Mengajakmu Kembali

32 3 0
                                    

Ketika mereka masih terdiam saling memandang, Faniapun segera mengambil alih kesadarannya karna masih merasakan sakit atas perlakuan Sandi yang menyakitinya Fania segera menutup kembali pintu yang ditahan dengan tangan Sandi.

"Fania! Aku ingin bicara tolong izinkan aku berbicara sebentar hanya lima menit"

"Aku tidak ingin berbicara denganmu sebaiknya kau pulang"

Tolak Fania masih mendorong pintu agar bisa tertutup tapi tetap saja setengah terbuka karna kekuatannya tidak sebanding dengan Sandi.

"Kau izinkan aku masuk dan berbicara sebentar!! Atau aku hancurkan pintu rumahmu ini!!" Ancam Sandi

"Kenapa kau pemaksa sekali aku tidak mau berbicara denganmu, Apa kau tidak dengar!!"

"Baiklah satu dua"

"Hey hey kau mau apa!! jangan kau rusak pintu rumahku yah!!" Teriak Fania

"Pilih saja berbicara sebentar atau pintu rumahmu yang jadi korban!!"

"Dua tiii"

Faniapun mendengkus kesal lalu dengan cepat Fania langsung membuka pintu begitu saja tanpa memberi aba aba pada Sandi yang membuatnya terbawa pintu yang sedang dibuka Fania. Alhasil Sandi malah menabrak Fania yang berada didepannya membuat mereka malah terjatuh bersama dengan tubuh Sandi yang berada diatas Fania dan dengan tidak sengaja Sandi juga mencium bibir Fania. Seketika membuat Fania melotot, Sandipun juga ikut melotot tapi dalam hatinya sangat bahagia, Dia bisa mencium bibir Fania karena ketidak sengajaan ini merekapun terdiam seperkian detik dengan posisi seperti itu.

"Fania, kenapa bibirmu manis sekali". Gumam Sandi dalam hatinya.

Karena tidak ada pergerakan dari Sandi untuk bangun dari atas tubuh Fania, membuat Fania mengigit bibir Sandi, Sandipun merasakan sakit dibibirnya dan segera melepaskan ciuman dibibir Fania.

"Heh bangun dari tubuhku kau berat tau!!"

"Fania sekali lagi boleh tidak?"

"Apanya?"

"Menciu"

Seakan tau maksud Sandi, Fania segera menutup mulut Sandi.

"Tidak!! Cepat bangun dari tubuhku!!"

Teriak Fania yang membuat Sandi bangun untuk berdiri tidak lupa membantu Fania untuk bangun berdiri juga.

"Apa yang ingin kau bicarakan kau tidak punya banyak waktu hanya lima menit"

"Kita duduk dulu yah"

"Tidak!! berdiri saja, Cepat katakan apa yang ingin kau sampaikan"

" Em aku sebenarnya aku Fania aku em"

Jawab Sandi malah gugup dan hilang kata kata susah sekali untuk mengungkapkan jika dia ingin kembali bersama Fania.

"Bicara yang jelas!!"

"Iya Fania iya, sebenarnya aku ingin meminta maaf padamu atas perlakuanku terhadapmu kemarin"

"Oh sudah aku maafkan sudah tidak ada lagi kan sebaiknya kau pulang"

Jawab Fania santai lalu melenggang pergi begitu saja ingin masuk ke kamar tapi seketika itu dia terkejut Sandi memeluknya dari belakang pelukan hangat dari pria yang dia cintai membuatnya terdiam dan merasakan kenyamanan dalam pelukan Sandi.

"Maafkan aku, Aku ingin kembali bersamamu ku mohon terimalah aku kembali aku mencintaimu Fania walaupun aku terlambat menyadarinya" Ungkap Sandi ditelinganya, Yang membuat Fania tidak percaya.

"Dengan mudahnya kau mengakhiri dengan mudah pula kau meminta kembali kau fikir hatiku tidak bisa merasakan sakit kau datang dan pergi sesuka hatimu, Kau buat aku mencintaimu lalu kau mencampakkan aku begitu bagaimana kalau kau berada diposisiku!!"

Bentak Fania melepas paksa pelukan Sandi lalu menghadapnya, Sandipun memandang Fania dengan Sendu.

"Apa yang kau lihat dariku! Apa aku terlihat gila atau aku terlihat bodoh! Sampai kau membohongiku dengan rasamu yang palsu kau hebat sekali Sandi, Kau fikir aku akan menerimamu lihat dulu caramu!! Kau bisa melihatnya bukan"

Bentak Fania menatap Sandi penuh kecewa yang membuat Sandi terdiam menatap Fania dengan rasa penyesalannya.

"Iya aku akui aku salah tapi aku ingin kembali bersamamu aku tidak bisa jauh darimu berilah aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya dan menyembuhkan lukamu"

"Aku tidak mau menjadi wanita bodoh untuk kedua kalinya"

Sandipun merogoh sakunya memperlihatkan cincin pertunangannya yang telah Fania kembalikan lalu menaruhnya dimeja ruang tamu.

"Ini cincinmu aku kembalikan kuharap kau mau memakainya kembali berilah aku kesempatan, Aku berjanji tidak akan menyakitimu tapi jika tidak ada cinta yang tersisa untukku aku ikhlas kau tinggalkan, Untuk kali ini saja biarkan aku berjuang untuk meraihmu kembali sebelum cinta itu hilang dari dirimu untukku"

Ungkap Sandi seraya pergi meninggalkan cincin tunangan sesaat Fania terpaku melihat kepergiannya dia melihat sorot mata sendu penuh ketulusan dari Sandi. Fania mencari celah kebohongan dari matanya tapi tidak menemukannya setelah Sandi membohonginya dengan pura pura mencintainya dia merasa belum bisa mempercayainya.

"Yara aku memang masih mencintaimu aku juga tersiksa dengan perasaan ini tapi apalah daya, Aku takut kau mengulang perbuatanmu yang telah menyakitiku buktikanlah jika memang kau benar benar mencintaiku." Batin Fania

Diambilnya cincin tunangan yang menjadi saksi cinta mereka berdua lalu Fania mengenggamnya erat tanpa memakainya berfikir akan menyimpannya terlebih dahulu dia akan mencoba melihat usaha Sandi memperjuangkannya.

"Fania akan ku buktikan kalau aku benar benar mencintaimu aku tau kau masih mencintaiku, Aku masih bisa melihatnya dari matamu semoga kita bisa bersama kembali aku merindukanmu, Aku merindukan kebersamaan kita"

Gumam Sandi terus melangkah menuju mobilnya untuk segera pulang kerumahnya. Rasa rindu yang dirasakannya telah terobati walau pada akhirnya Fania masih dingin terhadapnya tapi dia sadar karna perbuatannya Fania menjadi seperti itu tapi yang membuatnya bahagia dalam pertemuannya kali ini dia bisa mencium bibirnya walau tidak disengaja dia bahkan sampai memeluk Fania karna mendengar penolakan Fania.

"Fania kapan kita akan mengulang kejadian yang tadi, Kejadian yang tidak sengaja terjadi diantara kita sungguh ketidak sengajaan yang indah aku benar benar mencium bibirmu yang terasa manis dan pelukan ternyaman yang tidak bisa aku dapatkan dari perempuan lain, Aku harus bisa membuatmu kembali padaku aku benar benar sudah gila karnamu, Fania aku mencintaimu"

Gumam Sandi berbicara sendiri dengan perasaan bahagia menyalakan mesin mobilnya pergi dari tempat tersebut.

Begitu sampai dirumah, Sandipun bersiul siul berjalan menuju kamarnya dengan perasaan bahagia dia bahkan sampai menari nari ala boy band korea lincah dengan gerakannya ke kanan ke kiri sampai dia tidak sadar kalau Hermawan sedang memperhatikannya deheman keras Hermawan seketika membuat Sandi berhenti menari.

"Eh ayah sedang apa yah?" Tanya sandi.

"Sedang berbunga bunga" Ledek Hermawan terkekeh.

"Apaan si yah kaya tidak pernah muda saja sudahlah, Dah ayah"

Sandipun langsung menyelonong pergi begitu saja. Hermawan yang melihatnya hanya bisa terkekeh dan geleng geleng kepala melihat tingkah putra sulungnya.

Takdir JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang