Chapter 12 : Hotel Companion

2.5K 44 0
                                    


Nicholas tidak terkejut sama sekali mendengar jawabn yang Eugino berikan. "Kenapa?"

Eugino menyalakan kembali sebatang rokok yang baru. "Aku sejujurnya benci melihat gadis seperti Ashylan. Aku seperti melihat ibuku yang telah membuangku. Dia dulu adalah wanita kaya raya yang sayangnya ditinggal dalam keadaan hamil oleh pacarnya"

Nicholas mengerutkan dahinya. "Bagaimana kau tau akan masa lalu ibumu"

Eugino tertawa karena Nicholas baru saja mengatakan lelucon yang paling lucu menurutnya. "Aku punya seseorang yang akan menggali informasi hingga akarnya"

Nicholas mengangguk mengerti serta memberikan isyarat untuk pria itu melanjutkan.

"Over the years, aku mengalami trauma yang mendalam saat ibuku membuangku ke jalan. Hingga saat aku diangkat sebagai anak oleh seorang Gideon Leonard, aku menggunakan kuasa yang aku punya untuk mencari tahu segala hal tentang ibuku sampai aku menemukan fakta bahwa ibuku adalah anak dari orang berada pada saat itu, namun karena tidak memiliki kesiapan untuk menjadi orang tua, dia memilih membuangku saat itu"

Dan fakta itu seolah menyadarkan Nicholas.

"Aku sekarang mengerti mengapa kita bisa menjadi sahabat selama 10 tahun"

Eugino tersenyum simpul. "I trust you a lot Nico. Dan aku tidak akan segan kepadamu apabila kau sampai menghianati kepercayaan yang sudah terbangun diantara kita"

Nicholas terdiam. Awal mereka bertemu saat kedua keluarga mereka tepatnya ayah mereka melakukan pertemuan santai. Disana mereka dipertemukan dengan keadaan dimana mengharuskan mereka untuk menjadi kuat agar mampu menjaga nama keluarga masing-masing. Sampai keduanya dapat membagi cerita yang sama, disanalah persahabatan Eugino dan Nicholas dimulai.

Nicholas bukanlah dari keluarga yang sembarangan. Bisa dibilang keluarga Nicholas sudah jauh lebih jaya dari Leonard bertahun-tahun lalu. Mungkin kasarnya, Nicholas dapat menggusur perusahaan Leonard jika ia mau. Dan beruntungnya, Eugino adalah salah satu orang yang Nicholas hormati semasa hidupnya. Jadi hubungan bisnis diantara mereka hanyalah mainan biasa.

"So what's your plan?"

Eugino menoleh dengan kerutan di dahinya. "Apa maksudmu?" Tanya Eugino.

"Pernikahanmu, Ashylan, dan lain-lain"

Eugino tertawa pelan. "Di kontrak tertulis aku harus bersama Ashylan dalam waktu 2 tahun setelah aku terbebas dari perjanjian kontrak tersebut"

"Jadi kau berencana akan menceraikannya setelah 2 tahun itu?"

Eugino mengangguk mengiyakan. "Dan Ashylan adalah salah satu orang yang aku benci tapi masih memiliki sedikit rasa hormat kepadanya. Itupun karena hutang budiku pada ayahnya"

"Why do you hate her so much like you always said to me" Nicholas tanya dengan kebingungannya.

Nicholas hanya menilai dari perspektifnya sebagai orang asing yang melihat tingkah atau penampilan Ash. Ia menilai Ash adalah wanita cantik yang normal menurutnya. Sejauh ini ia tidak dapat melihat perilaku menyimpang yang membuatnya harus membenci gadis itu seperti yang Eugino lakukan.

"Like i said. Aku selalu melihat semua wanita sama seperti ibuku. Mereka hanya bisa mengangkang tanpa mau bertanggung jawab apabila anak terlahir dari perilaku hina mereka. Dan kebetulan Ash dan Ibuku sangat mirip. Mereka hanyalah perempuan manja yang hanya mengandalkan kekuasaan dan harata orang tuanya guna menyandang status sosialnya. Memalukan. But i don't really hate haer despite i have feeling that i need to protect her"

"Aku mengerti"

Nicholas bangun dari duduknya dengan rokok yang masih terhimpit oleh bibirnya. Sejenak pria itu memandang lurus ke bulan purnama yang menerangi cahaya Sisilia di malam hari. Matanya terpejam dengan tarikan napas yang membuatnya mendapatkan sari-sari ketenangan dalam jiwanya.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang