Nasehat Temmy dengan Candaanya

30 8 1
                                    

*Keesokkan paginya

Fania berdiam diri duduk diranjangnya termenung dikamar dengan matanya yang sembab melamun kembali memikirkan Ruis. Lamunannya seketika buyar karna Temmy memanggilnya.

"Fania, Apa kakak boleh masuk?"

Faniapun menoleh lalu menganggukan kepala mengizinkan Temmy untuk masuk, diapun akhirnya segera masuk sambil membawa nampan berisi sarapan dan segelas susu coklat kesukaannya lalu meletakkannya dimeja nakas sebelah ranjang.

"Kata ibu kau belum sarapan? malah mungkin dari kemarin kau belum makan makanya semalam kau pingsan"

"Aku tidak lapar kak" Jawabnya

Temmypun menghela nafas panjang mendengar jawaban dari adiknya lalu dia mendekati ikut duduk diranjang bersebelahan dengannya.

"Apa kau ingin bercerita? kakak punya pundak yang kuat pelukan hangat dan bisa menjadi pendengar yang baik mau bercerita dengan kakak?" Tawarnya tersenyum.

Faniapun tersenyum kecil pada Temmy lalu mulai menyandarkan kepalanya dipundak kakaknya tersebut.

"Kenapa dia tega meninggalkan aku kak? apa dia tidak sadar aku akan menangis bila dia meninggalkanku, kenapa aku harus kehilangan dia dengan cara seperti ini, ak akh aku aku tidak kuat, i ini iiini tidak adil kak, ini tidak adil"

Faniapun kembali terisak menangis, mendengar adiknya mulai menangis kembali Temmy beralih memeluknya untuk menenangkan.

"Fania dengarkan kakak tidak semua keinginanmu bisa terpenuhi ini takdir yang harus kau terima, Kau fikir Ruis milik siapa?kita semua akan kembali kepadanya kau tidak bisa memaksakan kehendak apa lagi melawan takdir" Terangnya

"Tapi aku belum siap kak aku, aku belum siap" Keluhnya

"Iya kakak tau semua itu butuh proses Fania kakak tau semua ini tidak mudah tapi kau harus bisa melewatinya kau harus menerimanya dengan ikhlas, kalau kau seperti ini kakak yakin Ruis juga akan sedih cobalah untuk lebih tegar menghadapi semua ini, kakak tau kau pasti bisa melewati semuanya, kau gadis kecil kakak yang manis juga kuat dan satu hal lagi, kakak tidak mau melihatmu histeris seperti semalam itu tidak baik adikku sayang kau mengerti"

Sambung Temmy menasehati sembari melepas pelukan lalu memegang kedua pipi Fania menghapus air matanya, dengan menghela nafas panjang Faniapun menganggukan kepalanya.

"Iya kak maafkan aku semalam aku hilang kendali, mungkin karna aku belum bisa menerima kenyataan"

"Iya kakak tau itu, Ya sudah kau makan yah apa mau kakak suapi? suapan kakak dari masakan ibu ini lebih enak suapan kakak tau apa kau mau mencobanya?"

Dengan terkekeh Temmypun mengambil piring berisi sarapan, Fania yang mendengar itu ikut terkekeh tapi menganggukan kepalanya menerima untuk disuapi, Temmypun segera menyuapinya walaupun masih merasakan hambar pada makanan itu Fania tetap memaksakan untuk makan.

"Bagaimana enakkan?" Tanyanya

"Mana ada suapan enak dari masakan yang enak sih kak ada ada saja?"

"Nyatanya kau makan dari tadi udah masuk lima suap tau!"

"Itu karna masakan ibu yang enak, bukan suapan kakak!"

"Masa sih? kau tidak berbohongkan?"

Faniapun geleng geleng kepala dan menepuk keningnya kenapa kakaknya percaya diri sekali mengatakan suapannya lebih enak dari masakan yang ibunya buat, kan aneh aneh saja menurutnya.

"Terserah kau sajalah kak?"

"Bukumu banyak sekali Fania kau membeli lagi? kau mau buka perpustakaan di kamarmu inih?" Tanyanya

Temmy melihat banyaknya buku berjejer dirak buku yang di simpan lalu beralih menaruh piring yang sudah tandas tak tersisa dimeja nakas kemudian mengambil susu coklat untuk Fania. Karna pada dasarnya Fania memang suka membaca dia akan meluangkan waktu untuk membaca setelah pulang kerja dari toko pakaian tempat kerjanya.

"Itu semua buku novel kak aku memang suka membaca." Jawab Fania meminum susunya setengah lalu menaruhnya dimeja nakas.

"Sampai kau harus memakai kacamata yang membuatmu terlihat imut begitu"

"Kak aku memang suka memakai kacamata tapi kakak lihat ini tidak ada lensanya, Aku memakainya hanya untuk bergaya saja"

"Ck kenapa bisa begitu?"

"Mataku tidak minus ya kak dan kacamata yang kupakai ini sebenarnya ada lensanya tapi aku lepas karna mengangguku untuk membaca"

"Kau ini bagaimana! ya lebih baik tidak usah pakai kacamata saja sekalian! Bikin ribet saja"

"Namanya juga gaya gayaan kaya kutu buku itu lo kak biasanya karakternya pake kaca mata begitu"

"Ck kenapa adikku bisa berfikir seperti itu! mereka mungkin memang minus yang mengharuskannya pake kaca mata, lah kau malah untuk gaya gayaan dasar aneh!"

"Namanya juga keinginan asal tidak merugikan orang lain tidak masalahkan kak?"

"Iyah tapi orang mikirnya kamu pake kaca mata berarti penglihatannya minus sayang"

"Ini kacamata tidak terlihat seperti kacamata minus kok kak, nih lihat"

Faniapun melepas kacamata tanpa lensanya dan menunjukkannya pada Temmy, Temmypun menerimanya lalu dilihatnya kacamata itu memang terlihat bukan seperti kacamata minus. Ya iyalah orang nggak ada lensanya juga wkwkwk.

Dengan percaya dirinya Temmypun memakainya juga lalu bercermin dimeja rias Fania dengan gayanya yang ikut ikutan seperti anak jaman sekarang.

"Fan kakak terlihat tampan tidak?" Tanyanya terkekeh geli.

"Kembalikan kacamataku kak situ juga ngikut gaya gayaan! Dasar aneh!"

Temmypun tertawa mendengar kata aneh karna dirinyalah yang mengatakan Fania aneh tapi dia malah ikut ikutan menjadi aneh yang membuat Fania ikut tertawa meladeni tingkah kocak sang kakak.

Takdir JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang