Kembalinya Kekasih Lama

36 6 0
                                    

"Silsilia."

Panggil Sandi syok melihat kekasih lamanya tengah berdiri didepannya dengan tersenyum wajah cantik kekasihnya yang sekian lama dinantinya telah kembali dalam waktu satu tahun lamanya merantau mencari uang diluar kota hanya untuk bisa menikah dengan Sandi. Karna hidupnya yang serba kekurangan membuatnya harus rela pergi dari Sandi untuk memenuhi segala kebutuhan keluarganya dan biaya pernikahan yang telah mereka berdua rencanakan.

Karna rindunya terhadap Sandi, Silsilia dengan segala kerinduannya langsung memeluk Sandi sangat erat Sandipun membalas pelukan Silsilia walaupun rasanya sangat berbeda saat berada didekat Fania.

Sandi memang belum pernah menyentuh Fania dan hanya sekedar memeluknya saja dia juga hanya berani memegang tangan Fania dia bahkan benar benar sangat menjaga Fania, Entah mengapa dia tidak bisa menyentuh Fania dengan lancang seperti kepada gadis gadis lain seperti Silsilia.

"Aku merindukanmu" Ucap Silsilia tanpa melepaskan pelukan.

"Aku juga merindukanmu" Jawab Sandi seraya melepas pelukan.

"Kapan kau pulang? Bukankah kau akan pulang tiga bulan lagi dan ini baru memasuki dua bulan." Tanya Sandi sambil membenarkan rambut Silsilia menyelipkannya kebelakang telinganya.

"Iya aku sudah sangat merindukanmu aku rasa aku sudah cukup membawa uang untuk pernikahan kita jadi aku keluar dari pekerjaanku walau belum jatuh tempo waktuku yang sebenarnya"

"Ya sudah lebih baik kita cari tempat lain jangan disini yah aku takut orang tuaku datang dan melihat kita."

Silsilia seketika mengerutkan alisnya tanda tidak mengerti memangnya kalau orang tuanya tau kenapa bukankah dia akan segera menikah dengan Sandi tapi Silsilia lebih mengikuti Sandi saja karna sudah digandengnya keluar dari rumah Sandi.

Sandi mengajak Silsilia ketaman tidak jauh dari rumah Sandi hanya memerlukan waktu 30 menit untuk sampai tujuan, Begitu mereka sampai ditempat tujuannya Sandipun mengajak Silsilia untuk duduk dikursi yang telah disediakan disana.

"Kenapa kau membawaku ketaman bukankah kau seharusnya memperkenalkanku pada orang tuamu kau kan tau kita akan segera menikah kita balik lagi saja kerumahmu yah."

"Ada hal penting yang ingin aku sampaikan padamu dan ini penting semoga kau juga tidak marah padaku dan masih mau menerimaku"

"Hal penting? hal penting apa?"

Tanya Silsilia penasaran, Sandipun memegang kedua tangan Silsilia lalu menghadapnya dengan perasaan cemas dan tidak nyamannya sekarang berada didekat Silsilia Sandipun mulai menceritakan perihal pertunangannya dengan Fania yang membuat Silsilia seketika menangis.

"Maksudmu kau menghianatiku? Kau mengingkari janji kita begitu!!"

"Maafkan aku aku tau aku salah waktu itu aku terdesak keinginan ayah dan juga ibu jadi akhirnya aku bertunangan dengannya gadis itu bernama Fania"

"Kalau kau memang masih mencintaiku putuskan pertunanganmu dengannya sebelum kau menikahinya"

"Iya aku akan memutuskannya dan kembali bersamamu yah sudahlah jangan menangis"

Ucap Sandi dengan mengusap airmata Silsilia yang membasahi pipinya membuatnya merasa kasihan padanya Silsiliapun akhirnya memeluk kembali Sandi dengan rasa bahagia karna Sandi lebih memilih dirinya dari pada Fania. Sandipun merasa cemas dan gelisah apakah keputusannya sudah benar untuk meninggalkan Fania tapi dia tidak tega melihat Silsilia menangis ditambah perjuangannya yang mencari uang untuk bisa menikah dengannya.

Ditempat lain Fania tengah menunggu kedatangan Sandi yang belum juga tiba dirumahnyadia bahkan sampai berulang kali menghubungi nomernya tapi tidak diangkat karna ponsel Sandi tertinggal dimobilnya waktu sedang berbicara dengan Silsilia ditaman.

setelah menunggu beberapa menit Sandipun akhirnya tiba dirumah Fania lalu dengan segera Sandipun mengajaknya pergi dari sana tanpa izin kepada orangtua Fania terlebih dahulu, dan dia langsung membawanya kedalam mobil lalu menjalankan mobilnya agak sedikit jauh dari rumah Fania setelah berada agak jauh dari rumah Fania, Sandipun menepikan mobilnya.

"Kenapa kau langsung membawaku kenapa tidak pamit dengan Ibu dan kak Temmy." Tanya Fania

"Heh!! Aku tidak mau berpura pura lagi yah kau tau? Sebenarnya aku tidak mencintaimu selama ini aku hanya kasihan padamu melihatmu seperti orang gila karna ditinggal kekasihmu yang telah mati itu awalnya aku hanya ingin membuatmu melupakan masa lalulmu saja, Dan sekarang berhasilkan kau bahkan sudah bisa tersenyum bahagia menjadi kekasihku dan juga tunanganku!!" Bentak Sandi walau hatinya sedang berperang disana tapi Sandi tetap memaksakannya.

Bagai disambar petir Fania ditampar oleh kenyataan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya baru saja dia mendapatkan kebahagiaan atas pertunangannya kini harus menelan kebahagiaan itu dengan kenyataan pahit yang baru dia terima. Dengan sekuat tenaga Fania menahan air mata agar tidak keluar dari matanya seketika itu Faniapun menatap tajam Sandi yang membuat Sandi seketika merinding ditatap seperti itu oleh Fania.

"Baiklah sekarang apa yang kau inginkan?" Tanya Fania serius.

"Aku menginginkan berpisah darimu sepertinya ak aku sudah cukup ak aku berpura pura mencintaimu."

Jawab Sandi seketika dengan bibir bergetar dan gugup tidak menyangka Fania yang biasa tersenyum manis kepadanya malah bisa sedingin ini padanya membuatnya berfikir kembali benar atau tidak tindakannya saat ini.

Mendengar jawaban dari Sandi hati Fania serasa ditusuk jarum membuatnya berfikir kembali bagaimana mungkin seorang Fania yang hanya berwajah manis bisa dicintai oleh Sandi yang begitu tampan. Benar benar mustahil dia bahkan dengan sangat percaya dirinya bisa berdampingan dengan Sandi yang pada kenyataannya hanya mimpi yang tengah menyelimuti hati dan fikirannya.

"Baiklah kita akhiri hubungan ini dan terima kasih sudah mencintaiku walau hanya pura pura saja."

Dengan Santai Fania menjawab walau dalam hati merasakan sakit yang begitu dalam dengan tidak rela dia terpaksa melepas cincin tunangannya lalu mengembalikannya pada Sandi yang langsung diterima oleh Sandi. Setelah itu Fania keluar dari mobil Sandi diikuti setetes airmata yang mengalir membasahi pipinya.

Sandi juga merasa syok melihat Fania begitu mudah mengakhirinya sebelumnya dia malah berfikir Fania akan memohon mohon kepadanya seperti gadis gadis lain yang tidak ingin diakhiri hubungannya. Tapi dengan Fania dia benar benar menemukan sisi lain yang berbeda. melihat Fania yang seperti biasa saja Sandipun berfikir apakah Fania sebenarnya tidak mencintainya juga fikiran berkecambuk memenuhi isi fikirannya membuatnya dilema akan perasaannya saat ini.

Takdir JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang