*Enam bulan Kemudian
"Sandi!! Habiskan makanmu!!" Bentak Hermawan.
"Kenyang ayah."
Jawab Sandi yang sudah berdiri dari duduknya ketika dia berjalan baru beberapa langkah Firly menegurnya teguran Firly membuatnya seketika berhenti melangkah.
"Sampai kapan kau seperti ini nak kau semakin kurus sekarang karna makan tidak teratur kau menyibukkan diri bekerja sampai pekerjaan yang bukan pekerjaanmu kau kerjakan juga"
"Sampai Fania kembali ibu sudah aku katakan berkali kali" Jawab Sandi tanpa menoleh.
"Lupakan dia nak kita tidak pernah tau dia akan kembali atau tidak kalaupun dia kembali kita tidak tau dia masih menerimamu atau tidak"
"Aku mencintainya ibu tau itu dia berhutang penjelasan padaku bu dia meninggalkanku tanpa mengatakan apapun jangan paksa aku untuk melupakannya"
"Tapi nak."
Saat Firly hendak menjawab ditahan oleh Andra ketika Firly hendak berdiri menyusul Sandi yang melenggang pergi begitu saja.
"Ibu biar aku saja aku akan mencoba berbicara dengan kak Sandi ibu dengan ayah lanjutkan makannya yah"
Dengan mencium pipi ibundanya terlebih dahulu Andrapun segera melangkah pergi menyusul Sandi menuju kamarnya begitu dia sampai Andra melihat Sandi yang duduk menatap keluar jendela kamarnya dengan menghela nafas panjang Andrapun mulai mendekati Sandi lalu berdiri disampingnya sembari kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya.
"Kak apa aku boleh tanya sesuatu padamu?"
"Tanya saja?" Jawab Sandi cuek
"Aku hanya ingin tau apa yang membuatmu sangat mencintai Fania sampai rela harus menunggunya sampai sekarang jawabanmu tadi karna dia berhutang penjelasan padamu padahal menurutku penjelasan yang seperti apa lagi yang kau inginkan kak jelas jelas dia meninggalkanmu itu sudah menjadi jawaban jika dia tidak ingin bersamamu kembali"
Mendengar jawaban sang adik membuat Sandi tersenyum kecil Andrapun melihatnya lalu mengerutkan alis apa perkiraannya salah batinnya menduga duga.
"Kau tau apa tentang hubunganku dengan Fania apa kau ingin tau apa yang membuatku sangat mencintainya dan aku hanya menginginkannya untuk menjadi istriku satu satunya."
"Apah?" Jawab Andra penasaran.
"Karna dia berbeda dari semua gadis yang telah aku kencani termasuk Silsilia sekalipun aku telah menemukan kenyamanan tersendiri saat bersama Fania dia benar benar mengangumkan, kau tau? Aku bahkan tidak bisa lancang menyentuhnya seperti pada gadis gadis lain aku benar benar sangat menjaganya entah mengapa aku selalu bahagia jika berada didekatnya aku hanya menginginkannya sekarang."
"Aku tidak tau apa maksudmu kak mungkin karna aku belum pernah merasakannya tapi aku berharap cepat atau lambat kau akan bertemu dengannya dan saat pertemuan itu tiba aku juga berdoa semoga kalian berdua ditakdirkan berjodoh agar aku bisa melihat senyum dan semangat dalam dirimu kak kau tau? Aku sangat menyayangimu maafkan aku telah membuatmu menderita dengan perasaanmu pada Fania." Ungkap Andra sendu
"Tidak ini adalah salahku, Salahku yang terlambat menyadari perasaanku" Jawab Sandi menunduk menghela nafas pendek dia tidak tau sampai kapan harus menunggu Fania.
"Fania kembalilah aku tersiksa dengan penantian ini" Gumam Sandi dalam hatinya.
*Dirumah Nenek Laras
Lama tak membuka aplikasi Sosial Medianya setelah kepergiannya dari rumah dan mengganti nomer ponselnya dengan yang baru hanya pihak keluarga saja yang tau. Faniapun mulai bosan dengan iseng dia membuka pesan di Sosial Medianya setelah enam bulan tidak dibukanya begitu Fania membuka beberapa pesan memenuhi kotak masuknya diapun membukanya satu persatu mulai dari temannya dan Mario terlebih dahulu.
"Fania kapan kau pulang kau tidak rindu membelikanku ayam geprek?" Pesan dari Naeli yang membuat Fania terkekeh.
"Dimana kau mantan kekasihku yang manis kenapa kau tega meninggalkanku tanpa pamit bagi nomer ponselmu sekarang!! Aku merindukanmu" Pesan dari Mario yang membuat Fania tersenyum.
"Pulang!!! Fania!!!" Pesan dari Tari yang membuat Fania tertawa dan geleng geleng kepala.
"Kau yakin tidak akan pulang dia mencarimu mendatangi toko setiap hari berharap bisa bertemu denganmu dia bahkan sekarang sangat kurus kasihan sekali dia sangat mencintaimu" Pesan dari Lusi seketika membuat Fania terdiam dari tertawanya.
Lalu diapun beralih melihat satu pesan dari Sandi diapun ragu untuk membukanya tapi rasa rindu dan penasarannya cukup tinggi, Dia bahkan sampai melihat isi pesan Lusi yang mengatakan kalau Sandi masih mencarinya dan terlihat kurus karna cintanya pada Sandi masih ada Faniapun akhirnya membuka pesannya.
"Aku tau kau kecewa padaku karna kebohonganku dan terlambatnya kejujuranku sebelum aku menjelaskannya kau lebih dulu pergi dariku aku tau aku bersalah bahkan sangat menyakitimu aku mohon maafkanlah aku, Aku hanya menginginkanmu bukan gadis lain termasuk Silsilia sekalipun jangan berfikir kau menjadi orang ketiga dalam hubunganku dengannya cinta ini telah membawaku lari darinya dan menemukanmu beralih hingga mencintaimu jangan katakan kalau aku mempermainkan Silsilia karna rasa ini hadir dengan sendirinya tanpa aku meminta ku mohon kembalilah padaku aku masih menunggumu sampai kau kembali dan ini janjiku seumur hidup."
Walau hanya satu pesan tapi sangat bermakna ungkapan yang Sandi utarakan sudah terlihat jelas jika Sandi masih mengharapkannya Faniapun tersenyum tapi juga menangis diapun berfikir apa keputusannya salah meninggalkan Sandi begitu saja dengan memegang ponselnya diapun dilema untuk kembali atau tidak melihat isi pesan Sandi yang begitu dirindukannya.
"Fania apa nenek boleh masuk?" Sela Nenek
Melihat sang cucu kembali menangis nenek Laraspun segera menghampiri dan memeluknya padahal selama enam bulan berada dirumah neneknya Fania selalu tersenyum bahagia dia hanya melihat Fania menangis waktu pertama kali datang dan sekarang pemandangan itu terlihat kembali dalam diri Fania.
"Kau kenapa nak kenapa menangis ada masalah lagi? Masalah kemarin saja kau tidak membicarakannya pada nenek masa sudah ada masalah lagi"
Selama enam bulan dirumah sang nenek Fania juga masih belum mau menceritakan masalahnya dengan Sandi sampai sang ibunda Uti menjengguknya ke rumah nenek karna merasa rindu dia sampai menutup rapat rapat masalahnya dan memendamnya sendiri sampai akhirnya dia lelah dan ingin menceritakannya pada nenek Laras.
Dengan melepas pelukan sang nenek Faniapun menghapus air matanya sendiri lalu tersenyum pada neneknya.
"Tadi menangis sekarang tersenyum kau sudah tidak waras coba sini apa kau demam?" Tanya Nenek Laras sembari memegang kening Fania lalu mengerutkan alis binggung.
"Tapi tidak panas" Jawab Nenek
"Apaan sih nek aku masih waras dan aku tidak demam" Ucap Fania sembari menarik tangan neneknya dari keningnya lalu tangan nenek digenggamnya erat.
"Tadi kau menangis setelah itu tersenyum nenek fikir kau sudah gila Fania kan bisa gawat kau juga belum menikah masa jadi gila dimasa muda yang benar saja kau kan cucu perempuan nenek satu satunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Jodohku
FanficFania Sari dan Ruis Adrian adalah sepasang kekasih yang menjalin hubungan hampir lima tahun lamanya. tapi takdir cinta mereka berdua harus kandas. Ruis Adrian telah meninggal dunia dalam hubungannya yang hampir lima tahun, meninggalnya Ruis membuat...