Kembali Bekerja

23 6 0
                                    

Setelah mengambil cuti selama satu minggu Faniapun kembali bekerja seperti biasanya. Dengan disambut oleh ketiga temannya yaitu Tari Lusi dan Naeli merekapun memeluk Fania yang baru berangkat kerja.

"Fania!!" Seru ketiga temannya berebut memeluknya.

"Bisa tidak satu satu meluknya!!" Teriak Fania yang merasa sesak dalam pelukan ketiga temannya.

"Hey lepas!! Kalian seperti tidak bertemu aku selama satu tahun!!"

"Kita semua mengkhawatirkanmu tau! kau sudah merasa lebih baikkan?" Tanya Lusi

"Iya aku baik sudahlah lebih baik kita bekerja."
Ajak Fania pada ke tiga temannya itu.

*Ditempat lain

"San kau kirim baju baju ini ke toko Mawar Busana yah ayah sudah menerima uangnya tinggal kau kirim bajunya"

"Ayah kenapa harus aku, Memangnya pak Iman kemana?"

"Pak Iman sedang sakit kau hanya mengantarkan untuk mengendarai mobil apa susahnya, yang mengangkut ke tokonya kan pak Hasan"

"Ya sudah baiklah yah."

Sandi Yara anak sulung dari keluarga Hermawan Zaki dengan Ibunya Firly Triayuna mempunyai Konveksi pembuatan Baju Sandi juga mempunyai seorang adik laki laki bernama Andra Malik biasanya Sandi hanya mendata bahan yang masuk untuk membuat baju. Karna pak Iman supir pengantar baju sedang sakit Sandipun diperintahkan oleh Hermawan sang ayah untuk menyetir saja, mengantarkannya ke toko baju bernama "Mawar Busana" yang tidak lain adalah tempat Fania bekerja dari situlah awal pertemuannya dengan Faniapun terjadi.

Dengan arahan dari sang kuli pengangkut barang yang biasa mengirimkan baju baju dari konveksinya Sandipun sampai pada tujuannya. Tapi begitu sampai Sandipun tidak ikut turun dari mobilnya dia hanya melihat dari dalam mobil saja seketika itu dia melihat Fania yang terlihat begitu manis dimatanya.

"Fania!!"

Teriak pak Hasan memanggil Fania yang membuat Fania menoleh, mengetahui siapa yang memanggil Faniapun menghampirinya.

"Seperti biasa Fan cek dulu semuanya barang yang masuk hari ini?"

"Iya pak tadi pak Lana sudah memberitahu ada barang masuk hari ini, ya sudah pak bawa masuk kebelakang ya mau saya cek"

Pak Hasanpun mengangguk lalu mulai mengangkut baju baju yang bermuatan lumayan besar dibawanya masuk dalam toko, Pak Lana adalah pemilik toko Mawar Busana dengan kata lain adalah bos Fania seperti biasa Fania akan mendata dan mengecek barang yang masuk.

"Sudah saya cek semuanya lengkap pak seperti biasanya semuanya ada dalam daftar, terima kasih ya pak"

"Sama sama neng Fania, Neng Fania juga seperti biasanya kelihatan manis." Goda pak Hasan

"Terima kasih pak saya memang selalu terlihat manis." Jawab Fania dengan percaya dirinya

Pak Hasanpun terkekeh senang menggoda Fania, Fania yang biasa dipuji manis ikut terkekeh, setelah selesai dengan tugasnya Pak Hasan segera pamit keluar dari toko menuju mobil Sandi yang terparkir didepan toko begitu didalam mobil pak Hasan dicecar beberapa pertanyaan oleh Sandi seraya mengendarai mobilnya diapun mulai bertanya.

"Pak Hasan kenal dengan perempuan yang berkaca mata tadi?"

"Kenal den Sandi dia namanya Fania Sari sangat manis kan den walaupun tidak berdandan"

"Iya pak, emm pak Hasan punya nomer ponselnya tidak?"

"Punya den apa aden tertarik? Dia kasihan den baru ditinggal kekasihnya meninggal berhubungan sudah lama hampir lima tahun"

Sandi yang mendengar itu seketika merasa kasihan dan iba, Bagaimana perasaan Fania telah ditinggal kekasihnya pasti merasa kehilangan, akhirnya Sandi meminta nomer ponsel Fania pada pak Hasan yang langsung diberikannya, dalam hati Sandi dia berkata Fania memanglah manis tapi tidak begitu cantik dia akan mendekatinya menjadikannya kekasih hanya untuk melupakan masa lalunya saja.

*Malam haripun tiba

Sekitar pukul 20.00 malam Fania sudah berada dirumahnya setelah bekerja, ketika sedang berbaring diranjangnya bunyi dering ponsel mengangetkannya, diapun beranjak dari berbaringnya mengambil ponselnya yang berada dimeja nakas, begitu ponsel sudah berada ditangannya Fania melihat nomer tak dikenal menghubunginya tapi segera mengangkatnya karna penasaran.

"Halo assalamualaikum, Siapa ya? Tanhanya

"Walikumsalam emm aku Sandi, emm Sandi iya, apa aku berbicara dengan Fania?"

Terdengar jawaban Sandi yang agak canggung dan gugup, menurut Sandi suara Fania begitu lembut dalam pendengarannya membuatnya semakin menyukai Fania.

"Iya saya Fania tapi anda Siapa? maksud saya Sandi ada apa ya? menghubungi saya, Sepertinya saya tidak mengenal anda?"

"Emm iya aku maksudnya maksudnya emm bagaimana ya?"

Sandipun binggung entah ingin mengatakan apa rasanya susah sekali untuk menjawab. Dalam hatinya dia merutuki dirinya sendiri mengajak berkenalan kenapa susah sekali biasanya dia sangat gampang mengajak seorang gadis berkenalan tapi dengan Fania bicara saja gugup sampai harus mengaruk ngaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aduhh ngomong aja susah banget sih! ayolah Sandi lebih rileks hanya kenalan kenalan dulu kenalan, Susah banget ngomong!!" Batin Sandi sebal.

"Halo apa mungkin anda salah orang? Maksud saya mungkin Fania yang lain, Bukan saya?"

"Eh ah emm Fania itu kamu kok eh maksudnya begini maksudnya emm maksudnya"

Fania yang mendengar Sandi seperti orang kebinggungan malah mengerutkan alis dan bertanya tanya.

"Sandi siapa sih? ngomong saja sepertinya susah sekali!" Batin Fania

"Ya sudah kalau tidak ada yang penting saya tutup telfonnya yah, Mungkin ini salah sambung"

"Aduhh ja jangan di ditutup telfonnya Fania, Ya Fania aku ingin berkenalan denganmu iya maksudku begitu ya maksudnya berkenalan berkenalan emm jadi jadi teman ya maksudnya berteman bagaimana?"

Fania yang mendengar Sandi menjawab seperti orang gugup terkekeh pelan dan tersenyum mengajak berkenalan saja harus bertele tele tidak to the point saja.

"Oh jadi teman baiklah kalau dengan niat baik berteman tidak apa apa kita bisa berteman, Tapi kalau aku boleh tau anda dapat nomer saya dari siapa?"

"Aku dapat nomermu dari pak Hasan kuli pengangkut barang ditoko tempatmu bekerja sebenarnya aku anak pemilik baju yang biasa mengekspor ketempatmu maaf aku hanya ingin berteman saja, Bolehkan?"

"Oh boleh senang berkenalan denganmu baiklah kita bisa berteman, Salam kenal dariku"

"Iya terima kasih sudah mau berteman denganku salam kenal juga ya." Jawab Sandi senang jumpalitan disana.

Akhirnya merekapun menutup telfon Sandipun merasa bahagia bisa berkenalan dengan Fania, Menjadi awal yang baik untuk tujuannya.

Takdir JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang