Masih berada di Pasar Malam ternyata Sandi dan juga Silsilia sedang berada ditempat yang sama Silsilia memaksa Sandi untuk berkencan dengan malas Sandipun menurutinya.
"Sayang aku mau beli permen kapas disana kau tunggu disini sebentar yah?"
Sandipun mengangguk lalu membiarkan Silsilia pergi membeli Permen Kapas tidak jauh dari tempatnya berdiri. Sembari menunggu Silsilia Sandipun mengedarkan pandangannya dan penglihatannya malah menangkap Fania dan juga Mario dengan posisi Mario yang tengah duduk dan Fania memandangnya setengah membungkukkan badannya dihadapan Mario membuatnya seketika geram pemandangan yang tersaji didepannya membuatnya cemburu.
"Fania kenapa aku bisa melihatmu dengan pria lain disini walaupun aku tau dia teman lamamu, Tapi aku tetap tidak bisa terima kau bersama pria lain apa aku harus menyusulmu sekarang dan mengatakan kalau aku mencintaimu tapi bagaimana dengan Silsilia kenapa aku harus berada diposisi seperti ini"
Gumam Sandi merasakan hatinya yang panas melihat pemandangan yang menguras emosinya dan melihat Fania bisa tersenyum bahagia bersama Mario, Karna tidak kuat melihatnya Sandipun segera pergi lalu mengajak Silsilia untuk pergi dari sana.
"Aku ingin kita pulang sekarang!!" Ajak Sandi menarik Silsilia segera untuk pulang.
"Sayang aku sedang membeli permen kapas tunggu sebentar?"
"Pulang sekarang!! Atau kau pulang sendiri!!" Bentak Sandi
"Iya iya baiklah kita pulang sekarang". Pasrah Silsilia
Melihat sorot mata Sandi memerah terlihat sedang menahan amarah, Silsiliapun lebih memilih untuk menurutinya saja walau dalam hatinya merasa aneh dengan Sandi, Sejak kepulangannya Sandi terlihat menunjukkan perubahannya membuat Silsilia bertanya tanya apa yang sedang difikirkan Sandi, Sampai sekarangpun Sandi belum menentukan tanggal pernikahan yang telah direncanakannya.
"Aku tidak tau apa yang membuatmu berubah seperti sekarang? Tapi aku harap kau hanya sedang merasa cape dengan pekerjaanmu"
Gumam Silsilia dalam hatinya mengikuti Sandi yang berada dibelakangnya tanpa menggandengnya. Sandi yang masih dipenuhi dengan rasa emosinya langsung mengantarkan Silsilia pulang kerumahnya begitu mereka sampai, Sandipun menyuruh Silsilia untuk turun dari mobilnya tapi Silsilia tidak mau turun dari mobilnya.
"Kenapa kau masih diam cepat turun dan masuk ke rumah"
"Sayang kau kenapa? Apa aku ada salah? Kenapa sikapmu berubah?" Tanya Silsilia menatap Sandi sendu.
"Apa kau ingin dengar, jika aku jujur ini akan menyakitimu, Apa kau siap?"
"Maksudmu apa? Aku tidak mengerti?"
"Maaf Silsilia tapi aku harus jujur aku mencintai Fania, Aku mencintainya saat aku memutuskannya aku malah memikirkannya selalu sampai aku harus diam diam pergi ketempat kerjanya hanya untuk melihatnya"
Mendengar ungkapan Sandi membuat Silsilia tidak percaya apa yang didengarnya hanya sebuah mimpi dengan bibirnya yang bergetar Silsilia bertanya pada Sandi.
"Kau tidak akan mengakhiri hubungan kita kan? Kau tidak akan meninggalkankukan aku mohon jangan lakukan itu padaku aku sangat mencintaimu." Ucap Silsilia memohon pada Sandi dengan derai air mata yang telah membasahi pipinya.
"Maaf Silsilia tapi aku mencintai Fania, Aku ingin kembali bersamanya aku mohon kau mengerti"
"Aku tidak mau! Aku tidak mau! Kau tidak boleh kembali bersama Fania!! Kau hanya milikku"
"Maafkan aku Silsilia tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri aku tersiksa dengan perasaan ini aku mohon biarkan aku kembali bersama Fania"
Dengan rasa kecewanya Silsilia beranjak turun dari mobilnya meninggalkan Sandi berlari masuk ke rumahnya dengan menangis.
"Maafkan aku Silsilia aku telah menyakitimu dan juga Fania aku tidak berdaya dengan rasa ini rasa yang datang tanpa kusadari, Semua kesalahan ini ada padaku aku yang dari awal tidak mengambil tindakan pasti sampai akhirnya malah menjadi rumit seperti ini"
Gumam Sandi dengan segala kekesalan pada dirinya sendiri memukul setir mobil membuatnya frustasi memikirkan hubungannya bersama Fania dan juga Silsilia. Entah harus bagaimana, Sandipun memilih untuk pulang kembali kerumahnya. Sandi ingin merenungi kesalahannya dan memikirkan langkah selanjutnya yang akan dia ambil nantinya.
Ditempat lain Fania tengah puas bermain segala wahana di Pasar Malam dengan ditemani Mario yang digandengnya kesana kemari seperti orang tua menuruti anaknya.
"Fania apa kau belum puas? Kita sudah satu jam memutari Pasar Malam ini dan kau sudah mencoba semua wahana apa kau tidak merasa cape?"
"Tidak aku malah senang Mario, Bagaimana kalau kita sampai pagi disini?"
Mendengar jawaban santai dari Fania membuat Mario melotot tidak percaya diapun mencubit pipi Fania dengan gemas.
"Jangan aneh aneh!! kau saja disini sampai pagi aku mah ogah!!"
"Jangan mencubit pipiku sakit kali"
"Karna aku gemas padamu dengan gampangnya menjawab mau sampai pagi disini ada ada saja"
"Mario aku ingin martabak manis bisa kau belikan?"
"Boleh sekarang aku belikan tapi setelah itu kita pulang bagaimana?"
"Iya habis itu kita pulang, Tapi belikan dulu martabak manis aku ingin yang paling spesial yah"
"Pinter sekali yah mintanya harga termahal, Kalau aku tidak mencintaimu aku tidak mau membelikannya untukmu, Sayang sekali bukan aku malah sampai tergila gila denganmu dan mau mau saja naik biang lala yang membuatku jantungan karna menuruti keinginanmu"
"Kalau tidak ikhlas tidak usah aku tidak jadi mintalah aku mau pulang"
Dengan sebal dan wajah cemberutnya Fania berjalan mendahului Mario, Mariopun segera menyusulnya lalu menahan lengan Fania.
"Iya iya maaf aku ikhlas kok sayang kita beli martabak spesial untuk kekasaihku yang manis ini"
"Aku bukan kekasihmu!!"
"Kau kekasihku cuma kataku menurutmu ya terserah." Jawab Mario sendu membuat Fania merasa tidak enak diapun berinisiatif menerima Mario menjadi kekasihnya pada malam itu juga dan hanya malam itu saja.
"Okelah untuk malam ini saja anggap saja aku seperti kekasihmu aku menerimamu untuk malam ini saja, Sebagai bentuk terimakasihku karna kau sudah rela melawan rasa takutmu naik biang lala bersamaku"
"Benarkah? Terimakasih sayang aku senang kau menerimaku walau hanya malam ini tidak apalah yang penting aku terdaftar menjadi mantanmu besok"
"Apa boleh aku mengenggam tanganmu dan merangkul pundakmu, agar aku bisa mempunyai kenangan saat kau menjadi kekasihku" Sambung Mario kembali
"Boleh hanya untuk malam ini." Jawab Fania tersenyum
Dengan bahagianya Mario segera merangkul pundak Fania merapatkan posisinya agar tidak ada jarak diantara mereka, Fania dengan rasanya ingin membuat Mario bahagia malah ikut merangkul pinggang Mario yang membuat Mario menoleh menatap Fania dengan Fania yang ikut menatapnya.
"Aku tidak menyangka aku bisa menjadi kekasihmu walau hanya malam ini saja hal yang aku inginkan sejak dulu terimakasih Fania kau akan selalu ada dalam hatiku sampai kapanpun." Gumam Mario dalam hati masih bertatapan dengan Fania saling merangkul dan tersenyum.
Merekapun akhirnya berjalan bersama saling merangkul dengan mesra dan tersenyum bahagia.
![](https://img.wattpad.com/cover/345997641-288-k754902.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Jodohku
FanfictionFania Sari dan Ruis Adrian adalah sepasang kekasih yang menjalin hubungan hampir lima tahun lamanya. tapi takdir cinta mereka berdua harus kandas. Ruis Adrian telah meninggal dunia dalam hubungannya yang hampir lima tahun, meninggalnya Ruis membuat...