Keesokan harinya, Eugino beranjak dari kasur dan menghabiskan 2 jam pertamanya di pagi hari dengan berolahraga di Gym milik Nicholas. Sial, Eugino benci menggunakan barang apapun yang dimiliki Nicholas bahkan Eugino benci harus tidur di tempat Nicholas. Namun untuk saat ini, tempat paling aman adalah rumah Nicholas. Jika ia menginap di hotel termewah sekalipun, Eugino tidak dapat meyakinkan jika para mafia rusia gila itu tidak meledakkan bangunan tersebut.
Sepanjang ia melakukan set, pikirannya selalu melayang kepada istrinya yang sedang jauh darinya. Pria itu merindukan istrinya, ia merindukan senyuman dan pelukan hangat wanita itu. Hanya dengan wanita itu Eugino bisa menahan penisnya untuk tidak sembarangan tegang pada wanita lain. Ia merasa bersalah telah menjanjikan istrinya bahwa ia akan kembali dalam 3 hari, namun nyatanya 3 hari tidak cukup untuk menyelesaikan beberapa keperluan pentingnya yang memerlukan dirinya.
"Now i kinda know how to read your face when you missing your wife"
Eugino menjatuhkan tubuhnya dari alat pull up. "Thank god i just finished. Hope not to see you for the rest of day"
Nicholas terkekeh. "Jangan lupa nanti malam kita harus ke salah satu club milikku" Ucap Nicholas.
Eugino membasuh keringatnya. "Kenapa tiba-tiba sekali? Aku harap bukan untuk bersenang-senang karena aku tidak tertarik"
Nicholas melebarkan tangannya. "Tentu saja tidak bodoh. Aku yakin kita berdua saling paham jika bermain dengan istri kita sendiri jauh lebih menyenangkan, namun ini keinginan Roberto si tua bodoh itu"
Eugino menghela napasnya kasar. "Roberto salah satu menteri itu?" Tanya Eugino.
Nicholas mengangguk. "Dia memiliki mineral yang kau butuhkan untuk membuat senjata yang lebih kuat" Jawab Nicholas.
Pria itu menyeringai dalam hati liciknya. Sebenci apapun Eugino dengan Nicholas, ia tidak bisa mengatakan kalau Nicholas tidak berguna. Tidak, Nicholas dapat membaca pikiran musuhnya jauh 5 langkah dari mereka dan kecerdasan pria itulah yang membuatnya dapat mempertahankan organisasinya hingga saat ini.
"Fine" Balas Eugino.
Eugino melangkahkan kakinya keluar dari Gym tersebut. Dirinya membutuhkan air hangat untuk lebih rileks setelah olahraga. Sebelum masuk ke kamar mandi tak lupa ia membawa ponselnya karena ia sudah sangat merindukan istrinya itu. Sampai di bathup, Eugino menyalakan air dari keran dan shower sekaligus. Pria itu memejamkan matanya kala air hangat mengalir di atas tubuh penuh ototnya.
Eugino membuka ponselnya dan mencari kontak istrinya.
"Hai honey, i miss you" Ucap Eugino.
Dan di layar ponsel tersebut terlihat jelas Ash yang sedang memakan oatmealnya dengan kaki di atas kursi. Eugino terkekeh, jika ia berada disana mungkin ia sudah melumat bibir tersebut rakus dan menghukum kaki tak sopan seperti itu.
"Hmm" Balas Ash dengan mulut yang penuh makanan.
Eugino mengerutkan dahinya. "Are you okay?" Tanya Eugino dengan nada yang lembut.
"Hmm"
Dan setelah pria itu menyadarinya ia menghela napas. "Aku tidak bermaksud mengekangmu sayang" Tidak, Eugino memang ingin mengekang istrinya agar wanita itu tidak kemana-mana dan memiliki persentase rendah untuk tertarik dengan pria lain di luar sana. "Kau harus memahami jika situasi benar-benar sedang tidak aman, bukankah Jerry sudah memberitahumu?" Ucap Eugino.
Ash mengalah. "Ya, aku minta maaf jika barusan aku bersikap egois. Aku hanya kesal, dan aku semakin kesal ketika kau tidak ada di sini menemaniku kesal"
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
RomansWARNING!! This is an explicit story. Eugino merupakan seorang anak pungut yang dibesarkan oleh Gideon Leonard. Masih menjadi misteri apa motif dibalik seorang pengusaha terkenal mau merawat anak dengan asal-usul yang tidak diketahui. Dibesarkan tanp...