Kabar Bahagia

41 2 0
                                    

*Satu bulan berlalu

Hubungan merekapun kian membaik Sandipun telah sembuh dari sakitnya tubuhnyapun sudah mulai berisi tidak terlihat kurus dia benar benar menjadi Sandi yang sedia kala lagi.

Pertemuan keluargapun segera dilakukan untuk membahas hari pernikahan Sandi dan juga Fania karna mereka telah siap untuk membina rumah tangga umur keduanya juga sudah cukup untuk menikah. Merekapun akan mengadakan pernikahan dalam waktu satu minggu mendatang karna Sandi memang sudah menyiapkan segalanya dari awal sebelum Fania kembali menemuinya jadi kembalinya Faniapun bisa dilakukannya secara singkat semuanyapun sibuk mengurusi tetek bengek acara pernikahan nanti sampai ketiga teman Fania ikut sibuk mempersiapkannya.

"Hey kau yang menikah kenapa kita kita yang sibuk!" Ucap Lusi memandang Fania yang sedang mengotak atik ponselnya.

"Heh Lusi ya memang begitu calon pengantin tidak boleh cape dia akan cape dimalam pertama nanti" Sela Tari tertawa seakan tau apa itu malam pertama.

"Heh kau membayangkan yang tidak tidak!!Dasar mesum" Balas Lusi menjawab

"Aku tidak mesum kata orang begitu akukan cuma dengar" Elak Tari

"Terus apa arti tertawamu itu? Kau pasti sudah tau kan apa itu malam pertama bagi pengantin" Ucap Lusi memandang Tari mengintimidasi.

"Hey hey kalian itu kenapa? Kita belum menikah tidak baik membahas malam pertama pengantin belum saatnya sebaiknya cepat persiapkan semuanya nanti kita tanya saja pada Fania apa itu malam pertama kalau dia sudah menikah."

Sela Naeli menjelaskan lalu mengalihkan pandangan pada Fania yang dari tadi hanya menyimak saja Tari dengan Lusipun ikut mengalihkan pandangan pada Fania seakan menuntut jawaban dari Fania.

"Apa kalian lihat lihat!! Kenapa aku harus membicarakan malam pertamaku itu sangat memalukan kalian juga akan menikmatinya sendiri kalau sudah menikah nanti dasar mesum!!"

Ucap Fania melenggang pergi meninggalkan ketiga temannya lalu terdengar riuh tawa mereka seakan meledek Fania. Faniapun tersenyum geli bisa bisanya dia mempunyai teman yang blak blakan seperti mereka membuatnya geleng geleng kepala.

*Dirumah Hermawan

"Cie yang mau menikah bagaimana perasaannya kak? Apakah campur aduk atau merasa diaduk aduk" Ledek Andra terkekeh

"Susah sekali untuk mendeskripsikannya tau!! Pokoknya aku lebih dari bahagialah susah dijelaskan"

"Iya iya aku tau kak  ya sudah bantu aku dong kak inikan seserahanmu kenapa aku yang repot sih kak"

"Nanti gantian kalau kau menikah kakak yang repot sekarang nikmati saja kesibukkanmu itu"

"Hm bilang saja cari kesempatan dalam kesempitan sudah tau akal bulusmu kak"

"Kok tau silahkan lanjutkan aku pergi dulu dah Andra."

Sandipun pergi menuju kamarnya mengambil ponselnya untuk menghubungi Silsilia mendengar ponselnya berbunyi tanda ada panggilan masuk, Silsiliapun segera mengangkatnya karna melihat Sandi yang menghubunginya.

"Halo iya ada apa San?"

"Aku akan menikah dalam waktu satu minggu lagi kau datang yah hadiri pernikahanku dengan Fania."

"Iya aku akan hadir dengan Heris makasih undangannya"

"Ya sudah aku hanya mengabarkan itu saja kututup telfonnya dah"

Sandipun menutup telfon Silsiliapun merasa senang mendengar kabar bahagia Sandi dan juga Fania yang akan segera menikah karna pada dasarnya Silsilia memang sudah mengikhlaskan Sandi untuk Fania dia bahkan terlihat biasa saja tidak merasa cemburu Sandi akan menikah dengan Fania karna hatinya sudah terpaut pada Heris.

**

"Kau akan menikah?" Tanya Mario

Faniapun menganggukan kepalanya dengan tersenyum mereka berdua sedang duduk disalah satu kursi mini market yang tersedia milik Mario karna Fania sengaja datang untuk memberikan kabar bahagia pernikahannya.

"Selamat ya aku ikut senang tapi juga kalah"

Faniapun mengerutkan alisnya maksud kata kalah dari Mario itu apa.

"Kalah, Kalah apa? memangnya sedang ada pertandingan?"

"Iya aku bersaing dengan Sandi untuk mendapatkanmu tapi ya sudahlah menjadi kekasihmu dalam satu malam saja sudah membuatku menjadi mantanmu aku sudah bahagia sekali Fania"

Faniapun tersenyum kecil pada Mario dia teringat ketakutan Mario saat naik biang lala bersamanya seketika membuatnya malah tertawa.

"hahahahaha."

"Heh apanya yang lucu aku kalah ini"

"Tidak mengatakan kau menjadi kekasihku dalam satu malam membuatku teringat wajahmu yang jelek itu ketakutan hahaha kapan kapan kita naik lagi ya Mario"

"Tidak!! Jangan gila Fania kemarin saja lututku sudah lemas dag dig dug derrr jantungku serasa mau lepas dari tempatnya tidak!! Tidak!! enak saja"

"Hahahaha kenapa wajahmu semakin jelek begitu Mario"

"Kau menyebalkan sekali yah aku ini teman lamamu senang sekali membuatku menderita"

"Sudahlah aku mengundangmu kau harus datang diacara pernikahanku dan aku mohon Mario janganlah menangis melihat mantanmu ini menikah" Ucap Fania terkekeh manja pada Mario.

"Heh kau meledekku aku tidak akan datang tau!!"

"Mario!!" Bentak Fania dengan wajahnya yang cemberut tapi berekspresi minta dikasihani dengan menyatukan kedua telapak tangannya memohon.

"Iya iya aku datang aku datang tenang saja jangan khawatir kenapa kau harus memasang wajah seperti itu membuatku harus selalu mengalah" Ucap Mario menghela nafas pendek.

Dengan terkekeh Faniapun langsung pamit setelah menggoda Mario, Mariopun hanya sebal pada Fania tapi dia senang Fania telah menemukan kebahagiaannya sekarang membuatnya merasa bahagia tiada yang lebih penting dari kebahagiaannya sekarang.

Setelah mengabari Mario diapun beralih untuk mengabari ibu Mina ibunda Ruis diapun segera membawa motornya menuju rumah Ruis begitu sampai Faniapun menyampaikan kabar bahagianya yang akan menikah.

"Ibu senang kau akan menikah ibu pasti datang nak semoga acaramu berjalan dengan lancar ibu senang kau akhirnya menemukan kebahagian" Ucap ibu Mina

"Terima kasih bu mungkin ini sudah jalan takdirku bertemu jodoh ditahun ini ya sudah bu aku ingin mengunjungi makam Ruis terlebih dahulu."

"Mau ibu temani nak?"

"Tidak usah bu aku hanya sebentar setelah dari makam aku akan segera pulang jadi aku langsung pamit saja ya bu."

Ibu Minapun menganggukan kepalanya lalu tersenyum seperti biasa membelai rambut Fania ketika mencium tangannya Setelah berpamitan Faniapun membawa motornya menuju pemakaman beberapa menit kemudian diapun sampai dengan menepikan motornya terlebih dahulu.

Dengan balutan hijabnya Faniapun melangkah masuk area pemakaman umum tempat Ruis dimakamkan begitu dia sampai diapun mulai berjongkok disamping makam Ruis.

"Assalamualikum Ruis maaf aku baru datang setelah kepergianmu waktu itu aku masih tidak percaya kau pergi begitu cepat tapi mungkin ini sudah suratan takdir perjalanan cinta kita"

"Oh iya aku datang kesini ingin memberitahukan kalau aku akan segera menikah semoga kau ikut bahagia melihatku bahagia disini dan dia adalah pria yang membuatku jatuh cinta setelah dirimu dia juga baik dan lagi tampan sepertimu hm baiklah sepertinya aku sudah terlalu banyak bicara kalau begitu aku pulang dulu yah"

Faniapun beranjak dari makam Ruis diapun segera berjalan meninggalkan makam tapi baru beberapa langkah berjalan Faniapun seketika berhenti dan kembali menoleh makam Ruis.

"Ruis terima kasih untuk segalanya terima kasih untuk waktumu yang hampir lima tahun menemaniku aku merasa bahagia walau akhir kisah cinta kita berakhir seperti ini"

Gumam Fania dalam hati tersenyum lalu kembali melanjutkan langkahnya berjalan meninggalkan area pemakaman.

Takdir JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang