Setelah selesai melakukan pekerjaan yang melelahkan, Eugino memutuskan untuk menyusul ke kamar untuk menemui istrinya. Sejak tadi ia bekerja di bawah perasaan yang sangat tidak enak karena memikirkan jika sesuatu telah terjadi pada istrinya namun ia tidak tau dan tidak bisa menebak. Akhir-akhir ini memang suasana hati wanita itu dapat berubah dengan cepat dan membuat Eugino berpikir jika Ash hanya sedang mengalami hal-hal tersebut.
Hingga ponselnya berbunyi dan Eugino segera melihat apa yang muncul di layar benda itu. Saat ia membaca pesan tersebut kedua alisnya menyatu. Eugino sangat kesal karena ia benar-benar tidak akan dapaat istirahat hari ini.
Tepat saat ia membuka pintu tersebut, Eugino lengah dan sebuah jarum yang ditembakkan mengenai dada kanannya. Seketika tubuhnya berdesir dan secara perlahan melemah hingga ia tak lagi sadarkan diri.
"Well, that was easy" Ucap Shurik.
Adrian membuang asap rokoknya seraya menatap ke arah tubuh seorang pria tangguh yang kini tergeletak di lantai. "Kau sudah memastikan serangan ini hanya boleh memakan korban dari penjaga dan pasukan mereka kan?" Ucap Adrian.
Shurik mengangkat tubuh pria itu dan membawanya menuju kursi yang sudah ia siapkan.
"Tenanglah Adrian, aku sangat yakin jika rencana kita akan berhasil" Ucap Shurik seraya mengikat tubuh Eugino dengan tali.
Adrian menatap sekeliling rumah yang sedang diserbu secara tiba-tiba oleh pasukannya. Para pelayan dan beberapa penjaga yang sudah babak belur kini dievakuasi oleh para pasukannya ke satu tempat untuk menampung mereka.
Adrian sudah mempersiapkan rencana ini secara matang. Ia tidak ingin ada pertumpahan darah karena ia sudah muak melihatnya. Dan Rudolph setuju akan usulnya selagi Adrian dapat memastikan jika rencananya akan 100 persen berhasil. Namun Adrian akan sangat berharap jika rencana lain miliknya jauh lebih berhasil. Dan sekarang ia cukup senang melihat rencana pertamanya untuk menghancurkan mansion megah milik Eugino Ernest runtuh secara perlahan.
Shurik menghela napas lega. "Sial, kupikir kita kekurangan tali. Hampir saja kita gagal mengikat tubuh pria besar ini" Ucap Shurik.
"Berapa lama lagi ia akan sadar?" Tanya Adrian.
Shurik mengedikkan bahunya. "Setidaknya 30 menit. Waktu yang cukup untuk pria tua itu sampai di tempat ini bukan? Bagaimana keadaan di luar?" Tanya Shurik.
Adrian menoleh singkat lalu tatapannya kembali ke arah Shurik. "All good, pasukan sudah siap untuk menyambut tuan rumah baru" Balas Adrian.
Shurik membuang napasnya kasar. "Alright, let's do it" Ucapnya dengan tatapan nyalang yang mengarah ke arah Eugino.
40 menit kemudian
Setelah merapikan kekacauan yang di perbuat, Shurik dan Adrian memerintahkan para pasukan untuk menyambut kedatangan Rudolph sebentar lagi. Jika beberapa orang menganggapnya aneh, Adrian sangat suka merapikan kekacauan yang ia buat setelah melakukan misinya. Hal ini terbiasa ia lakukan untuk meminimalisir jejak yang ia buat.
Dan setelah selesai mengatur para pasukan, Adrian dan Shurik segera kembali menuju ruang kerja dimana mereka mengikat pria itu di sana. Mereka masuk dengan di sambut oleh tatapan nyalang pria itu. Mungkin banyak orang akan bergidik ngeri jika seorang don yang berkuasa memberikannya tatapan seolah takdir hidup mereka akan diatur olehnya. Namun Shurik dan Adrian memiliki sedikit rasa takut, dan mereka sudah terlatih untuk tidak dapat dengan mudah menunjukkan apa yang mereka rasakan.
"Kuharap kau tidak merasakan sakit jika ikatanku terlalu keras" Ucap Shurik.
Eugino berdecih dengan santai. "Cih, ikatan seperti ini tidak akan membunuhku" Balas Eugino.

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
RomanceWARNING!! This is an explicit story. Eugino merupakan seorang anak pungut yang dibesarkan oleh Gideon Leonard. Masih menjadi misteri apa motif dibalik seorang pengusaha terkenal mau merawat anak dengan asal-usul yang tidak diketahui. Dibesarkan tanp...