Sejak makan malam serta pengakuan Ash jika dirinya hamil, Eugino semakin memperhatikannya cenderung berlebihan. Pria itu tidak akan membiarkan Ash beraktivitas meskipun itu hanyalah aktivitas ringan. Dan Eugino juga tidak membiarkan istrinya itu kekurangan serat, maka dari itu Eugino selalu meminta kepada pelayan untuk menambahkan porsi sayur khusus untuk istrinya. Dan lagi, pria itu memilih untuk tetap di rumah selama masa kehamilannya. Terkadang Ash merasa jika Eugino memusingkan dirinya sendiri karena kekhawatirannya.
Kini Ash sedang menyantap makanannya di ruang kerja Eugino sembari menemani pria itu kerja. Terkadang Ash tidak mengerti kenapa Eugino sangat keras kepala untuk merawatnya tiap hari dan tiap jam, padahal semua itu bisa dilakukan oleh salah satu pelayan di Mansion besar ini. Ada pulahn pelayan di rumah ini dan Eugino bahkan tidak mau mempercayai mereka untuk merawat Ash. Sebagai istri, Ash hanya tidak ingin jika Eugino lelah karena menjaga, merawat dan mengurus perusahaan serta mafia secara bersamaan. Ia tidak ingin pria itu stress, selain karena untuk kepentingan pria itu sendiri namun jika Eugino stress Ash pun ikut terbawa nantinya.
"Eugino aku ingin muntah" Ucap Ash bangun dari duduknya perlahan.
Eugino yang mendengar itu segera menuntun istrinya ke kamar mandi.
"Eugino aku bisa sendiri, mungkin ini hanya morning sick tenang saja" Ucap Ash.
Pria itu tidak peduli dan tetap melakukan apa yang menurutnya harus dilakukan. Lagipula, pria keras kepala sepertinya tidak akan bisa dibantah. Maka dari itu Ash hanya bisa menghela napasnya dengan pasrah dan mengikuti semua kemauan pria itu.
Sementara itu Ash sedang memuntahkan isi perutnya di toilet dengan Eugino yang menjadi penopang tubuhnya.
"Tidak peduli sayang, aku tidak akan membiarkan anak pertamaku kenapa-napa karena kelalaianku" Ucap Eugino seraya mengusap punggung istrinya dengan lembut.
Ash tertawa pelan. "Jadi jika kita memiliki anak kedua kau tidak akan memperhatikannya seperti sekarang?"
Eugino berdecak. "Kau paham maksudku sayang, jangan membuat ini jadi rumit" Balas Eugino.
"Aku tidak membuat ini menjadi rumit, hanya saja ucapanmu barusan seperti seorang ayah yang hanya memfokuskan kasih sayangnya pada anak pilihannya" Ucap Ash.
Eugino menghela napasnya. "Ayo kembali ke sofa, sebaiknya kau istirahat saja di kamar ya" Ucap pria itu dengan lembut.
Ash mengusap perutnya. "Tidak, sepertinya bayi ini ingin terus melihat papanya" Ucap Ash.
Eugino menyeringai lalu menyamakan posisi wajahnya dengan perut yang masih terlihat rata itu. "Kurasa dia akan menjadi bayi laki-laki. Dia akan sangat menyukaiku" Ucapnya lalu memberikan kecupan hangat pada perut itu.
"Kau terlalu percaya diri. Kurasa bayi ini perempuan" Ucap Ash.
Eugino menautkan kedua alisnya. "Bagaimana kau bisa tau hm?"
"Hanya firasat seorang wanita" Ucap Ash.
Eugino kembali berdiri. "Mari kembali ke sofa" Ucap Eugino lalu menggendong Ash ala bridal.
Ash tertawa. "Kau memperlakukanku seperti aku sudah hamil tua padahal masih 11 minggu"
Eugino mencium leher wanita itu dengan gemas hingga Ash memekik seraya tertawa.
"Dan kau menyembunyikannya dariku selama 1 bulan" Ucap Eugino.
Ash memutar bola matanya jengah, kini ia sudah berada di sofa bersama pria itu. "Hei! Aku hanya mencari waktu yang tepat, tolong mengerti akan posisiku" Kesal Ash.
![](https://img.wattpad.com/cover/334799006-288-k747901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
RomanceWARNING!! This is an explicit story. Eugino merupakan seorang anak pungut yang dibesarkan oleh Gideon Leonard. Masih menjadi misteri apa motif dibalik seorang pengusaha terkenal mau merawat anak dengan asal-usul yang tidak diketahui. Dibesarkan tanp...