12. Perasaan Asing.

2.2K 253 53
                                    

Marhaban ya Ramadhan✨

Senang sekali kita bisa bertemu bulan suci ini. Jadikan diri lebih baik dalam segala hal ya kawan. Semoga bisa menjemput hari fitri nanti˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙

Yang puasa, semangat selalu.

Btw, happy reading sobat.

Enjoy (づ ̄ ³ ̄)づ
.
.
.
.
.

"Apasih! "

Pierre berdehem sambil mengalihkan pandangan kearah lain. Berusaha cuek pada Nimas yang menatapnya kayak mau ngajak gelud. Meski matanya sembap, gadis itu terlihat lucu. Macam marmut yang dia temukan di got kemarin.

"Ya kan, kamu yang memeluk saya." ucap Pierre pelan "Saya bahkan diam saja dari tadi."

Nimas hendak menyangkal tapi tertahan, gadis berambut sebahu itu ikut mengalihkan pandangan ke sekitar.

Hening.

Baiklah, Nimas yang salah.

Entah apa yang terjadi, setelah berdebat dengan Pak Nas tadi, Nimas memutuskan keluar. Berdiam diri di kursi teras. Tapi bagaimana bisa—

—Dia tiba-tiba memeluk Pierre dan menangis. Tolonglah, kok dia bisa begitu geblek? Ntar kalo mas ajudan ilfeel gimana? Nimas tiba-tiba mau kayang saking malunya.

Pierre menatap Nimas.

Tak berselang lama, pemuda itu bangkit dan berjalan keluar kediaman Jenderal Nasution. Menghampiri seorang pedagang yang biasa mangkal tak jauh dari sana.

Nimas mengamati, Pierre mau kemana?

Beberapa saat kemudian, ajudan itu kembali dengan sebuah bungkusan di tangan. Menyerahkannya pada Nimas.

"Ini.. apa?" Nimas perlahan menerima. Dia menoleh pada Pierre yang ikut duduk di sampingnya.

"Bukak en." (Bukalah.)

Nimas berseru tak percaya kala melihat isi bungkusan itu. "Weh, ini kue putu?"

"Iya, masih hangat itu. Makan lah." Pierre mengusap tengkuknya. "Saya tidak mau kamu menangis lagi."

"Heh mas ajudan, aku udah ndak nangis lagi ya! Nggak usah sok
tau!" sembur Nimas sambil memakan kue putu. Btw, Nimas baru tau kue putu udah ada disini. Di zamannya, kue putu udah jarang.

Nb: di daerah kalian ada jajanan kayak gini nggak, cuy?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nb: di daerah kalian ada jajanan kayak gini nggak, cuy?

Pierre tersenyum melihat gadis itu makan dengan lahap. Ada perasaan senang memenuhi di hatinya. Entah kenapa.

Nimas menoleh kearah Pierre yang langsung membuang muka kearah lain.

"Ngopo ndeloki aku, heh?" (Ngapain liatin aku?)

KAPTEN, BAGAIMANA BISA AKU MELUPAKANMU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang