Mengunjungi Tempat Kenangan

23 7 0
                                    

*Satu minggu berlalu

Rasa rindu mulai menjalar memenuhi isi fikiran Fania untuk mengobati rasa rindunya dia berinisiatif pergi mengunjungi tempat mengukir kenangan bersama Ruis. Dengan mengendarai motornya dia pergi ke lapangan bola tidak jauh dari rumah Ruis tanpa berkunjung ke rumah Ruis terlebih dahulu Fania lebih memilih untuk segera ke lapangan bola.

Sesampainya disana Fania menepikan motornya berjalan ke pinggir lapangan lalu duduk ditanah memandang luasnya lapangan  terbesitlah kenangan itu kembali, waktu itu Ruis sedang mengajarinya agar bisa mengendarai motor.

"Kau tarik gasnya pelan pelan seperti yang sudah aku ajarkan kau mengerti?"

Ucap Ruis memberitahukan kembali cara mengendarai motor yang dibalas anggukan oleh Fania. Lalu Faniapun mulai mengendarai motor sendiri dengan menarik gas pelan dan berhasil berjalan dengan baik tapi ketika dipenghujung jalan dia tidak bisa berbelok arah karna pada saat itu Fania belum bisa berbelok arah.

Seketika itu Faniapun panik dan hilang keseimbangan membuatnya terjatuh dengan kakinya yang tertimpa badan motor, Ruis yang melihat itu langsung berlari menghampirinya.

"Sayang!! Kau tidak apa apa?"

Tanya Ruis panik pada Fania dengan membenarkan motornya yang menimpa kakinya, setelah selesai Ruispun mendekatinya berjongkok dihadapan Fania yang mengaduh kesakitan.

"Aduhhh! Aku jatuh kau bilang tidak apa apa! Kau ini bagaimana!!" Keluh Fania sebal sambil memegangi kakinya dan melihat lututnya yang lecet merasakan perih karna mengeluarkan darah.

"Ya aku tau maksudku mana? Apa ada yang sakit?" Tanyanya

"Aku jatuh dari motor! Sudah pasti sakitlah!Kenapa masih nanya!!"

"Aduhhhh!! Susah sekali berbicara denganmu yah! Mana coba ku lihat mana yang sakit!" Tanya Ruis sebal sambil mengacak rambutnya frustasi mendengar jawaban Fania.

"Ini lututku lecet berdarah juga aduhh! Perih nih!! Keluhnya seraya menunjukkan lututnya.

Ruis yang melihat itu segera mengeluarkan plaster luka dalam saku celananya dan menempelkan pada lututnya, Fania yang melihat itu seketika tersenyum lalu bertanya

"Kau membawa plaster luka?"

"Iyah aku sengaja membawanya hanya untuk berjaga jaga kalau kau terjatuh pada kenyataannya kau terjatuhkan kenapa kau bisa sampai terjatuh?"

"Aku belum bisa berbelok arah kalau berbelok arah terasa berat jadi tadi aku kehilangan keseimbangan dan jatuh"

"Oh itu karna kau belum bisa berbelok arah saja kau harus belajar lagi yah, mana aku mau lihat wajahmu juga"

"Heh! yang sakit kakiku bukan wajahku!"

"Iyah aku tau hanya memeriksa wajah manismu hilang tidak saat terjatuh tadi?"

Ruispun memegang wajah Fania membolak balikan pipinya yang ditepis olehnya.

"Heh! tidak lucu yah!!" Jawab Fania mendelik sebal

"Ya sudah sepertinya kakimu sakit sini biar aku gendong"

Dengan terkekeh Ruispun mencoba mengangkat Fania tapi dengan sengaja memperlihatkannya agar terlihat tidak kuat hanya untuk menggodanya saja, karna tubuh Fania memang sedikit gemuk membuatnya berpura pura tidak kuat untuk menggendongnya.

"Aduh sayang sepertinya aku harus rajin olahraga agar bisa menggendongmu"

"Ck bilang saja aku berat! Karna aku gendut!" Keluhnya sebal seraya memutar bola mata malas.

"Oh iya iya kenapa aku bisa lupa kau kan gendut membuatku tidak bisa menggendongmu karna berat" Jawabnya malag membenarkan.

Dengan terkekeh geli Ruis seakan menahan tawa melihat wajah Fania yang seketika melotot padanya, merasa tidak terima Faniapun memukul lengan Ruis karna geram bisa bisanya dia malah membenarkan ucapannya dasar menyebalkan.

"Aduhh! Sayang kenapa memukulku sakit tau!"

"Kau keterlaluan! Aku tidak mau latihan mengendarai motor lagi aku mau pulang minggir!!"

Karna kesal Faniapun mulai berdiri walaupun merasakan sakit diarea lututnya berjalan dengan pelan meninggalkan Ruis yang masih terkekeh, melihat kekasihnya beranjak pergi Ruispun segera menyusulnya.

"Sayang aku cuma bercanda jangan ngambek yah." Ucap Ruis memohon dengan menyatukan kedua telapak tangannya

"Au ah gelap sanah! pergi jauh jauh dariku!" Usir Fania cuek terus melangkah

"sayang jangan begitu aku minta maaf yah" Mohonnya.

"Tidak! mau!!"

Ruispun terus mengikuti Fania sampai akhirnya dia menggendong paksa Fania ala bridal style secara tiba tiba membuatnya dengan reflek melingkarkan kedua tangannya keleher Ruis karna takut terjatuh. Seperkian detik merekapun beradu pandang terpaku dengan pesona masing masing sampai akhirnya Fania terlihat malah melirik bibir Ruis yang terlihat seksi.

"Sayang kenapa kau melirik bibirku jangan katakan kalau kau sedang berfikir yang tidak tidak?" Tuduhnya.

"Hah! Berfikir yang tidak tidak apa?" Tanyanya

"Ck kau melirik bibirku tadi aku melihatnya dengan jelas jangan katakan kalau kau berfikir kita akan berciuman, Dasar mesum!"

"Tidak!! Jangan memfitnahku yah!!" Jawab Fania mendelik sebal

"Akui saja sayang lihat wajahmu sudah seperti kepiting rebus." Ledeknya

"Lebih baik kau turunkan aku dari gendonganmu ini, katanya aku berat?" Ujarnya sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Lebih berat cintaku padamu sayang." Goda Ruis makin gencar meledek

"Ck tidak usah sok puitis"

"Aku serius sayang dan lihat sekarang wajahmu berganti menjadi semerah tomat"

"Turunkan aku! Sekarang juga!! Tidak usah menggodaku!!"

Ruispun segera menurunkan Fania yang sebal tapi terlihat tersipu malu membuat Ruis kembali tertawa, Senang sekali menggoda kekasihnya yang wajahnya sudah memerah menahan malu dalam hati Fania memang tengah berbunga bunga sekarang. Tapi berusaha menutupinya karna malu, Sadar tertawanya seakan meledeknya, Fania kembali memukul lengan Ruis.

"Aduhhh!! Sayang kau hobi sekali memukulku!!" Keluhnya sembari mengelus tangannya.

"Kau juga hobi sekali menertawakanku! Dasar menyebalkan"

"Iya maaf karna wajahmu lucu sayang aku tidak tahan kalau tidak menertawakanmu"

"Apah! katamu!! Kau fikir aku badut!"

"Aku tidak mengatakanmu seperti badut aku hanya mengatakan kalau kau lucu."

Faniapun kembali memukulnya, Ruis seketika menggadu kesakitan tapi merasa senang bisa menggoda Fania yang membuatnya selalu bahagia bila didekatnya.

Takdir JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang