Disaat sedang teringat kenangan yang membuatnya tersenyum tepukan dipundak mengagetkannya dengan reflek Faniapun menoleh ternyata Ibu Mina Ibunda Ruis.
"Fania sudah malam kau tidak pulang? Apa mau menginap menemani Ibu nak?"
"Aku pulang saja bu dan ini baru jam 19.00 malam belum larut kok bu"
"Ya sudah kau hati hati dijalan tapi kau belum makankan lebih baik makan dulu yuk"
"Aku tidak lapar bu lebih baik aku pulang saja."
Ibu Minapun mengangguk mengizinkan pulang, sebelum pulang Fania mencium punggung tangan Ibu Mina santun yang dibalasnya dengan membelai rambutnya lalu beralih memegang pipinya memberi semangat, Faniapun balas tersenyum menunjukkan kalau dia tidak apa apa.
30 menit kemudian Fania sampai dirumahnya dengan memarkirkan motornya terlebih dahulu diteras, dia akhirnya masuk rumahnya dan disambut oleh Daniel keponakannya yang berumur lima tahun.
"Tante!!" Teriak Daniel berlari menghampirinya yang langsung dipeluk Fania dengan posisi berjongkok mensejajarkan tinggi badannya yang kecil.
"Tante sudah pulang?"
"Iya sayang"
Danielpun melepaskan pelukan Fania lalu menoleh kanan kiri depan belakang seperti mencari sesuatu, Fania yang melihat itu seketika ikut meniru Daniel menoleh kanan kiri depan belakang mengerutkan alis lalu bertanya
"Hey kau mencari apa?"
"Itu tante om Ruis mana? Kok tidak datang bersama tante biasanyakan tante kalau habis pergi pasti kembalinya bersama om Ruis, Om Ruisnya mana tante?"
Fania yang mendengar celoteh Daniel seketika terdiam memandang Daniel tidak bisa menjawab pertanyaannya. Semua orang yang berada disitu seketika mengalihkan pandangan pada Daniel dan juga Fania dengan segera ibunda Daniel yang bernama Selly menghampiri lalu menggendongnya.
"Daniel kamu belum minum susu kan? Minum susu dulu yuk" Ajak Selly
"Tapi bu Daniel mau main dengan tante Fania"
"Iyah nanti yah tante Fania baru pulang pasti cape Daniel minum susu dulu yah."
Danielpun mengangguk Selly akhirnya membawa pergi Daniel karna sudah melihat Fania menangis kembali, Selly sengaja menjauhkan karna takut Daniel makin bertanya tentang Ruis.
Fania yang masih diam mengambil alih kesadarannya lalu berdiri dari jongkoknya seperti belum bisa menerima kenyataan dia menangis histeris sampai berteriak.
"Mengapa dia harus meninggalkanku!!Mengapa dia harus pergi meninggalkanku!!
Ibu Uti yang melihat Fania menangis Histeris segera menghampirinya untuk menenangkan.
"Fania kau tidak boleh seperti ini! Sadar nak!"
"Apa dia tidak menyayangiku bu!! Apa dia tidak menyayangiku!!"
Temmy yang ikut melihatnya segera menghampiri Fania memegang kedua pundaknya ikut menenangkan walaupun dengan cara membentak.
"Fania!! Sadarrrr!!"
"Dia tega meninggalkan aku kak!! Dia tega meninggalkanku diaa aahhh hh"
Lirih Fania mulai lemas tidak mampu berdiri tegak dengan matanya yang mulai berkunang kunang berat terasa pusing lalu seperkian detik kemudian dia jatuh tidak sadarkan diri dalam dekapan Temmy.
"Fania ya ampun Fania! Kenapa kau jadi seperti ini."
Karna panik Temmy menepuk nepuk pipi Fania dalam dekapannya menahan tubuhnya yang sudah tidak sadarkan diri tidak ada pergerakan yang muncul darinya Temmypun segera menggendongnya membawanya ke dalam kamar dan membaringkannya diranjang.
"Ibu!! Berikan aku minyak angin cepat bu!!"
"Iya iya! Sebentar Ibu ambilkan dulu"
Temmypun kalut melihat adik semata wayangnya terpukul karna kehilangan Ruis Ibu Utipun terus menangisi Fania karna meninggalnya Ruis berpengaruh besar pada dirinya tidak heran jika semua itu dirasakannya, karna hubungannya yang cukup lama hampir lima tahun harus kandas karna takdir tidak mempersatukannya.
"Fania kau bersama kakak jangan seperti ini" Ucap Temmy menangis menciumi punggung tangan adiknya yang belum sadarkan diri.
"Tem ini minyak anginnya"
Ibu Uti yang baru datang langsung memberikan minyak angin kepada Temmy. Temmypun segera membuka minyak angin tersebut dan mendekatkannya pada hidung Fania yang membuatnya tersadar, Fania yang tersadar kembali menangis lalu memanggil Ruis dengan terisak memegangi dadanya yang begitu sesak.
"Ruis Ruuu iisss"
"Fania kau tidak boleh seperti ini nak, Kau harus kuat"
"Tapi bu akh akh aku aaa kuu"
"Iya ibu tau, Sudah sekarang kau istirahat biar ibu temani yah."
Ibu Uti segera menghampiri Fania lalu berbaring disebelahnya, memeluknya yang masih terisak seanggukan karna menangis. Temmy yang melihat itu merasa kasihan karna tidak kuat akhirnya dia memilih keluar dari kamar adiknya tersebut.
"Fania semoga kau bisa menerima takdir ini dengan tegar dan ikhlas."
Gumam Temmy dalam hati menghela nafas panjang meratapi nasib adiknya yang biasanya tersenyum bahagia bersama Ruis kini harus melihatnya menangis histeris yang tidak pernah ia bayangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Jodohku
FanfictionFania Sari dan Ruis Adrian adalah sepasang kekasih yang menjalin hubungan hampir lima tahun lamanya. tapi takdir cinta mereka berdua harus kandas. Ruis Adrian telah meninggal dunia dalam hubungannya yang hampir lima tahun, meninggalnya Ruis membuat...