𝟬𝟭 ⋆ She Just Needed Her Father

4.5K 214 5
                                    

"Aku ragu Dad akan datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ragu Dad akan datang."

Suara pisau dan garpu berdentang nyaring di ruang makan kediaman Vandeleur. Meja panjang dengan kursi lebih dari dua puluh butir kosong melompong, hanya dua di antaranya yang bertuan. Seorang gadis dengan surai di atas pinggang menghembuskan napas jengah, menatap lekat pada seorang laki-laki paruh baya yang menyantap full english breakfast-nya dengan tenang, tidak terlihat terganggu sama sekali dengan tatapan sinis dari putrinya.

"Final Piala Dunia Quidditch," gadis itu mencoba lagi, kini meletakan pisau dan garpunya di atas meja. "Dad tidak mungkin melewatkannya, kan?"

"Ku pikir kau keliru, Nak," kata laki-laki paruh baya itu tenang. "Kau bisa pergi dengan keluarga Weasley, Cassi."

Cassiopeia tersenyum masam. Kemudian, menyambar gelasnya dari atas meja, meneguk habis air dari dalamnya guna membasahi kerongkongannya yang terasa begitu kering. Ia menyerah, sepertinya berharap kepada sang ayah adalah dosa besar.

"Lagi?" Cassiopeia kembali bicara, kini matanya berkeliling memandang ruangan, sengaja tidak ingin menatap langsung mata sang ayah. "Oh, kurasa aku berhutang banyak kepada Mr dan Mrs Weasley."

Suara tawa khas laki-laki paruh baya terdengar sebentar, memenuhi ruang makan, sedikit menggema. "Arthur mendapat tiket dari Ludo Bagman, untuk semua keluarganya dan semua teman anak-anaknya, kau bisa pergi dengan mereka." kata ayahnya.

Mata Cassiopeia kini berhenti, tepat di mata kecokelatan milik sang ayah yang diturunkan kepadanya. "Bagaimana Dad tahu? Aku belum mengatakan aku dapat surat dari Ron soal tiket itu." Cassiopeia menyelidik.

"Tentu saja Dad tahu," kata ayahnya, kelewat santai. Sekarang laki-laki paruh baya itu sudah menyelesaikan sarapannya, mengambil sebuah sapu tangan untuk membersihkan bagian bibir dan sekitar mulutnya yang tidak kotor sama sekali──hanya untuk formalitas saja.

"How?" tanya Cassiopeia.

"What do you think, Cassi? Your Father was close to Ludo Bagman, in case you forgot."

Cassiopeia terbelalak kaget, kemudian cepat-cepat mengatur ekspresinya. "No doubt, Vandeleur great Auror." katanya dingin.

"Berdalih bahwa Otto──kakak Ludo Bagman, mengalami kesulitan dengan mesin pemotong rumput dengan kekuatan luar biasa, dan aku meminta Ludo Bagman untuk bicara pada Arthur agar membantunya, kemudian sebagai ucapan terima kasih, Ludo Bagman memberikan Arthur tiket untuk menonton final Piala Dunia Quidditch di Boks Utama." sang ayah menjelaskan dengan wajah bangga, betapa senangnya ia berhasil membantu keluarga Weasley tanpa diketahui oleh mereka.

"Impressive," kata Cassiopeia sedikit terlena. "Ah, lupakan tentang itu. Apapun yang terjadi dengan tiketnya serta dari mana tiket itu berasal, semuanya tidak akan mengubah fakta bahwa Dad tetap tidak akan datang ke Piala Dunia." Wajah Cassiopeia sedikit merona akibat kesal.

I've Got My Eye On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang