Penyelesaian

41 4 0
                                    

"Andra Sandi ada permasalahan apa yang membuat kalian sampai berkelahi hah!! Ayah tidak pernah mengajari kalian cara menyelesaikan masalah dengan adu kekuatan!!"

Tegas Hermawan pada kedua anaknya yang masih terdiam saling menatap dengan aura permusuhan melihat tidak ada yang menanggapi perkataan Hermawan membuat Firly ikut menyela langsung ke inti saja yang membuatnya penasaran siapa Silsilia sebenarnya.

"Baiklah Sandi siapa Silsilia?"

Tanya Firly pada Sandi yang tadinya menatap Andra dengan aura permusuhannya sekarang beralih memandang sang ibunda binggung mau menjelaskannya dari mana. Andrapun tersenyum licik melihat Kakaknya membeku tidak bisa menjawab pertanyaan Firly lalu Andra angkat bicara terlebih dahulu karna sebal dengan kakaknya yang seenaknya saja menyakiti seorang gadis.

"Ibu Silsilia adalah kekasih lama kakak Sandi bu apa ibu mau mendengarnya lebih banyak?Biar aku beritahu dengan senang hati"

Jawab Andra santai, Mendengar adiknya seakan ingin mengungkapkan segala kebenaran membuat Sandi tak berkutik karna pada dasarnya disinilah posisi Sandi yang paling bersalah.

"Maksudnya Silsilia kekasih Sandi? Bukankah Sandi sudah bertunangan dengan Fania sebenarnya ada apa ini ibu tidak mengerti? Coba ceritalah lebih jelas, Sandi bicaralah kita harus menyelesaikannya nak"

Dengan mengangguk, Sandipun menceritakan permasalahan yang sedang dilaluinya antara dirinya Fania dan juga Silsilia. Hermawan dan Firlypun menyimak Andra sedikit sedikit menyela penjelasan sang kakak tapi dibantah oleh Hermawan akhirnya dengan muka sebalnya Andra lebih memilih diam tanpa harus repot repot ikut menjelaskan.

"Jadi begitulah maaf aku memang bersalah ayah ibu tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku aku lebih memilih Fania karna aku memang lebih merasa cocok dengannya bukan Silsilia walaupun aku lebih lama menjalin hubungan dengannya"

Dengan menghela nafas panjang Hermawanpun menjawab lalu menasehati Sandi dan Firly juga menasehati Andra dengan sama bijaknya.

"Sandi masalah sebesar ini kau tidak membicarakannya pada ibu dan ayah jelas Fania meninggalkanmu karna dari awal saja kau membohonginya dan sekarang dia tau kenyataan dari masa lalumu dia pasti sangat terluka nak Silsilia juga kau campakkan begitu saja jelas dia juga merasa terluka, Apalagi dia berjuang mencari uang hanya untuk bisa menikah denganmu kau tidak berfikir nak dia bahkan berjuang untuk bisa bersamamu"

"Iya ayah aku tau tapi aku juga tidak tau akan menjadi seperti ini tadinya aku ingin mempertemukan mereka berdua dan menyelesaikannya secara baik baik tapi Andra mendahului niatku ayah dan semua menjadi berantakan"

"Heh aku tidak tega dengan Silsilia dia mengajakku bertemu dan menangis kalau kau telah memutuskannya demi Fania apa kau gila!! Aku kasihan melihatnya kau tinggalkan begitu saja" Sela Andra sebal

"Apah! Silsilia menemuimu?" Tanya Firly

"Iya ibu dia menemuiku sambil menangis dan aku tidak tega akhirnya ya aku datangilah kak Fania untuk mengungkap semuanya kak Silsilia lebih berhak atas kak Sandi apa aku salah mempersatukannya lagi?" Jawab Andra

"Andra ibu bukan membela kakakmu tapi apa yang kamu lakukan juga salah nak kau mencampuri urusan pribadi kakakmu kalaupun kau tau harusnya kau bicara dengan ayah dan ibu kita akan menyelesaikannya secara baik baik dan tidak mungkin terjadi hal seperti ini hargailah pilihan kakakmu nak ibu tau maksudmu baik tapi dengan caramu sampai mengungkapkan segalanya pada Fania, Dia juga merasa tersakiti sayang bukan hanya Silsilia"

Andrapun terdiam dan teringat kata katanya yang bahkan mencemoh Fania dan membanding bandingkannya dengan Silsilia membuatnya merasa bersalah padahal Fania tidak pernah berbuat salah kepadanya Andrapun sadar perkataan ibunya memang benar.

"Iya ibu maaf pada saat itu aku tidak bisa berfikir karna aku kasihan melihat kak Silsilia menangis dan melihat perjuangannya untuk bisa menikah dengan kak Sandi tapi aku tidak tau perasaan kak Sandi sudah berubah dengan kak Silsilia sampai lebih memilih kak Fania"

"Kau minta maaf dengan kakakmu bukan pada ibu ayo cepat kalian berbaikkan ini hanya salah paham ayo cepat"

Bujuk Firly pada kedua anaknya dengan perasaan bersalah dan bercampur malu kakak beradik itupun berpelukan dengan gayanya seperti pria gentle sama sama menepuk punggung keduanya.

"Maafkan aku kak" ucap Andra

"Aku juga minta maaf aku terbawa emosi sampai memukulmu hanya karna seorang gadis" Jawab Sandi terkekeh geli.

Andra yang mendengar itu langsung melepas pelukan lalu melotot pada Sandi dengan bermuka sebal bisa bisanya kakaknya meminta maaf tapi malah menyindirnya.

"Kau meledekku bagaimana kalau kita berkelahi lagi saja ucapanmu itu sangat menyindirku" Jawab Andra sewot

"Tidak menyindir kan itu kenyataannya sudahlah aku mau ke kamar ayah ibu terima kasih sudah menasehatiku, Bantu aku untuk menyelesaikan semuanya dengan Silsilia tapi keinginanku tidak berubah aku tidak mungkin melanjutkan hubunganku dengan Silsilia aku hanya akan menunggu Fania sampai kapanpun ini janjiku ayah ibu Andra ini akan menjadi janjiku seumur hidup."

Dengan berjalan lunglai lemas dan meringis menahan sakit diwajah dan sekujur tubuhnya karna pukulan sang adik. Sandipun pergi menuju kamarnya dengan keterdiaman dia seketika langsung berubah dingin setelah mengucapkan janjinya pada keluarganya.

"Mas kau lihat tatapan Sandi sangat berbeda setelah mengucapkan kata janji tadi aku menjadi khawatir padanya" Ucap Firly

"Kau benar tapi kita doakan saja semoga dia bisa bertemu dengan Fania kembali" Jawab Hermawan.

"Ayah ibu apa semua ini gara gara aku sepertinya kak Sandi benar benar serius akan menunggu kak Fania kembali" Sela Andra

"Bukan salahmu sudahlah jangan berfikir yang tidak tidak semuanya akan baik baik saja sini ibu obati lukamu ayo nak ikut ibu"

Ajak Firly pada Andra tapi dalam hatinya merasa cemas, Sandi bahkan terlihat berbeda menurutnya Hermawan juga merasakan hal yang sama membuatnya ikut khawatir.

Dikamar Sandi dia sedang duduk termenung diranjang tidurnya melihat foto Fania yang berada diponselnya memandanginya dengan perasaan rindunya. Dia bahkan sampai berkali kali menghubungi nomer Fania yang tidak aktif karna Fania sengaja mengganti nomernya agar Sandi tidak bisa lagi menghubunginya. Seketika itu setetes air matapun membasahi pipi Sandi diapun mulai menangis terisak memikirkan Fania yang telah meninggalkannya dia meremas rambut kepalanya sendiri merasa frustasi dan membanting ponselnya seraya berteriak.

"Faniaaaa!!!"

Dengan menangis dan memanggil manggil nama Fania seperti orang gila. Membanting segala benda yang berada dikamarnya suara gemuruh dikamar Sandi sampai terdengar Hermawan Firly dan juga Andra membuat mereka segera berjalan cepat menuju kamar Sandi dengan perasaan cemas dan khawatirnya Hermawan segera membuka pintu kamar Sandi yang memang tidak dikunci dan melihat kamar Sandi yang sudah berantakan.

Takdir JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang