𝟰𝟰 ⋆ Prefect Bathroom

685 86 4
                                    

"Ini mungkin terdengar buruk, tapi aku ingin mengajak mu pergi ke kamar mandi Prefek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini mungkin terdengar buruk, tapi aku ingin mengajak mu pergi ke kamar mandi Prefek."

Cassiopeia menatap Cedric penuh keheranan saat mereka berhenti di tengah-tengah koridor entah untuk alasan apa seusai makan siang. Gadis itu mengernyit dan akhirnya bersuara setelah beberapa detik membuat Cedric menunggu.

"Untuk apa?" tanya Cassiopeia.

"Telur emas itu," kata Cedric dengan nada sedikit tidak yakin, "entahlah, tapi aku mendapat mimpi tentang telur emas itu."

"Seperti apa tepatnya mimpi mu itu?" Cassiopeia bertanya lagi.

Cedric menatap mata Cassiopeia, seakan menerawang kembali adegan di dalam mimpinya yang sempat terlupakan, dan mata Cassiopeia akan membantunya jika dia menatap mata gadis itu.

"Seseorang berbisik bahwa telur emas itu mungkin bisa dipecahkan di kamar mandi Prefek. Meskipun aku tidak yakin ini akan berhasil, itulah kenapa aku ingin mengajak mu ... yeah──jika kau tidak keberatan untuk menemani ku?"

Cassiopeia mengerti kegelisahan di wajah Cedric, mungkin laki-laki itu berpikir Cassiopeia tidak akan mau menemaninya karena memikirkan hal lain. Tetapi Cassiopeia sebenarnya tidak memikirkan hal lain selain bisa membantu Cedric untuk memecahkan teka-teki telur itu, karena rasanya 24 Februari menjadi semakin dekat setelah pesta dansa Natal selesai.

"Tentu saja aku akan menemani mu," jawab Cassiopeia, tersenyum. "Mau pergi sekarang?"

Cedric mengangguk dan akhirnya mereka berjalan ke asrama Hufflepuff untuk mengambil telur emas Cedric dan kembali lagi menaiki undakan batu menuju kamar mandi Prefek. Cassiopeia menatap pintu keempat tempat dimana mereka berdiri, tepat di sebelah kiri patung Boris si bingung di lantai lima.

"Pinus segar." Cedric menggumamkan sebuah kata kunci dan kemudian pintu di hadapan mereka terbuka.

Cassiopeia menyelinap masuk mengikuti Cedric, dan Cedric menyelot gerendel pintu untuk memastikan tidak ada yang bisa masuk ketika mereka sedang memecahkan teka-teki telur emas itu. Cassiopeia memandang berkeliling, reaksi langsungnya adalah betapa asyiknya menjadi Prefek, hanya untuk menikmati kamar mandi ini.

Kamar mandi itu diterangi lembut oleh kandelar indah yang penuh lilin, dan segalanya terbuat dari marmer putih, termasuk bak mandi yang tampak seperti kolam renang kosong segi empat yang membenam di lantai di tengah ruangan. Kira-kira seratus keran emas berderet di sekeliling tepi kolam, masing-masing dengan permata yang berbeda warna pada putarannya. Juga ada papan loncat.

Gorden linen panjang menggantung di jendela. Di sudut ada setumpuk besar handuk putih empuk, dan ada lukisan berpigura emas di dinding. Lukisan putri duyung berambut pirang yang tertidur nyenyak di atas karang, rambutnya yang panjang menutupi wajahnya. Rambutnya bergetar setiap kali dia mendengkur.

Cassiopeia baru menyadari bahwa Cedric sudah melepas jubahnya dan mengambil salah satu handuk dari tumpukannya di sudut ruangan. Laki-laki itu berjalan mendekat dan berdiri di samping Cassiopeia setelah meletakan handuk dan telur emasnya di tepi kolam. Adegan setelahnya benar-benar tidak Cassiopeia harapkan, pipinya memanas saat Cedric mulai melepas setiap helai kain dari tubuhnya, dan hanya menyisakan celana pendek. Cassiopeia memandang ke arah lain selagi Cedric menuju keran-keran yang mengelilingi kolam itu.

I've Got My Eye On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang