24. Jatuh Cinta? Sesederhana Itu.

1.8K 204 65
                                    

Met malam jomblo (O_O)

Weih, hari ini tuh sodara saya hajatan. Berharapnya bisa leyeh-leyeh tinggal makan dan foto-foto aja. Saya malah di tempatkan diantara muda-mudi karang taruna yang sedang melayani tamu alias sinoman alias ngebabu :))

Tapi yaudahlah. Minimal dapet sop manten dobel :D

Wes, malah curhat 😭🙏.

Sugeng maos bolo.

|
|||
|||||
|||||||
|||||||||
|||||||||||
|||||||||||||
|||||||||||||||
|||||||||||||||||
|||||||||||||||||||
|||||||||||||||||||||
|||||||||||||||||||
|||||||||||||||||
|||||||||||||||
|||||||||||||
|||||||||||
|||||||||
|||||||
|||||
|||
|

26 September 1965

Aroma air yang membasahi tanah tercium jelas.

Bukan, bukan aroma petrichor---aroma tanah saat hujan---tapi karena Pierre sedang menyiram halaman dengan selang air.

Pagi menyapa tanah Jakarta tahun '65.

Pierre asyik memyirami halaman dengan selang airnya, sementara Hamdan sibuk mencuci mobil dinas sang jenderal sambil sesekali melantunkan tembang lawas.

Pemuda londo itu menampakkan wajah jengah melihat Hamdan bertingah seperti pemain teater. Mendayu-dayu.

"Oh Romeo~~~"

"Cintaku padamu tak pernah terlekang waktu."

"Hati ini selalu terbayang betapa eloknya wajahmu."

"Romeo, kasihku~~"

"Jikalau takdir memang tidak mengijinkan kita bersama, semoga Tuhan menyatukan kita di kehidupan selanjutnya."

"Dari perempuan cantik yang begitu mencintaimu, Juliett Syalala."

Pierre menatapnya dengan wajah absurd.

"Kenapa Yer?"

"Aku baru tahu nama Juliett begitu?"

"Apa?" Hamdan mengosok body mobil dengan sabun. "Mau protes? Suka-suka aku dong!"

"Het lijkt erop dat je medicijnen moet nemen!" Pierre memutar bola mata malas.

"Ndak bisa bahasa enggres!" Hamdan menyahut lempeng, melanjutkan pekerjaannya. Pierre mendengus.

Tak ada pembicaraan antara kedua selama beberapa saat sampai Hamdan tiba-tiba menoleh kearah nya.

"Eh Yer,"

Tak ada jawaban.

"Yer!" panggilnya lagi barulah sang pemilik nama menyahut enggan.

"Ini nih! Iniii! Di panggil pura-pura budeg!" gerutu Hamdan kesal. "Lagi datang bulan kah?"

"Apa sih?" Pierre mulai cosplay julid se-kabupaten. Niat hati ingin menenangkan diri malah ambyar oleh suara fals temannya satu itu.

Hamdan mengelus dada sabar. Kudu tabah dia mah ngehadepin Pierre mode minta di tabok gini.

"Bagaimana hubunganmu dengan Nimas?"

Pierre terdiam. Pegangan tangannya pada selang air menguat.

"Bukan urusanmu." pemuda londo itu mengalihkan wajah.

KAPTEN, BAGAIMANA BISA AKU MELUPAKANMU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang