Ash selesai menggosokkan giginya dan segera menarik handuk dari hangar lalu melilitkannya di atas dadanya. Tepat setelah Eugino mengangkatkan kaki dari kamarnya, Ash langsung segera ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya setelah kemarin tidak sempat untuk mandi karena ia hanya meringkuk di kamar seharian.
Dan karena hal itu juga Ash mulai menyadari beberapa hal yang berubah pada tubuhnya saat ia sedang stress. Ash seringkali mudah lelah akibat melewati jam makannya yang dulu selalu teratur. Dan beberapa area tubuhnya yang mulai mudah pegal akibat kurangnya aktifitas gerak yang ia lakukan dalam sehari. Maka dari itu, Ash mulai berniat untuk berhenti berlarut-larut dalam stressnya dan mulai berpikir jernih. Dan mulai setiap pagi Ash akan kembali melanjutkan aktifitas yoga paginya di balkon kamar. Dan..
"OH MY GOD!!" Teriak Ash kala ia melihat Eugino yang sedang duduk sembari meluruskan kakinya santai di atas ranjang Ash.
Eugino yang sedang membaca buku hanya melirik Ash acuh seolah pria itu tidak terkejut akan teriakkan yang Ash lakukan.
"What. The. Fuck. Are you. Doing here?!" Ucap Ash penuh penekanan.
Eugino menaikkan kedua bahunya, memberikan jawaban yang tak pasti melalui gerakan tubuh.
"Seriously?" Ucap Ash yang mulai jengah dengan perilaku aneh pria itu akhir-akhir ini.
"Seriously, can you out of here please?. I want to change" Ucap Ash berusaha melembutkan nadanya.
Eugino masih fokus dengan membaca coretan-coretan kata yang terdapat pada buku tersebut namun pria itu membalas. "Aku takkan melihat, gantilah" Ucapnya santai.
Ash bergeram. "Bagaimana aku mengganti baju jika kau masih berada disini Tuan Ernest yang terhormat, meski kau tidak melihatpun itu tidak akan membuat segalanya menjadi nyaman. Jadi tolong sekali lagi pergi dari sini!" Geramnya.
Eugino menutup bukunya lalu melirik ke arah Ash sejenak. Pria itupun turun dari ranjangnya dan berjalan santai menuju kamar mandi yang baru saja Ash pakai.
"What the fuck?!" Teriak Ash saat pria itu sudah terlebih dahulu membanting pintu kamar mandi tersebut.
Ash hanya bisa menggelengkan kepalanya jengah. Tingkah aneh pria itu semakin menjadi-jadi dari hari ke hari. Entah apa niat dibalik perilaku aneh Eugino tersebut namun yang pasti terdapat sesuatu dibalik itu. Ash hanya tidak menerima kalu Eugino, pria yang dulu sangat dingin dan cuek berubah menjadi... Aneh.
Namun Ash mengeyahkan pemikiran-pemikiran tersebut dan langsung mengganti baju secepatnya. Ia ambil pakaian, celana dan lainnya secara asal. Toh, ia juga tidak ada rencana untuk keluar rumah akhir-akhir ini.
Setelah Aash selesai berganti pakaiannya, pintu kamar mandi langsung terbuka dan memunculkan sosok pria menyebalkan itu lagi dihadapan Ash.
"Aku ke kamarmu ini hanya untuk berbicara tentang sesuatu" Ucap Eugino sembari meletakkan buku tersebut kembali di atas nakas. "Omong-omong, kau memiliki selera baca yang menarik" Ucapnya lagi.
Ash tak mau menggubris ucapan basa-basi Eugino tentang buku itu. "Berbicara tentang apa?" Balas Ash.
"Rencana pernikahan kita Ash. Aku ingin kita segera melaksanakan pernikahan itu secepatnya" Ucap Eugino dengan wajah yang sangat serius.
Ash yang tadi menganga tidak percaya kini sadar hingga ia hanya memijat kepalanya.
"Dan hari ini aku akan mengajakmu untuk fitting dress di tempat yang sudah aku siapkan" Sahut Eugino lagi.
Ash menghela napasnya berat. "Jeez Eugino, can we call this marriage off? Aku bersumoah ayah tidak akan mengutuk kita akan hal ini dia sudah mati. Tolonglah" Ucap Ash.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
RomanceWARNING!! This is an explicit story. Eugino merupakan seorang anak pungut yang dibesarkan oleh Gideon Leonard. Masih menjadi misteri apa motif dibalik seorang pengusaha terkenal mau merawat anak dengan asal-usul yang tidak diketahui. Dibesarkan tanp...