15. Nimas Bercerita.

2.2K 251 60
                                    

HAYUKKK VOTE.

HAPPY READING KAWANN.

_______________________

"Ini tentang semesta yang selalu membuat ku rindu. Tentang senja yang begitu berarti. Senja yang membawanya pergi, menyisakan ilusi tak bertepi."
- Nimas Perwira.

"Kamu bisa bersandar sejenak disini. Saya tahu kamu lelah."
- Sang Ajudan.

_______________________

Seorang pria berusia di akhir 20an itu terkekeh. Membawa sang putri kecil ke dalam dekapannya.

"Oh iya?"

"Hu um!" Pipi bulat itu menggemaskan sekali. Haidar—ayah Nimas sekali lagi terkekeh.

"Masak ya Pak, tadi Jessy ajak Nimas piknik." cerita Nimas sambil cemberut kesal. "Dia maksa Nimas ikut dia ke.. Die—Dien—"

"Dien?" Haidar menanggapi sambil membuka pintu rumahnya. Memasuki kamarnya yang sederhana. "Dieng?"

"Nah, iya! Dieng!" sorak Nimas berguling di kasur ayahnya sampe nyungsep. Kepalanya terjepit di antara tumpukan bantal. Haidar buru-buru mengangkat anaknya yang kelewat aktif itu.

"Nimas ndak ikut?"

"Ndak mau!!" meski bengek, bocah lucu itu menggeleng ribut. "Nimas mau pergi sama bapak aja! Nimas ndak mau ikut Jessy!"

"Kenapa? " Haidar duduk di samping Nimas. Membenahkan pakaian sang anak yang sedikit kusut.

"Nimas ndak mau diejek Pieter karena ndak punya Ibuk!"

Senyum Haidar luntur.

"Masak di TK tadi, Nimas di bilang kalo Nimas tuh ndak punya mama. Nana ejek aku Pak, dia ngomong kalo ibuk Nimas tuh pergi karena ndak mau punya Nimas!" mata si bocah berkaca-kaca.

"Sssttttt." Haidar sigap memeluk punggung mungil gadis kecilnya. "Ndak boleh nangis!"

"Terus Nana dorong Nimas sambil teriak kalo Nimas anak.. piatu! Anak yang ndak punya ibuk! Dia tuh jahat tauuu, NNa hiks Nana jahat huaaa!!"

Akhirnya tangisan itu pecah.

"Kok teman-teman Nimas jahat Pak? Nimas ndak mau sekolah aja deh! Nimas mau bantu bapak kerja!"

KAPTEN, BAGAIMANA BISA AKU MELUPAKANMU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang