*Keesokkan paginya
Fania bangun dari tidurnya dengan matanya yang sembab diapun mulai beranjak untuk segera mandi dan berangkat bekerja. Faniapun enggan memikirkan kejadian semalam yang menimpa dirinya walau hatinya masih merasakan sakit Faniapun tetap melakukan aktifitas seperti biasanya. Setelah selesai dengan penampilan bekerjanya Fania segera menuju meja makan untuk sarapan dilihatnya Temmy Daniel Selly dan juga Ibunya tengah duduk bersama untuk sarapan.
"Fania kenapa matamu sembab sekali apa kau menangis semalaman sebegitu rindunya kamu pada ayah dan nenekmu sampai matamu bisa berubah lebam begitu." Tanya ibu Uti pada Fania.
Temmypun menatap Fania dan membenarkan perkataan ibunya, Temmy merasa penasaran apa ada hal lain yang ditutupi Fania hingga membuat matanya terlihat sembab sekali.
"Fania, Apa ada masalah?" Tanya Temmy
"Em tidak ada kak aku hanya, Memang merindukan ayah dan juga nenek."
Jawab Fania seraya membenarkan kaca mata tanpa lensanya yang turun setengah dari tempatnya. Tapi Temmy juga melihat jari Fania yang kosong tanpa cincin dilihatnya lagi ke tangan sebelahnya juga kosong. Temmypun langsung faham ada masalah yang disembunyikan sang adik karna waktu tidak bisa membuatnya bertanya, Temmypun lebih memilih untuk segera pergi bekerja dia akan berbicara pada Fania setelah waktu pulang nanti.
"Ya sudah kalau memang tidak ada apa apa?Tapi jika kau ingin pergi ketempat ayah dan juga nenek kakak siap mengantarkanmu kapanpun kau mau, Untuk adik manis tersayangku"
Jawab Temmy mendekat pada Fania lalu mencium pipi Fania dengan sayang, lalu membisikkan sesuatu ditelinga Fania.
"Datanglah pada kakak jika kau ingin bercerita kakak akan selalu ada untukmu."
Faniapun hanya menganggukkan kepalanya Kakaknya memang tidak bisa dibohongi mau ditutupi seperti apapun Temmy pasti akan selalu tahu apa yang tengah Fania rasakan.
Setelah selesai sarapan Faniapun pergi berangkat kerja dengan menaiki motornya dia pun mulai melaju meninggalkan rumah menuju tempat bekerjanya begitu dia sampai seperti biasanya trio gadis selalu menyambutnya dengan senang tapi begitu mereka ingin menyambutnya, Mereka kaget melihat mata Fania yang sembab.
"Fania kau kenapa? Dan lihat matamu kenapa sembab sekali? Ada apa Fania? ceritalah pada kita."
Tanya Lusi seketika memeluk Fania, Faniapun hanya diam saja dia berfikir akan menceritakannya, Tapi dia belum sanggup untuk menceritakan akhirnya dia memilih untuk diam tanpa harus berbicara panjang lebar.
"Lusi aku tidak papa aku hanya sedang merindukan nenek dan juga ayah"
"Sampai matamu sembab begitu apa tidak berlebihan aku tidak percaya?"
Sela Tari yang membuat Fania menoleh dan tersenyum seraya melepas pelukan Lusi Faniapun tetap dengan pendiriannya enggan menceritakan masalahnya.
"Kalian jangan berfikir yang tidak tidak aku benar benar tidak apa apa sudahlah hari ini banyak pekerjaan, Ayo kerja! kerja!"
Jawab Fania melangkah pergi meninggalkan ketiga temannya yang terbenggong mereka semua yakin Fania tengah dirundung masalah. Karna tidak ingin memaksa Fania untuk bercerita mereka bertigapun lebih memilih mengikuti Fania mengerjakan tugasnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang tiba waktu mereka makan siang.
"Fan kau mau pesan apah? Biar aku belikan sekalian, Aku mau keluar?" Tawar Naeli
"Em aku nanti saja pesan online kau dengan yang lain saja beli makanan dan segeralah makan siang, Aku akan menyelesaikan pekerjaan"
"Em baiklah jika ada sesuatu yang menganggu fikiranmu kita bertiga siap mendengarkan Fania, Jangan kau tanggung semua itu sendiri kalaupun kita tidak bisa membantu setidaknya jika kau bercerita, Nantinya kau akan merasa lebih lega itu hanya saranku saja kita bertiga peduli padamu, Jangan sungkan."
Terang Naeli yang membuat Fania tersenyum menangis haru ketiga temannya begitu baik padanya melihat Fania menangis ketiga temannya berbarengan memeluk Fania.
"Terima kasih kalian begitu baik padaku"
"Kau juga sangat baik Fania kami menyayangimu." Balas Lusi mewakili Tari dan juga Naeli.
"Sudahlah, Lebih baik kalian beli makan siang dulu"
"Ya sudah aku pergi dulu yah kamu benaran Fan ngak nitip?" Sela Naeli
"Aku nanti saja" Jawab Fania menolak
Ditempat lain Sandi tengah memikirkan Fania diapun sangat ingin menghubungi Fania karna merindukannya tapi dia gengsi melakukannya karna telah memutuskannya.
"Apa aku datangi saja tempat kerjanya aku yakin saat ini dia sedang bekerja, Aku bahkan sampai tidak memikirkan Silsilia yang sesungguhnya kekasihku benar benar aneh"
Ketika sedang memikirkan Fania ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk dilihatnya ternyata Silsilia. Padahal Sandi berharap yang menghubungi Fania karna setelah Sandi memutuskannya Fania tidak lagi menghubunginya walau hanya mengirim pesan saja dengan malas Sandi segera mengangkatnya.
"Halo iya ada apa?"
"Sayang kau tidak kesini?" Jawab Silsilia diseberang telfon
"Hari ini aku sibuk nanti aku kabari yah kalau senggang"
"Tapi sayang aku"
Ketika Silsilia sedang berbicara Sandi segera memutuskan sambungan telfonnya panggilan sayang pada Silsilia saja tidak dia ucapkan karna perasaan Sandi memang sudah berubah pada Silsilia. Dia sudah mencoba merasakan kenyamanan dalam diri Silsilia tapi tidak dia rasakan seperti halnya dengan Fania. Dengan tergesa gesa tanpa berfikir panjang Sandipun segera mengambil kunci mobilnya pergi ketoko Mawar Busana untuk melihat Fania.
Begitu sampai Sandipun tidak segera turun dari mobilnya dia hanya melihatnya dari dalam mobil saja masih dengan rasa gengsinya dia enggan turun dari mobilnya untuk menemui Fania padahal sebenarnya dia sangat merindukannya.
"Fania kenapa kau tidak keluar aku ingin melihat wajah manismu aku tunggu saja disini sampai kau keluar, Sampai malampun tak apalah asal bisa melihatmu"
Gumam Sandi berbicara sendiri sembari melihat depan toko, Ketika sedang menunggu Fania muncul dering ponsel lagi lagi berbunyi membuatnya merasa terganggu.
"Bisa tidak kau jangan menghubungiku!! Aku sudah kesal berdiam diri disini hanya untuk melihat Fania dan kau menganggu saja aku matikan saja ponsel ini, Berisik sekali!"
Gumam Sandi melihat ponselnya Silsilia terus menghubunginya dengan perasaan kesal Sandipun menonaktifkan ponselnyaagar tidak merasa terganggu. Tak berapa lama Faniapun keluar untuk membeli cemilan ringan karna dia tidak berselera makan lebih baik dia makan cemilan saja.
Sandi yang melihat Fania seketika merasa sangat bahagia tapi entah bagaimana perasaannya saat ini dia sampai keluar dari mobilnya untuk mengikuti Fania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Jodohku
FanficFania Sari dan Ruis Adrian adalah sepasang kekasih yang menjalin hubungan hampir lima tahun lamanya. tapi takdir cinta mereka berdua harus kandas. Ruis Adrian telah meninggal dunia dalam hubungannya yang hampir lima tahun, meninggalnya Ruis membuat...