Seperti janjinya Mariopun pergi kerumah Fania, Fania juga sudah pulang dari bekerjanya sesampainya disana Mario disambut oleh Temmy yang sedang duduk diruang tamu.
"Mario, Wah ada apa nih tumben kesini?"
"Eh Kak Tem biasa mau bertemu Fania, Mau apa lagi?"
"Tapikan"
Ketika Temmy ingin melanjutkan perkataannya tiba tiba terhenti karna Fania menyelanya.
"Mario kau sudah datang? Ayok pergi sekarang!" Ajak Fania mengandeng tangan Mario Temmypun segera menahan keduanya.
"Et et et Kalian mau kemana? Fania kau kan sudah"
"Kak aku buru buru sudahlah dah kakak." Sela Fania
Faniapun memilih menyelonong masih menggandeng tangan Mario, Mario yang ditarik ikut terbawa Fania pemandangan itu membuat Temmy sampai menepuk keningnya sendiri lalu geleng geleng kepala diapun membiarkan Fania pergi bersama Mario.
Melihat tangannya digandeng Fania membuat Mario tersenyum tapi Mario mengerutkan alisnya sepertinya pemandangannya kurang romantis jika Fania yang menggandengnya. Dengan tiba tiba Mariopun berhenti dan menarik tangan Fania yang membuat Fania tertarik oleh Mario lalu dengan tidak sengaja Fania malah menabrak dada bidang Mario seperti adegan adegan film merekapun saling menatap.
Mario Fokus melihat cantik dan manisnya wajah Fania dengan jantungnya yang berdetak lain halnya dengan Fania yang gemas malah mencubit dada bidang Mario dengan reflek Mariopun mengaduh kesakitan.
"Aduhh Fania!! Kenapa mencubitku!!"
"Kau ini bagaimana!! Aku gandeng malah menarikku kau kan laki laki tenagamu lebih besar dariku kalau tadi aku jatuh bagaimana!!"
"Aku hanya ingin mengubah posisi lebih baik aku yang menggandengmu begitu? Salahmu juga berjalan terburu buru ditarik sedikit malah terbawa dan menabrakku"
"Itu karna tenagamu yang berlebihan jangan menyalahkan aku!!"
"Yalah yalah ya sudah, Kau menggandengku mau mengajakku kemana? motorku masih dirumahmu yah apa kau mau mengajakku berjalan kaki?"
Mendengar Mario menanyakan mau mengajaknya kemana seketika membuat Fania menepuk keningnya kenapa dia bisa lupa, Dia akan mengajak Mario pergi ke Pasar Malam dan jarak tempuh dari rumahnya memerlukan waktu 30 menit tidak mungkin berjalan kaki dengan menyengir kuda dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal Faniapun mengajaknya kembali kerumahnya.
"Ck dengan percaya dirinya menggandengku dengan terburu buru malah disuruh balik lagi kerumahmu kurang minum atau kau sedang lapar sampai lupa begitu!"
"Berisik!! namanya juga orang lupa manusiawi Mario!!" Jawab Fania sebal
"Ya sudah sini gantian aku yang gandeng"
Tanpa menunggu jawaban dari Fania, Mario sudah menarik tangannya untuk digandeng membuat Fania ikut terbawa oleh Mario.
Sesampainya dirumah Fania Mariopun mulai manyalakan mesin motornya dengan Fania yang segera memboncengnya mereka berdua akhirnya pergi menuju Pasar Malam yang Fania inginkan.
"Kenapa harus ke Pasar Malam tidak ada tempat lain apah?" Keluh Mario
"Kau kan sudah janji menuruti keinginanku kenapa mengeluh?"
"Aku tidak mengeluh Fania maksudku kenapa kita tidak ke tempat romantis saja kitakan sedang berkencan"
"Kau saja yang menganggap begitu aku tidak! Ayolah Mario aku ingin naik biang lala tau!!"
"Malangnya nasibku maksudmu aku hanya mengantarkanmu saja begitu"
"Kau temani aku Mario apa kau tidak mau!!"
"Eh eh aku tidak bilang tidak mau ya jelas aku mau, Mau banget kapan lagi begini"
Faniapun tidak menjawab malah memutar bola mata malas meladeni Mario. 30 menit berlalu mereka berdua akhirnya sampai dengan bahagia dan senyumnya Faniapun segera turun dari motor menarik kembali Mario untuk segera masuk Pasar Malam.
"Fania!! bisa tidak! Jangan menarikku kita bisa jalan pelan pelan Pasar Malam belum tutup"
"Heh aku sudah tidak sabar buruan turun dari motormu sekarang juga!!"
"Iya iya kau cerewet sekali!! Aku parkirkan dulu motorku sabarr!!"
Setelah selesai memarkirkan motornya Fania dan Mariopun masuk Pasar Malam begitu didalam Fania segera mencari cari biang lala yang ingin dinaikinya, Setelah melihatnya dia segera memesan dua tiket untuknya dan juga Mario dengan tidak sabar Fania segera mengajak Mario untuk ikut naik.
"Fania!! aku tidak mau!! aku takut ketinggian!!" Teriak Mario menolak padahal tangannya sudah ditarik tarik Fania memaksanya.
"Kau kan naik denganku kapan lagi berduaan dibiang lala bersamaku, Ayolah Mario temani aku"
"Aku bahagia bersamamu tapi tidak harus naik biang lala!! Kau mau membuatku jantungan! Tidak tidak aku tidak mau!!"
Mendengar penolakan dari Mario membuat Fania seketika menunduk sedih, Mario yang melihatnya seketika pasrah dan akhirnya menuruti keinginan Fania walau sebenarnya dia takut tapi demi melihat Fania tersenyum akhirnya dia lebih memilih menghilangkan rasa takutnya.
Dengan lemas dan kaki bergetarnya dengan jantungnya yang dag dig dug derr Mariopun naik bersama Fania ketika biang lala mulai berjalan pelan memutar membuat Mario seketika menutup mata karna takut dipegangnya tangan Fania kuat, Fania yang merasakan pegangan Mario kuat dan dingin membuatnya kasihan.
"Hey Mario buka matamu kau lihat ini indah sekali"
Ucap Fania yang membuat Mario pelan pelan membuka matanya dengan posisi mereka yang berada paling atas seketika membuat Mario syok minta segera diturunkan.
"Uwwwwaaaa!! Fania!! indah kepalamu!!Turunkan aku sekarang juga!!" Teriak Mario yang membuat Fania tertawa.
"Hahahah iya hahaha iya iya kita sedang turun kok kau tenang saja." Jawab Fania terkekeh yang tadinya kasihan seketika tertawa melihat raut wajah Mario yang menurutnya lucu.
Begitu biang lala berhenti Fania dan Mario segera turun dengan kaki bergetar dan lemas Mariopun akhirnya terduduk dikursi yang berada tidak jauh dari sana, Fania segera memberinya minum untuk lebih merilekskan rasa takutnya lalu Mario segera meminumnya begitu merasa lebih baik.
"Puas kamu sekarang!!" Kau mengajaku kesini untuk mengerjaikukan!!"
"Tidak aku hanya ingin mengajakmu bersenang senang"
"Tapi kau kan tau aku takut ketinggian"
"Iya iya maaf terima kasih sudah mau menuruti keinginanku kau begitu baik, Semoga kau bisa mendapat pasangan yang sangat baik sepertimu"
Ungkap Fania mendoakan Mario yang membuat Mario menatapnya tersenyum walau dalam hatinya merasakan sakit, Penolakan secara terang terangan yang Fania ungkapkan membuatnya tidak berdaya.
"Fania apa mungkin? Aku tidak bisa berharap lebih padamu aku tau kau hanya menganggapku tidak lebih dari teman aku bahagia melihatmu tersenyum sekarang, Semoga kau bisa menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya kelak, aku mencintaimu Fania." Gumam Mario dalam hatinya memandang Fania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Jodohku
أدب الهواةFania Sari dan Ruis Adrian adalah sepasang kekasih yang menjalin hubungan hampir lima tahun lamanya. tapi takdir cinta mereka berdua harus kandas. Ruis Adrian telah meninggal dunia dalam hubungannya yang hampir lima tahun, meninggalnya Ruis membuat...