Kedatangan Sandi

32 4 0
                                    

*Tiga hari berlalu

"San sudah hampir satu minggu kau tidak pernah mengajak Fania kesini, Apa dia sibuk?"

Tanya Firly pada Sandi yang sedang duduk sembari memegang ponselnya mendapati pertanyaan mengenai Fania membuat Sandi menoleh, Sandi bahkan sampai merahasiakan berakhirnya pertunangannya dengan Fania dari kedua orangtuanya karna binggung harus menjawab Sandi hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Kapan kapan kalau dia tidak sibuk kau ajak dia kemari San ibu senang bila dia datang kesini, Dia itu sangat lucu dan manis kapan kau akan menikahinya?" Tanya Firly kembali yang membuat Sandi bertambah binggung.

"Ya ampun bu boro boro menikah sekarang saja aku tidak tau Fania masih mau bersamaku atau tidak"  Keluh Sandi dalam hati.

"Hey San! Kenapa malah diam saja ibu sedang bertanya padamu"

"Em eh iya ibu aku em em itu bu, Apa ya?"

Mendengar anaknya seketika binggung menjawab pertanyaannya membuat Firly mengerutkan alisnya dengan mata memincing Firlypun mempertanyakan hubungan sang anak dengan Fania.

"Kau ini kenapa!! Hubunganmu dengan Fania baik baik sajakan maksud ibu tidak ada masalahkan?"

"Em tidak kok bu mas mas masih baik baik saja tadi ibu tanya apa sebelumnya aku tidak dengar?" Tanya Sandi mengalihkan kegugupannya.

"Ibu tanya kapan kau akan menikah dengan Fania?"

"Oh itu emmmm, Nanti aku bicarakan dulu dengan Fania bu, Ibu tenang saja"

"Dari tadi ke, Jawab saja susah sekali ya sudahlah ibu mau masak untuk makan malam nanti dah Sandi"

Dengan melambaikan tangannya Firlypun meninggalkan Sandi. Sandi yang melihat ibunya tidak lagi menyinggung soal Fania seketika bisa bernafas dengan lega tapi dia terlonjat kaget saat ada yang menepuk pundaknya dan itu adalah Andra sang adik.

"Woyy Kak!! Sendirian ajah!!"

"Heh bisa tidak!! Jangan mengagetkanku kau mau membuatku jantungan!!"

Dengan terkekeh Andrapun duduk disebelah Sandi sembari mengotak atik ponselnya lalu tak berapa lama setelah itu Andra menanyakan perihal tentang Silsilia.

"Bagaimana hubunganmu dengan Silsilia kak?"

Mendapati pertanyaan yang menyinggung Silsilia, Sandipun kembali memikirkan berakhirnya hubungannya dengan Silsilia semalam membuatnya diam dan hanya bergumam dalam hati kembali.

"Sekarang Silsilia aku telah menyakitinya tapi harus bagaimana? Aku memang ingin kembali bersama Fania apa aku salah lebih memilih perasaanku yang memang sekarang tertujunya hanya pada Fania bodo amatlah dengan Silsilia, Yang ada dalam fikiran dan hatiku sekarang hanya Fania, Fania dan Fania. sepertinya aku sudah gila karnanya"

Melihat tidak ada jawaban dari sang Kakak Andrapun kembali menepuk pundak Sandi.

"Woy!! Kak! Aku tanya! Kenapa malah diam saja!!"

"Apaan sih!! mau aku dengan Silsilia atau Fania sekalipun bukan urusanmu yah!!"

"Fania kau masih memikirkannya kak setauku kau sekarang dengan Silsilia kau kan sudah mengakhiri pertu"

Mendengar adiknya akan mengungkapkan berakhirnya pertunangannya dengan Fania, Seketika membuat Sandi malah menutup mulut Andra dengan telapak tangannya lalu Sandipun mulai menanyakan dari mana Andra tau, Karna dia tidak pernah memberitahu siapapun perihal pertunangannya yang telah berakhir.

"Heh kau tau dari mana?"

Bisik Sandi ditelinga Andra, Seraya melepas tangannya yang menutup mulut Andra mengerti pertanyaannya seakan mengode karna berbisik, Andrapun mengecilkan suaranya menjawab pertanyaan Sandi.

"Siapa lagi kalau bukan Silsilia kau kan tau aku punya nomer ponselnya sekarang dan lagi Kak aku sudah melihatmu dengannya pas dia baru pulang lalu kemarikan, Untung saja ayah dan ibu tidak melihat dia sangat cantik sekali Kak cocok sekali denganmu"

"Kau bersemangat karna dia cantik?" Tanya Sandi heran.

"Iyalah Kak apa lagi, Pasti banyak sekali pria yang menyukainya kau beruntung bisa memilikinya kak"

"Hmm ya sudahlah aku mau mandi sudah sore keburu gelap dah Andra"

Jawab Sandi beranjak dari duduknya melenggang pergi meninggalkan Andra tidak menghiraukan pujian Andra terhadap Silsilia.

"Fania malam ini aku akan menemuimu untuk mengajakmu kembali bersamaku, Tunggu kedatanganku"

Gumam Sandi masih berjalan melangkah menuju kamarnya untuk segera mandi bersiap siap menemui Fania.

*Malam haripun tiba

"Fan ibu pergi dulu yah kau sendirian dirumah tidak apa apakan? Temmy malam ini menginap dirumah mertuanya, Ibu mau pergi kerumah bu Rt menghadiri acara pernikahan anaknya"

"Iya bu tidak apa apa lagian ibu tidak akan lama kan,dirumah pak Rt tidak jauh dari sini"

"Baiklah ibu pergi dulu, Oh iya Ibu tidak pernah melihat Sandi kesini bukannya dia setiap hari selalu menemuimu yah dia kan selalu rindu padamu"

Tanya sang Ibunda pada Fania dengan terkekeh geli membuat Fania tersenyum kaku, Tapi dalam fikirannya dia harus menjawab apa akhirnya dia menjawab asal saja, Karna Fania juga tidak menceritakan pada semua keluarganya perihal pertunangannya yang sudah berakhir.

"Katanya dia sibuk bu belum sempat datang kesini." Jawab Fania tersenyum lalu bergumam dalam hatinya "maaf bu aku bohong lagi."

"Oh ya sudah tidak apa apa tapi kalau dia senggang kau ajak kemari Fan hubungan akan baik baik saja jika kalian tidak lupa berkomunikasi dan bertemu walau hanya sebentar, Ya sudahlah ibu pergi dulu ya"

Faniapun menganggukan kepalanya lalu bergegas masuk kamar untuk mengganti bajunya dengan baju tidur setelah selesai dia mengambil satu buku novel yang belum selesai dibacanya. Dilepasnya kacamata tanpa lensanya dia taruh dimeja nakas lalu dia keluar sembari membuka lembar halaman buku novel yang terakhir dibacanya.

Sambil berjalan dan membacanya, Fania ke dapur untuk membuat segelas susu tanpa menaruh buku yang sedang dibacanya, begitu selesai membuat susu, Fania keluar dapur dengan tangan kanannya memegang susu dan tangan kirinya memegang buku berjalan pelan sambil membacanya dengan hati hati karna matanya juga fokus melihat buku novel yang sedang dibacanya.

Dia berjalan pelan sampai diruang tamu ditaruhnya segelas susu dimeja ruang tamu lalu dia duduk santai sambil terus membaca buku.

Ketika sedang membaca buku ketukan pintu terdengar membuat Fania berhenti membaca dan menoleh ke pintu dia berfikir mungkin ibunya yang pulang tapi dia juga heran kenapa cepat sekali pulang karna ibunya baru saja pergi. Tanpa berfikir dan harus menerka nerka diapun menaruh bukunya dimeja dan beranjak dari duduknya untuk membuka pintu.

Begitu Fania membuka pintu diapun terkejut seseorang yang dicintainya berdiri didepannya karna masih ada cinta dalam diri keduanya mereka berduapun terpaku diam saling menatap tidak ada kata yang terucap mereka terus saling berpandangan seakan terhipnotis dengan rasa kerinduannya masing masing.

Takdir JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang