Chapter 16 : Whore

1.6K 36 0
                                    


1. Kedua pasangan harus saling menghargai dan tidak melakukan hal yang mencemarkan nama baik keduanya di luar rumah.

2. Kedua pasangan memiliki hak untuk berhubungan dengan orang lain.

3. Istri tidak diperkenankan untuk bekerja di luar rumah.

4. Istri harus berpergian dengan supir dan pengawal yang di berikan.

5. Istri harus melapor kegiatan yang akan dilakukan di luar rumah pada suami.

6. Suami tidak boleh menyentuh istri kecuali dengan persetujuan sang istri.

7. Kedua pasangan dilarang membawa orang asing termasuk kekasih ke dalam rumah.

8. Istri tidak dapat mengajukan cerai. Kecuali terjadi kekerasan dalam rumah tangga dan hal yang mempengaruhi jiwa dan raga sang istri.

9. Keduanya bisa mengajukan cerai apabila pernikahan ini sudah berlangsung selama 2 tahun.

Membaca kontrak tersebut membuat kepala Ash ingin meledak rasanya. Tidak bisa dipungkiri Eugino adalah pria yang brengsek namun pintar dalam memanfaatkan keadaan. Ash tidak mampu melawan pria itu yang membuat dirinya terpaksa menandatangani kontrak tersebut. Ash berpikir 2 tahun adalah waktu yang sedikit, ia terpaksa harus mengarungi neraka bersama Eugino ini selama 2 tahun demi mendapatkan kebebasan selama masa hidupnya. Ia harap penantian 2 tahun ini tidak akan berakhir buruk.

Setelah yakin pada dirinya sendiri, Ash segera mengambil pulpen dan menandatangani kontrak tersebut. Dan segera ia lipat dan masukkan kertas itu ke dalam amplop. Setiap langkah yang ia lakukan detak jantungnya berdetak 2 kali lebih kencang dari biasanya. Sampai pada pintu ruang kerja Eugino, wanita itu dengan ragu dan tidak percaya diri menggenggam knop pintu dan membukanya.

"Mhhmm oh fuck"

Dan pemandangan tidak mengenakkan kini terpampang di depannya. Eugino yang masih dalam balutan jasnya mencumbui wanita asing setengah telanjang yang berada di pangkuan pria itu.

"Holy fuck" Ucap Eugino kala menyadari kehadiran Ash yang diam mematung di pintu.

Eugino segera menurunkan pelacur tersebut dan mengisyaratkan untuk menunggu di kamar mandi yang terdapat pada ruang kerja tersebut.

"Now i see why there is rule number 2. Karena kau tidak mampu untuk menyingkirkan para pelacur itu bukan?" Ash menatap remeh Eugino.

Eugino terkekeh. "Aku tidak suka terbaca dengan semudah itu. Tapi kali ini kau sangat amat benar"

"Aku tidak menyangka kau memilih pelacur untuk memuaskan hasratmu itu? Apa tidak ada model di London yang ingin tidur bersamamu Eugino?"

Pria itu menghela napasnya sebelum menyandarkan dirinya di kursi. "Aku hanya membutuhkan wanita untuk memuaskan hasrat binatangku, dan kupikir menggunakkan pelacur akan sedikit lebih mudah dibanding dengan menarik para model-model tersebut"

"Terserah. Aku kesini untuk memberikanmu ini"

Ash menyerahkan amplop yang berisikan kontrak pernikahan tersebut.

"Jadi, apa kau sudah menandatanganinya?"

Ash mengangguk pelan.

"Apa kau tidak memiliki keluhan terhadap isi kontrak ini?" Matanya tertuju pada Ash.

Ash menggedikkan bahunya. "Like i had a choice mister"

Eugino tertawa pelan. "Kupikir kita secara resmi sepakat untuk tidak melanggar aturan-aturan yang ada pada kontrak ini"

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang