Sicily, Italy
Setelah melakukan penerbangan malam yang singkat namun melelahkan bagi kedua insan tersebut, mereka langsung tidur di ranjang bersama. Ya, Ash sudah pusing kepalang apabila ia ingin mendebatkan perihal pria itu yang memesan hotel dengan satu kamar. Hingga akhirnya di pagi hari Ash bangun tanpa kehadiran pria itu disebelah, tak mau memikirkan pria itu Ash langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak perlu lama untuk Ash menghabiskan waktu untuk ritual mandinya itu, hingga ia sudah berpakaian santai lalu keluar kamar untuk mencari makanan.
"Morning"
Ash menoleh ke arah suara yang berasal dari balkon hotel. Pria itu duduk santai memunggunginya seraya menghisap batang tembakau di bibirnya.
"Morning" Balas Ash.
Lalu Ash berjalan ke arah meja makan yang terdapat makanan-makanan hangat siap santap. Sepertinya hotel ini mengenal Eugino setelah Ash lihat terdapat kartu ucapan untuk Eugino, saja.
"Can i eat all of this?" Ucap Ash cukup kencang.
"All for you"
Dengan hatinya yang menyeruak senang Ash langsung mengambil piring untuk menyantap semua makanan yang terdapat dihadapannya. Semua makanan ini mendadak membuat moodnya jauh lebih baik dari sebelumnya. Lobster, Pasta, Kalkun, Salad, Roti, rasanya Ash ingin menghabiskan semuanya.
"Gino, Apa kau sudah sarapan?"
Ash berniat untuk basa-basi menawarkan kepada pria itu dan sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya saat ia lihat pria itu mematikan rokoknya dan menimbrung di meja makan bersamanya.
"Pass me the bread and greens please"
Ash langsung memberikan roti dan sayur-sayuran padanya. Dan anehnya Ash menyadari akan suatu hal. Ia baru pertama kali melihat Eugino makan dihadapannya, ini aneh karena mereka tinggal dalam satu rumah tapi ia tidak pernah ingat melihat pria itu makan saat jam-jam makan siang atau malam bersama ayahnya.
"Hei, kau tau aku baru saja menyadari kalau aku tidak pernah melihatmu makan di depan mataku sendiri" Celotok Ash tiba-tiba yang membuat Eugino tertawa pelan.
"Benarkah? Aku tidak ingat juga apa aku pernah benar-benar makan bersamamu di meja makan. Tapi dulu aku selalu makan bersama Kalich"
Ash mengernyit. "Siapa Kalich? Aku tidak pernah mendengar nama itu sekalipun"
Eugino mengusap mulutnya dengan napkin. "Dia pelatih yang ayah perintahkan untuk mengajariku terkait hal-hal militer dan bela diri. Mungkin kau tidak sadar tapi aku menghabiskan masa-masa kecilku bersamanya"
Ash terdiam sembari melanjutkan makannya. "Lalu, kemana pria itu saat ini? Aku tidak pernah mendengar kau menyebutkan nama Kalich sekalipun"
Wajah Eugino langsung teringat masam karena memori-memori yang lalu teringat kembali.
"You okay?" Tanya Ash karena melihat perubahan ekspresi yang signifikan dari pria itu.
"Ya aku baik-baik saja. Sebaiknya kita fokus untuk menyatap makanan ini saja" Balas Eugino dengan suara seraknya yang parau.
Ash menaikkan sebelah alisnya kala menyadari memang ada suatu perubahan pada pria itu saat dirinya menanyakan hal terkait Kalich. Ash menerka mungkin pria itu memiliki masalah yang berat hingga ia sama sekali tak mau mengatakan keberadaan pria itu.
"Dan juga, aku tidak menyangka kalau kau sangat menyukai sayuran hingga kau memilih sayuran dan roti diantara semua makanan berlemak dan lezat ini"
Eugino menggedikkan bahunya. "Aku terbiasa hidup dengan makanan yang sehat, sekali aku memakan makanan seperti daging merah dan semacamnya entah kenapa kepalaku pusing"
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
RomanceWARNING!! This is an explicit story. Eugino merupakan seorang anak pungut yang dibesarkan oleh Gideon Leonard. Masih menjadi misteri apa motif dibalik seorang pengusaha terkenal mau merawat anak dengan asal-usul yang tidak diketahui. Dibesarkan tanp...