Bab II : Hal Baru

340 57 3
                                    

Hari ini adalah hari pertama Shin Jihyo akan memasuki dunia sekolah yang baru. Universe School—nama sekolah yang bertajuk International di pusat kota Seoul dan menjadi salah satu sekolah menengah atas yang hampir sebagian muridnya menjadi mahasiswa di kampus ternama Seoul atau di negara lainnya. Memiliki fasilitas dan tenaga pendidik yang memadai, menjadikannya sebagai sekolah menengah atas terbaik di Korea Selatan. Tak ayal, begitu banyak yang berlomba-lomba untuk menjadi bagian dari sekolah tersebut walau memiliki biaya yang menguras kantong.
 

Jihyo menyadari semua itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihyo menyadari semua itu. Secara garis besar, Universe School lebih mendominasi anak dari kalangan atas atau pejabat pemerintahan, semua bisa Jihyo amati kala melihat sekilas di gerbang sekolah—barang branded membuat matanya silau. Jika bukan karena seragam khas Universe School yang berkelas, ia sepertinya lebih mirip gembel.

 Seragam Universe School terbilang mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
Seragam Universe School terbilang mewah. Untuk murid perempuan, mengenakan kemeja berwarna putih, lalu kerah yang wajib dihiasi dasi berwarna biru gelap dengan motif lambang Universe School disertai beberapa garis berwarna hijau toska, lantas mengenakan kemeja lengan panjang yang terus hingga di bagian paha—melebar seperti rok—tetapi Universe School menyambung keduanya.

Sementara seragam lelaki, kemeja dengan dasi yang sama, tetapi jas yang berwarna biru gelap terpisah dengan bawahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara seragam lelaki, kemeja dengan dasi yang sama, tetapi jas yang berwarna biru gelap terpisah dengan bawahan. Dalam hal ini, laki-laki mengenakan celana berwarna abu-abu. Jas Universe School pun memiliki beberapa pin bulat berwarna emas—menambah kesan berkelas serta pin logo Universe School. Untuk membedakan tingkatan I, II dan III hanya perlu melihat jumlah garisan didasi. Selain itu, para murid wajib mengenakan sepatu pantofel, baik murid perempuan maupun lelaki.
 
Jihyo akui, Univers School memang sangat disiplin soal pakaian yang pada dasarnya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jihyo tidak membohongi dirinya yang kagum dengan sekolah barunya, tetapi sedikit ngeri soal biaya mengenai sang ayah pasti berkorban begitu banyak. Ia menghembuskan napas kasar sembari menggenggam erat stir sepeda yang ia kendarai sekarang. “Aku sepertinya juga harus mencari kerja sampingan kalau begini.” Setidaknya, Jihyo bisa meringankan beban ayahnya—satu-satunya keluarga yang ia miliki.
 
Perlahan, Jihyo kembali mengayuh sepeda dengan tatapan dingin. Tidak memerlukan tatapan cemooh pada dirinya yang mengendarai sepeda. Serasa mereka menganggap Jihyo tidak layak berada di sekolah ini.
 
Setibanya di perkiraan yang sangat luas—tepat di samping sekolah, pada dasarnya kendaraan yang mendominasi adalah deretan mobil dan beberapa motor—tentu motor sport yang terpampang disitu. Tidak ada satupun yang mengenakan sepeda seperti dirinya.
 
Jihyo tidak tahu harus berekspresi seperti apa. “Pantas saja mereka melihatku seolah-olah makanan yang harus ditelan bulat-bulat,  sial!” Sekalipun sekolah ini bagus, ia tidak cocok dengan suasananya yang terasa mencekam karena hanya ada saling berada kekuasaan yang mereka miliki.
 
Entahlah, Jihyo tidak yakin akan bisa tahan. Akan tetapi, mengingat perjuangan ayahnya, ia akan memaksakan diri selama dua semester ini. Alhasil, setelah Jihyo memarkir sepedanya—tepat di samping beberapa motor sport, Jihyo langsung berjalan dengan pelan keluar dari area parkir yang jika ditelusuri, terdapat lantai bawah.
 
Jihyo mengamati sekelilingnya. Kali ini, tujuannya adalah ruangan guru. Entah di mana tempat itu. Ia akan mencoba untuk mencarinya sendiri, mengingat jadwal kelas juga masih ada 30 menit. Seperti cukup untuk ia lakukan.
 
Namun, ia malah melihat sebuah kejadian di mana seorang gadis berambut bob didorong dengan sengaja oleh dua gadis lain yang mengenakan banyak riasan—padahal sekolah memiliki peraturan yang melarang murid perempuan untuk berias secara berlebihan. Sudah jelas dua gadis itu adalah pelaku bullying yang bahkan mendorong gadis tersebut hingga terduduk di atas bebatuan.
 
Jihyo meringis. Ia lantas mendekat ke arah gadis itu kala dua gadis lainnya telah meninggalkannya. Buru-buru Jihyo mengulurkan jemarinya untuk membantu.
 
“Apa kau baik-baik saja? Berdirilah dulu!” Pun gadis itu mendongak, mengamati Jihyo yang dengan tatapan dingin tetapi teduh kepadanya. Tanpa ragu, gadis itu bangkit dan Jihyo dengan cepat memunguti beberapa buku yang tercecer dan juga tas yang tergeletak mengerikan. “Ini punyamu!”
 
Jihyo memberikannya pada gadis itu yang membuat gadis tersebut membungkukkan sedikit tubuhnya. “Terima kasih karena sudah membantuku. Namaku Goo Hyena,” ucapnya yang memperkenalkan diri.
 
“Jihyo, namaku Shin Jihyo!” Jihyo membalasnya dengan ramah.
 
Gadis itu, Hyena tersenyum lebar—begitu manis menurut Jihyo. Ada sedikit rasa prihatin mengingat Hyena baru saja di bully. Tatapan yang Jihyo berikan membuat Hyena paham, ia ingin mengalihkan tatapan itu.
 
“Tunggu dulu, mukamu sangat asing.” Kalimat yang membuat Jihyo mengerutkan dahi.
 
“Apa sangat kentara jika aku murid baru?” tanyanya Jihyo sedikit penasaran.
 
Namun Hyena yang menggelengkan kepala, membuat Jihyo tidak puas. “Aku hanya menebak saja, ternyata benar. Kalau begitu, kau harus segera ke ruang guru. Tidak lama lagi pembelajaran akan dimulai. Jangan sampai terlambat, oke?”
 
Jihyo mengangguk. Namun, ia mengingat satu hal, ruang guru! Ia tidak tahu letaknya. Seakan bisa membaca raut wajah Jihyo, Hyena tampak menghembuskan napas pelan. “Aku lupa, apa kau tahu letak ruang guru?” Dan Jihyo menggelengkan kepala.
 
Hyena langsung saja menepuk dahinya. “Sebagai permintaan terima kasihku, aku akan mengantarmu dan ayo!” Hyena tidak membutuhkan respon Jihyo karena gadis itu langsung menarik pergelangan tangan Jihyo untuk segera ke tempat yang dimaksud—tanpa melakukan perbincangan karena menurut Hyena, mereka akan terlambat dan itu tidak boleh.
 
Nyatanya, jika menelusuri lebih dalam, Universe School begitu luas dengan gedung bertingkat dan beberapa fasilitas lainnya yang memukau mata. Jihyo berdecak dalam hati, sangat mengagumkan. Hanya saja, rasa yang tercipta harus ia hentikan kala Hyena menghentikan langkah disebuah ruangan bertulis Teacher’s Room.
 
“Kita sudah sampai, Jihyo!” seru Hyena kala ruangan itu tepat berada di hadapan mereka.
 
Melihatnya, Jihyo mengangguk paham. Setidaknya, tanpa bantuan Hyena ia pasti akan tersesat mengingat betapa luasnya tempat ini.
 
“Terima kasih banyak, Hyena,” ucap Jihyo tulus.
 
“Tidak perlu berterima kasih. Lagipula senang bisa membantu seorang teman, bukan?” katanya yang membuat Jihyo terdiam. Teman? Apakah Jihyo bisa menganggapnya seperti itu kala mereka baru saja bertemu.
 
Gadis manis yang sejak tadi memperlihatka senyum lebar itu mengulurkan jemarinya ke arah Jihyo. “Memang sangat awal, Jihyo. Akan tetapi, kuharap kita bisa berteman baik. Aku akan membantumu sebisaku di Universe School. Sekalipun kau melihat kejadian tadi, aku bisa melakukan beberapa hal.”
 
Perkataan yang membuat Jihyo kembali tertegun. Logikanya menolak orang baru, tetapi ia akan mencobanya setelah Hyena dengan sukarela membantunya. Lantas, Jihyo membalas uluran tangan itu sembari tersenyum kecil.
 
Sepertinya banyak cerita menarik yang akan terjadi bersama teman barunya.
 
***
 
Jihyo berada di kelas Sains I. Bertajuk International, Universe School memiliki dua poin utama kurikulum yaitu Sains dan Sosial. Akan tetapi, terdapat kelas tambahan yang wajib diikuti oleh masing-masing tingkatan yaitu Bahasa dan Keterampilan. Pihak sekolah yang melihat nilai akademik Jihyo dari sekolah sebelumnya, memberikan  kecocokan hingga ia berada di Sains I—salah satu kelas yang unggul—memiliki beberapa murid berprestasi.
 
Jihyo sangat senang dan antusias. Hal itu bisa meningkatkan fokus belajarnya jika disekitarnya memiliki ambisi yang sama terkait akademik.
 
Oleh karena itu, kini Jihyo berjalan mengekori salah satu guru yang notabenenya wali kelas yang kebetulan akan mengajar di kelas barunya—Miss Sohee—semua murid memanggilnya seperti itu.
 
Jihyo melihat Miss Sohee yang melangkah begitu anggun sembari membawa beberapa berkas serta modul yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan yang tidak lain adalah biologi. Ia hanya mengekori sembari mengedarkan pandangan. Semua murid telah berada di dalam kelas. Lorong menjadi penghubung begitu sepi dan Jihyo harus mengalihkan fokus kala Miss Sohee berbelok ke sebuah kelas.
 
SAINS I. Dengan menghapus kegugupannya, Jihyo juga ikut melangkah masuk, berhenti tepat di samping Miss Sohee. Tatapan seperti menilai dirinya begitu kentara di dalam kelas ini. Jihyo bisa melihatnya, kala mengedarkan pandangan dan harus menghentikannya kala melihat eksistensi seorang gadis. Itu adalah Hyena. Gadis itu melambai begitu heboh ke arahnya.
 
“Selamat pagi, semuanya. Semoga pagi kalian menyenangkan dan tanpa membuang banyak waktu, kalian memiliki teman baru pindahan dari Busan,” ucap Miss Sohee yang langsung melirik ke arah Jihyo untuk dirinya memperkenalkan diri. Seakan paham, Jihyo langsung membungkuk sederhana.
 
“Halo, Selamat pagi, semuanya. Jihyo, namaku Shin Jihyo. Aku pindahan dari Busan High School. Senang bisa bertemu dengan kalian semua.” Hanya itu yang Jihyo katakan. Beberapa menatap kagum—terutama kaum lelaki dan selebihnya menatapnya sinis. Jihyo tidak mengetahui letak kesalahannya, padahal ia baru saja masuk sehingga memilih untuk tidak peduli.
 
Perkenalan yang begitu singkat. Miss Sohee memberikan Jihyo kesempatan memilih tempat duduknya sendiri. Melihat bangku kosong di samping Hyena yang berada di bagian kedua dari samping dan depan, tentu ia memilih duduk di sana saja.
 
“Tidak percaya, kau ternyata di kelas Sains I!” seru Hyena. Jihyo hanya tersenyum tipis. Sedikit mengenal Hyena, gadis manis itu sedikit cerewet. Lantas, pelajaran Miss Sohee langsung memulainya. Jihyo di suruh untuk menyesuaikan.
 
Akan tetapi, amatan semua orang—tidak lain amatan Jihyo juga teralihkan pada seseorang yang baru saja datang. Miss Sohee bahkan menghentikan sesi mengajarnya terlebih dahulu untuk melihat seseorang yang terlambat di kelasnya. Lelaki itu tidak mengenakan kemeja seperti murid lelaki pada umumnya. Malahan, lelaki itu membalut kemeja putihnya dengan jaket varsity berwarna hitam dengan logo belah ketupat yang tengahnya terdapat gambar harimau. Saat lelaki itu mengamati Miss Sohee dengan datar, tulisan di punggung lelaki itu tampak sekilas. Black Dragon.
 
“Dia adalah Choi Jungkook, Jihyo. Lelaki yang disegani dan ditakuti di sekolah ini.”

Tbc.

Halo guys! Aku update, hehe😅 semoga nggak ngebosanin ya😌 jangan lupa meninggalkan jejak dan sampai jumpa dibab selanjutnya😉

What's Wrong With Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang