya lalu melenggang pergi begitu saja meninggalkan Temmy yang terbenggong. Melihat sang nenek gembira bertemu Fania membuat Temmy geleng geleng kepala tapi juga tersenyum neneknya juga sangat menyayangi Fania.

"Temmy kau sudah sampai nak, Mana Fania?"

Tanya sang ayah Bari yang tiba tiba muncul. Temmypun segera mendekat pada ayahnya dan memeluknya sebentar lalu melepaskannya dan mengajak ayahnya untuk duduk.

"Fania dikamar yah sedang ditemani nenek, Aku titip Fania disini ayah biarkan dia menenangkan diri disini aku selalu khawatir dengan adik satu satunya milikku yang manis itu" Ucap Temmy.

"Ayah dengar dari ibumu katanya Fania mengakhiri hubungan pertunangannya dengan Sandi apa ada masalah?"

Temmypun terdiam seketika mendengar pertunangan adiknya yang berakhir dia bahkan sampai sekarang tidak mengetahui permasalahan yang sebenarnya antara Sandi dan juga Fania. Fania enggan menceritakan permasalahannya walaupun Temmy sudah menawarkan diri menjadi pendengar yang baik untuk keluh kesah adiknya.

Takdir JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang