"How about sex in the office huh?"
Suara panas itu. Suara yang mampu membuat seluruh jiwa dan raga Ash meleleh bahkan melebur saat mendengarnya. Pria itu sungguh memabukkan, seluruh tubuh hingga suara pria itu bahkan memabukkan. Bagaimana Ash bisa menolak pesona suaminya yang begitu tampan dibalut dengan setelan 3 lapis yang begitu rapih, rambutnya yang teracak namun membuatnya semakin seksi. Ash yakin semua wanita seketika berlutu melihat pahatan tuhan yang begitu sempurna ini.
Ash menatap Eugino dengan tatapan polosnya. "Bagaimana dengan Cacio e pepe nya?"
Eugino menyeringai sambil meletakkan kotak makan itu ke tempat sebelumnya. "That pasta can wait honey"
"But-"
Eugino menyumpal bibir ranum itu dengan bibir miliknya yang kini sedang menggerayai milik Ash dengan buas dan tak terkalahkan. Pria itu selalu tau bagaimana caranya mendominasi sebuah permainan. Seolah Eugino terlahir untuk itu.
Jika dulu, banyak wanita yang selalu meminta lebih padanya atau para pelacur yang telah ia gunakan sebagai pemuas nafsunya selalu ingin kembali pada pria itu. Karena Eugino tau bagaimana memuaskan mereka, bahkan pelacur. Pria itu bisa membuat mereka orgasme hanya melalui perintah.
Pria itu melepaskan pangutan Ash dan mencengkram rahangnya dengan cukup kuat. Tatapan menusuknya menuju langsung ke arah bola mata Ash. Lagi-lagi pria itu tidak bisa mengutarakan betapa dirinya terobsesi dengan wanita ini.
"Strip for me" Perintah Eugino.
Ash masih menatap Eugino dengan gugup. Tak lama kemudian wanita itu melepaskan kancing kemejanya satu persatu dengan perlahan. Ia dapat melihat bola mata gelap Eugino menusuk ke arahnya. Dan kini hanya tersisa jeans dan bra yang Ash kenakan. Entahlah, ia masih sedikit malu meskipun hanya Eugino yang dapat melihatnya.
"All of them honey!"
Suara pria itu sedikit lebih keras hingga sedikit membuat Ash terkejut. Wanita itu segera menuruti perintahnya, perlahan ia membuka kancing celana jeansnya dan dengan penuh kegugupan ia menurunkan delana tersebut dan kini menyisakan dirinya hanya dengan balutan bra serta celana dalam.
Eugino perlahan mendekatinya. Pria itu menatap tubuh indah Ash dengan bola matanya yang menggelap. Ia benar-benar di ujung kesabaran untuk menikmata tubuh indah istrinya. Menunggu istrinya yang gugup itu membuka bajunya hanya akan menghabiskan kesabarannya.
"AHH" Teriak Ash.
Eugino membawa tubuh Ash dengan sangat mudah bak pria itu membawa sebuah karung beras. Pria itu mendudukkan Ash di atas nakas kerjanya dengan kasar. Pria itu tak peduli sama sekali oleh alat tulis kantor serta dokumen-dokumen penting yang ada di atas meja. Eugino menendang kursi besar yang menghalangi pergerakannya.
"I love what i see right now" Ucap pria itu dengan suara penuh gairah.
Pria itu melepaskan bra milik Ash dengan perlahan. Seraya melepaskan kain tersebut, Eugino mulai menggerayai leher wanita itu dengan ciumannya.
"Every inch of your flesh is mine. Mine to posses. Mine to love, Mine to kiss, Mine to fuck"
Dalam hati Ash dia memohon untuk tuhan memberikannya kekuatan. Suara serak bassah pria itu membuatnya tak tahan untuk mendesahkan namanya dengan kencang. Pria itu hanya melakukan role play sebentar dan Ash sudah sangat basah dan siap untuk dimasuki.
Eugino kembali mencengkram rahang Ash. "Tell me amor. Do you want me to fuck you like this on top of my desk?" Desis Eugino di wajah Ash.
Sungguh, kepala Ash pusing kepalang oleh gairah yang sangat membubuh tinggi. Suaminya itu membawa dirinya gila akan pria itu. Ash menginginkannya, ia menginginkan Eugino melakukan apa yang pria itu suka lakukan. Ia menyukainya kala pria itu memasukkan dirinya dengan kuat dan kasar. Namun yang terjadi, Ash tidak mampu mengeluarkan sepatah katapun pada pertanyaan Eugino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
RomanceWARNING!! This is an explicit story. Eugino merupakan seorang anak pungut yang dibesarkan oleh Gideon Leonard. Masih menjadi misteri apa motif dibalik seorang pengusaha terkenal mau merawat anak dengan asal-usul yang tidak diketahui. Dibesarkan tanp...