"Fania mari kita pulang." Ajak Ibu Uti Safitri ibunda Fania. Faniapun hanya mengangguk lalu mulai berdiri dari jongkoknya melangkah meninggalkan area pemakaman menyusul Ibunya dari belakang. ketika baru beberapa langkah diapun berhenti lalu menoleh kembali menatap makam Ruis yang masih basah.
"Kau bahkan dengan teganya meninggalkanku tanpa mengatakan apapun kau hanya selalu menunjukkan senyum bahagiamu padaku apa arti diriku bagimu Ruis sampai kau tega meninggalkanku untuk selamanya."
Gumam Fania dalam hati kembali menangis sambil melangkahkan kakinya pergi meninggalkan area pemakaman seraya memegangi dadanya yang begitu sesak.
"Nak ibu dan Temmy pulang dulu, Daniel mencari ayahnya kau tau kan Daniel selalu menempel dengan ayahnya."
"Iya ibu aku masih ingin disini Ibu pulang dulu dengan kak Temmy entah apa yang membuat Daniel keponakanku yang imut itu mencari ayahnya terus." Lirik Fania pada Temmy Permadi kakak kandungnya yang dibalas senyum terkekeh Temmy.
"Jangankan anakku kau saja selalu menempel padaku."
"Aku menempel karna cepat dapat uang darimu kak tidak ada yang lebih dari itu."
"Ck dasar mata duitan, Ya sudahlah kakak dan ibu pulang dulu yah."
Faniapun terkekeh kecil lalu mengangguk Temmypun mendekatinya lalu menyentuh pipi Fania dengan lembut seperti memberi semangat padanya yang baru saja kehilangan Ruis.
Setelah kepergian Temmy dan ibu Uti Faniapun segera duduk disofa ruang tamu yang menjadi tempat mengukir kenangan bersama Ruis dan kenangan itu kembali terlintas dalam pikirannya.
"Baiklah kita mulai, Tapi sebelum memulai yang menang nanti dapat apa?" Tanya Ruis
"Bagi pemenang boleh minta satu permintaan apapun itu asal masih dalam batas wajar bagaimana?" Jawab Fania
"Boleh ya sudah kita mulai yah."
Merekapun melakukan permainan Batu Kertas Gunting sampai lima kali karna Fania selalu minta ulang. Tiga kali main Fania telah kalah kelima kalinyapun dia juga kalah akhirnya Fania mengalah dinyatakan telah kalah.
"Yeeee!! Sayang aku yang menang kau harus menuruti semua keinginanku."
"Heh tidak semua yah hanya satu permintaan"
"Iya iya satu permintaan kau tidak tanya apa permintaanku?"
"Ck! Nggak usah basa basi yah! Cepat katakan apa maumu punya kekasih nggak mau ngalah dasar menyebalkan!"
"Untuk permainan aku harus menang walaupun lawannya kekasihku sendiri, Ya sudah aku mau kau buatkan aku teh hangat saja."
"Baiklah tunggu sebentar."
Fania beranjak dadi duduknya bergegas menuju kebelakang tepatnya didapur untuk membuatkan teh hangat yang Ruis inginkan, dengan isengnya mencampurkan garam dalam minuman tersebut, setelah selesei dia membawa teh hangat yang sudah dibuat untuk Ruis.
"Untuk pemenang harus dapat kejutan dari yang kalah hadiah ini khusus untuk pemenang" Gumam Fania terkekeh sendiri sambil berjalan, Begitu sampai
"Ini tehnya silahkan dinikmati." Ucap Fania dengan senyum manisnya.
"Terima kasih sayang senyummu manis sekali"
Puji Ruis tersenyum lalu segera meminum tehnya seperkian detik kemudian dia menyemburkan tehnya kebawah lantai Fania yang melihat itu seketika menahan tawa.
"Bwweekkk!! Sayang ini teh apa bukan? Kenapa rasanya asin?"
"Itu teh ya? Mana ada asin?"
"Kalau begitu kau cicipi menurutmu ini teh atau garam?"
"Aku tidak mau itu bekasmu."
"Ck memangnya kenapa kalau bekasku Aku saja selalu menghabiskan sisa es krimmu kau sadar tidak! Itu juga bekasmu kau tidak adil sayang."
" A aku emm em aku sedang tidak ingin minum teh iya sedang tidak ingin minum teh."
Jawab Fania binggung dan tersenyum kaku merasa tidak enak menolak akhirnya lebih memilih beralasan.
"Kau tidak mau? Atau memang sedang mengerjaiku?
"Tidak! Untuk apa aku mengerjaimu kurang kerjaan sekali."
"Benarkah??"
Ruispun mendekati Fania memepetkan tubuhnya dan mulai mendekatkan wajahnya, yang membuat Fania menjadi gugup dan salah tingkah.
"Heey ka kau kau mau apa? Ja ja jangan macam macam yah."
"Menurutmu?"
Karna sudah sangat dekat sekali Fania dengan segala isi pikirannya seperti akan berciuman seketika menutup matanya yang membuat Ruis tersenyum kemudian mencubit hidung Fania pelan karena merasa gemas.
"Aww kenapa mencubit hidungku?"
"Kenapa kau menutup mata jangan katakan kalau kau berfikir aku akan menciummu yah, dasar mesum!" Jawabnya terkekeh
"Heh! Jangan memfitnahku yah."
"Akui sajalah wajahmu terlihat sedang berbohong dan lihat matamu sudah membesar sampai sebiji jengkol"
"Apah!! Mana ada! Kau menyebalkan yah"
"Hahaha tidak terima kalah malah mengerjaiku dasar usil"
Ruispun tertawa sambil memegangi perutnya karna senang menggoda Fania. Fania yang tidak terima balas menggelitik pinggang Ruis dan mencubitnya mereka berdua akhirnya saling menggelitik dan tertawa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Jodohku
FanfictionFania Sari dan Ruis Adrian adalah sepasang kekasih yang menjalin hubungan hampir lima tahun lamanya. tapi takdir cinta mereka berdua harus kandas. Ruis Adrian telah meninggal dunia dalam hubungannya yang hampir lima tahun, meninggalnya Ruis membuat...