"Nenek mendoakan aku menjadi gila tega sekali aku menangis lalu tersenyum karna aku sedang sedih sekaligus bahagia nek bukan berarti gila apalagi masih muda jadi gila dan bahkan belum menikah." Ungkap Fania sebal
"Kenapa tidak katakan saja langsung ceritalah pada nenek apa yang membuatmu bersedih bercampur bahagia seperti sekarang?"
"Aku ingin menceritakan semuanya nek semua masalahku dan rasa bahagiaku sekarang jadilah pendengar yang baik nek dan berikan aku saran bagaimana kelanjutanku melangkah ke depan"
"Nenek akan dengerkan ceritalah."
Dengan mengangguk Faniapun mulai menceritakan masalahnya dengan Sandi tidak ada yang terlewat dari ceritanya dia menceritakan semuanya sampai harus menenangkan diri dirumah neneknya lalu dia beralih menceritakan pesan masuk dari Sandi di Sosial Medianya dia menjadi binggung harus kembali atau tidak.
"Fania kau meninggalkannya tanpa mengatakan apapun dia juga sampai menunggumu hingga sekarang kalau nenek berada dalam posisimu nenek akan menerimanya kembali hatinya sudah terpaut hanya pada dirimu. Ketulusannyalah yang membuatnya bertahan untuk tetap menantimu kembali, pulanglah dia sangat mencintaimu nak jangan sia siakan orang yang begitu mencintaimu kau belum tentu bisa menemukan pria seperti dirinya fikirkan baik baik."
"Aku harus menerimanya nek apa aku tidak merebutnya dari Silsilia nek aku tidak mau menyakitinya juga."
Dengan tersenyum nenek Laras memegang kedua pipi Fania ternyata cucunya begitu baik dan polos dia tumbuh besar dengan rasa yang tidak ingin menyakiti orang lain.
"Dengarkan nenek kita tidak pernah tau takdir apa yang ada pada diri kita nak mungkin Silsilia tidak ditakdirkan untuk Sandi walaupun hubungan mereka cukup lama sama halnya dengan dirimu karna takdir kau juga tidak bersatu dengan Ruis jadi apa yang kau fikirkan menjadi orang ketiga? Tidak sayang semua ini telah digariskan kita hanya bisa berencana tapi Sang maha kuasalah yang menentukan jika kau berlari sampai keujung dunia sekalipun kalau kalian memang berjodoh kalian pasti akan dipertemukan kembali kau faham maksud nenek?"
Faniapun mengangguk dan tersenyum lalu memeluk kembali nenek Laras.
"Terima kasih nek sekarang aku tau apa yang harus aku lakukan sekarang"
"Kalau kau bercerita dari awal nenek pasti sudah menyuruhmu untuk pulang kasihan Sandi sampai kurus karna menunggu penjelasan darimu kenapa bisa sampai meninggalkannya padahal dia sebenarnya sudah tau kenapa kau sampai meninggalkannya, dia hanya menuruti kata hatinya dia ingin kau mengatakan langsung padanya jika kau tidak ingin bersamanya tapi jalan cerita cintamu memang harus memanjang bagai kereta express dulu"
Jawab nenek Laras terkekeh tanpa melepas pelukannya Faniapun ikut terkekeh dia bahkan sudah merasa lebih lega sekarang dia berfikir akan kembali dan menemui Sandi untuk meminta maaf.
Pemandangan haru itu disaksikan oleh sang ayah Fania yang ikut tersenyum dia baru mengetahui permasalahan rumit sang anak gadisnya karna dia memang mendengar ceritanya langsung dari Fania sendiri ketika dia hendak menawari sesuatu pada Fania lalu dia segera masuk kamar Fania.
"Kenapa hanya nenek yang biasa kau peluk ayah kapan Fania kau hanya selalu memaksa dengan ayah kau tidak sayang ayah"
Sela Bari yang membuat Fania menoleh dengan berpura pura marah Baripun melangkah pergi Fania yang melihatnya segera berlari memeluk ayahnya dari belakang.
"Terima kasih ayah, Ayah selalu menuruti keinginanku walaupun aku selalu memaksa ayah begitu baik aku menyayangi ayah."
Dengan tersenyum Baripun membalikkan badannya dan segera memeluk erat anak gadisnya.
"Ayah juga sangat menyayangimu mau pulang bersama ayah?"
Ajak Bari pada Fania binar mata bahagia dengan setetes air mata Faniapun menganggukan kepalanya Baripun mengajak nenek Laras untuk pulang bersama karna bisnis Bari sedang ditangani sang asisten membuatnya lebih mudah untuk pulang pergi kerumah sang istri.
"Sandi tunggulah aku, Aku akan pulang dan menerimamu kembali karna aku masih mencintaimu." Gumam Fania dalam hatinya masih dalam pelukan sang ayah yang begitu nyaman.
Ditempat lain ibu Utipun senang mendengar Fania akan pulang kerumahnya sendiri dia sibuk mempersiapkan menu makanan kesukaan Fania akhirnya diapun pergi untuk membeli bahan dan beberapa cemilan yang biasa Fania makan tanpa disengaja ibu Uti bertemu dengan Firly yang sama sama sedang berbelanja.
"Ibu Uti." Panggil Firly
Mendengar ada yang memanggilnya, Utipun menoleh tapi merasa tidak enak karna yang ditemuinya adalah Firly.
"Eh ibu Firly apa kabar?" Jawab Uti berbasa basi menanyakan kabar dengan tersenyum canggung.
"Saya baik bu tapi Sandi sedang sakit" Jawab Firly tersenyum Firly sebenarnya juga tidak enak pada Uti karna Firly jelas lebih tau permasalahan Sandi dengan Fania.
"Sakit? Sakit apa bu?"
"Asam lambung tadinya dia tidak punya penyakit lambung setelah Fania meninggalkannya Sandi makan tidak teratur bu aku kasihan padanya dia ingin bertemu Fania maafkanlah Sandi dan tolong bujuk Fania untuk kembali kalaupun dia tidak mau kembali bersama Sandi setidaknya dia temui Sandi bu saya mohon"
Dengan mata berkaca kacanya Firly memohon pada Uti. Utipun merasa iba padanya dan diapun akan membujuk Fania untuk menemui Sandi Firlypun tersenyum senang mendengarnya dia berharap Fania mau menemuinya.
Begitu pulang Firly segera pergi menuju kamar Sandi dan melihat Sandi sedang memandangi cincin pertunangannya yang telah Fania kembalikan.
"Kau masih menyimpannya dengan baik sayang apa kau yakin Fania akan menemuimu maafkan ibu telah menyuruhmu melupakannya ibu kasihan melihatmu seperti ini nak ibu sayang padamu"
Ucap Firly yang sudah berada didepan Sandi yang sedang duduk kembali mengenggam cincin pertunangan mendengar sang ibunda meminta maaf Sandipun berdiri memeluknya.
"Aku tau ibu sayang padaku ibu tidak perlu minta maaf ibu tidak salah aku tau kekhawatiran ibu selama aku masih mampu berdiri seperti ini dan menahan sakit aku akan tetap bersama ibu doakan aku saja agar cepat sembuh."
Firlypun meneteskan air mata balas memeluk Sandi erat yang lebih tinggi darinya dia berharap penantian Sandi akan berakhir setelah bertemu Fania.
"Baiklah sekarang kau berbaring lihat wajahmu pucat sayang ayo istirahat kau sudah minum obat belum?"
Tanya Firly sembari melepas pelukan dan menuntun Sandi ke ranjang tidurnya lalu segera membantunya berbaring.
"Obatku belum datang ibu entah kapan akan datang" Jawab Sandi asal.
"Ibu serius Sandi obatmu yang itu semoga segera tiba ayo kau minum obat yang sebenarnya dulu untuk tubuhmu jangan menyiksa dirimu seperti ini sayang"
Dengan patuh Sandipun mau meminum obat yang diberikan oleh Firly.
"Kau menantinya tapi kau sakit bagaimana kau akan menemuinya nanti sayang segeralah sembuh"
Ucap Firly yang membuat Sandi terdiam tapi membenarkan ucapan ibunya Firlypun membiarkan Sandi untuk beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Jodohku
Fiksi PenggemarFania Sari dan Ruis Adrian adalah sepasang kekasih yang menjalin hubungan hampir lima tahun lamanya. tapi takdir cinta mereka berdua harus kandas. Ruis Adrian telah meninggal dunia dalam hubungannya yang hampir lima tahun, meninggalnya Ruis membuat...