31. Pulanglah Sekarang Juga!

1.8K 204 40
                                    

"Bolehkah aku egois kali ini? Demi kamu. Aku hanya ingin menyelamatkan mu. Kumohon!"
- Nimas Perwira.

Pierre mengambil sikap tegak menghadap sang atasan.

"Hmm, aku memberimu cuti selama tiga hari bagaimana? "

"... Itu terlalu banyak Pak Nas." Pierre mengelak. "Satu hari saja sudah cukup. Begitu urusan selesai, saya akan langsung kembali ke Jakarta."

Pak Nas geleng-geleng, dengan senyum yang nampak di wajahnya ia menatap ajudan mudanya lekat.

"Kamu ini, nikmatilah waktu bersama keluarga mu. Kamu kan jarang pulang, Yer."

"Resiko menjadi tentara. Bukankah ini sudah biasa, Jenderal?" Ujar Pierre mantap. "Toh saya akan tetap mengambil jatah cuti sehari saja."

"Hah, baiklah nak. Terserah kamu." Pak Nas mengiyakan saja. Pierre keras kepala, jika dia ikut keras kepala maka hal ini tidak akan selesai. Mana dia juga ada jadwal setelah
ini—berangkat ke Universitas Muhammadiyah untuk berceramah tentang Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Hankamrata.)

" Terimakasih, Pak! " Pierre tersenyum sambil mengangguk.

"Lebih baik pulangnya besok pagi saja, malam ini, kamu istirahat dulu di kediaman. Takutnya kamu terlalu
cap—" Pak Nas menghentikan kalimatnya kala menangkap keberadaan seseorang di balik pintu ruang kerja yang terbuka lebar.

Seorang gadis berdiri membawa nampan yang berisi segelas wedang jahe—yang ia minta tadi.

Nimas berdiri disana.

Rambutnya yang biasa terurai sebahu kini di gelung di kedua sisi. Beberapa helai rambut menghiasi wajah manisnya yang malam ini terlihat begitu imut. Lucu.

Pierre memutuskan berbalik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pierre memutuskan berbalik.

Pandangan keduanya bertemu.

Pemuda itu mengerjapkan mata, segera mengalihkan pandang. Enggan menatap si gadis.

"Oh, Nimas?" Pak Nas lebih dulu membuka suara. "Masuklah."

Nimas menyadarkan diri, bergegas menghampiri sang jenderal. Meletakkan wedang jahe hangat di mejanya.

Gadis itu berdiri di samping Pierre.

"Apa yang jenderal katakan tadi?" Nimas mencekal erat nampan yang ia pegang.

Pak Nas menatap Nimas
sejenak. "Pierre mengajukan cuti. Dia ingin pulang ke Semarang, Nimas. Tapi karena ini sudah malam, saya memintanya pergi besok pagi saja. Biar dia istirahat sejenak disini."

KAPTEN, BAGAIMANA BISA AKU MELUPAKANMU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang