Ryu memiliki keperluan lain, sehingga ia pamit terlebih dahulu dengan Jungkook dan anggota lainnya. Bahkan, ia tidak bisa ke basecamp karena urusannya itu. Alhasil, kini Ryu berada di atas motor miliknya. Melaju dengan kecepatan sedang seraya menghirup angin sore hari yang begitu menakjubkan.
Saat ini, terasa sedikit segar. Apakah karena musim semi, sehingga hal itu bisa saja terjadi? Ryu hanya menggelengkan kepala, ia tidak bisa menerka-nerka dan kembali fokus pada sesi mengendalikan motornya.
“Tolong--mphhh!”
Suara itu begitu keras kala Ryu melewati area gedung lapangan bisbol--ia menggunakan jalan alternatif agar tidak terlibat macet di sore hari yang biasanya menjadi waktu kepulangan dari kerja dan sekolah. Hanya saja, Ryu baru menyadari jika terdapat banyak motor yang terparkir dengan bendera yang tidak asing.
Bendera dengan logo petir dan berwarna merah, membuat Ryu bisa langsung menebak jika itu adalah sekelompok geng Tunderbolt. Melihat sekitar, di area lapangan--depan gedung bisbol terdapat beberapa orang yang berkumpul, mengelilingi seorang gadis yang terikat dan sedang duduk di atas kursi.
Ryu menggeram. Terlebih ia mengenal gadis itu. Salah satu murid dengan seragam yang sama. Sedang tidak baik-baik saja kala bahkan mulutnya disumpal. Ryu bisa melihat gadis itu menangis tak karuan. Ryu mencoba mengingat dan itu adalah Arin--gadis yang sewaktu itu diselamatkan oleh Jihyo.
“Sialan, Tunderbolt!” ucap Ryu.
“Wah, bos! Ada salah satu anggota Black Dragon! Sepertinya ia sedang mencium aroma mainan kita!” teriak seseorang yang melihat eksistensi Ryu.
Alhasil, perhatian mereka teralihkan. Mereka tertawa dan menggeram seperti seekor serigala.
“Mencari mati rupanya!”
“Berani sekali dia datang! Tentu harus dimusnahkan bos karena telah mengganggu aktivitas bos!”
Sahutan-sahutan terdengar. Ryu mendengar, dan enggan untuk kembali melanjutkan kegiatan motornya untuk beberapa waktu. Ia memilih untuk meninggalkan motor dan mendekat. Tidak peduli jika maut tengah ada di depan mata. Mengingat, ia seorang diri dan harus melawan belasan orang.
Dengan tatapan tenang dan senyum mengembang, Ryu lantas berkata, “Apa ini? Ingin menghajar seorang gadis? Cih, pengecut sekali!” ucap Ryu yang menghentikan langkah. Posisinya tidak jauh dari mereka dan Ryu memudahkan karena merasa muak.
Seorang lelaki berbadan besar dengan rambut pirang yang terbang diterpa angin, menggeram mengamati Ryu yang telah menghina dirinya. “Kau berani sekali datang mengganggu, Ryu. Kau seorang diri sekarang dan sebelum lebih lanjut lagi, aku perlu mengenalkan diri,” ucap lelaki itu.
“Aku, Kim Baron, ketua Tunderbolt yang baru dan akan kuhancurkan kau untuk kukirim pada Jungkook si sialan itu!” ucap Baron yang langsung memberi aba-aba dengan spontan.
Alhasil, para anggota Tunderbolt maju untuk menghajar Ryu. Memberikan tendangan dan tinju bertubi-tubi. Sekaligus tiga bahkan empat orang untuk melawan seorang Ryu yang dengan kegesitannya bisa menghindar dan memberikan tendangan dan pukulan telat.
Mereka tumbang satu persatu. Bahkan, Kai yang notabenenya adalah wakil ketua Tunderbolt juga tumbang memegang dadanya yang sakit. Tidak ia rasa, darah keluar dari mulutnya. Padahal, Ryu sama sekali tidak menggunakan benda apapun. Murni keahlian bela diri yang ia miliki sekaligus pelatihan yang Black Dragon berikan untuk tim.
Ryu pun kini berhadapan dengan Baron. Namun, Baron memilih mengamati Ryu yang masih dengan tatapan tenangnya, kini mendekat ke arah Arin yang disangra. Dengan cepat, menggunakan pisau lipat yang ia bawa, Arin terlepas dari ikatan tali yang melilit.
Detik saat itu juga, Kai bangkit dan menghajar Ryu. Namun, Ryu bisa menghindar dan kembali terlibat perkelahian.
“Pengecut! Kau hanya berani melawan musuh dari belakang ternyata,” ucapnya santai.
Namun, Ryu tidak menyadari jika Baron yang sejak tadi diam kini seketika berada di belakang dengan sebuah balok. Benda itu langsung mengenai punggung Ryu yang membuat Ryu langsung ambruk--tepat d hadapan Arin yang ketakutan dan menangis.
“Senior ....”
Ryu mencoba untuk mengontrol dirinya yang merasakan sakit begitu luar biasa. Bahkan, kala tiba-tiba saja ia terbatuk dan mengeluarkan darah. “Sialan kau Baron! Sangat-Sangat pengecut sekali dengan menggunakan senjatamu!” ucap Ryu yang mencoba bangkit. Ia menatap Arin dengan tatapan teduhnya. “Arin, selamatkan dirimu terlebih dahulu!”
Namun, Arin menggeleng. “Aku tidak bisa meninggalkan senior!”
BelumvRyu membalas perkataan Arin yang keras kepala, Ryu langsung mendapatkan tendangan untuk kepalanya dari Kai yang bangkit--menatap dengan bengis. Bersamaan dengan itu, ponsel Ryu tidak sengaja terlempar ke arah Arin.
Dengan gesit, Arin mengambil dan mencari nama siapapun yang berada di bagian paling atas dan mengirimkan pesan.
[Jay] : Ryu dalam bahaya dan kini di kepung oleh Tunderbolt. Mereka ada sekitar lima belas orang dan Ryu sudah sempoyongan.
[Jay]: Di lapangan Bisbol daerah distrik Gangseo-gu.
Lantas Arin menyembunyikan ponsel itu. Mengamati sekitar yang begitu mengenaskan, hampir seluruh anggota Tunderbolt telah tumbang. Hanya menyisakan lima orang yang kini menyiksa Ryu habis-habisan.
“Ya Tuhan, bantu kami ....”
Akan tetapi, Ryu kini mengeluarkan begitu banya darah. Kepalanya terasa sangat pening, tetapi sebelum detik penghabisan ia tidak boleh menaikkan bendera akan kekalahannya. Selain demi Black Dragon, ini juga demi seseorang yang pergi begitu jauh karena kejadian yang serupa. Kenangan Ryu langsung terlintas, bersamaan dengan pukulan telat pada rahangnya--membuat Ryu sekali lagi ambruk tepat di hadapan Arin yang sangat sedih melihat Ryu yang mengenaskan. Napas Ryu pun mulai tersendat.
Ini semua demi menyelamatkan seorang gadis lemah yang tidak bisa apa-apa.
“A--arin ... pergilah! Sel--amatkan dirimu....”
Namun, Arin menggeleng dengan isakannya. “Senior, mana bisa aku meninggalkanmu?! Tidak, aku akan tetap di sini!”
Ryu menggeram mendengar itu. Sungguh, rasanya sangat sakit. Sekujur tubuhnya serasa tidak bisa digerakkan lagi. Dalam hal Ryu sangat berharap, Jungkook bisa hadir dan setidaknya membantu dirinya. Walau itu terasa mustahil.
“Masih mau menjadi sok pahlawan, Ryu? Kasihan sekali, tidak akan ada yang menyelamatkan sampah seperti kalian!” ucap Baron yang tertawa. Semua anggota Tunderbolt tertawa. Perlahan, anggota yang tadi tumbang kini bangkit dengan rasa sakit dan mengelilingi mereka.
Ryu merutuk dalam hati. Rasanya mustahil, tetapi Ryu sangat berharap sebuah keajaiban terjadi. Hingga tidak terasa, suara motor terdengar dari jauh--begitu berisik yang membuat Ryu langsung tersenyum tipis.
“Akhirnya, kau datang juga ....”
Ryu sudah bisa menebak, pemilik suara motor yang berisik itu. Mengingat, Jungkook memiliki suara motor yang berbeda dari yang lain karena motor Jungkook termodifikasi secara khusus. Para anggota Tunderbolt pun mendengar suara itu dan bisa melihat tiga motor kini terparkir tidak jauh dari mereka.
Baron murka melihat itu. Jungkook datang dengan tatapan datar--menusuk begitu dalam. Hampir semua orang ketakutan, karena Jungkook adalah orang yang ditakuti. Memiliki pukulan dan tendangan yang bisa langsung melumpuhkan lawan menjadi ciri khas Jungkook dibalik tatapan datar dan kosongnya itu.
***
Kini, mereka berhadapan. Sekitar lima belas orang berjejer dengan pasukan Jungkook yang hanya ada Jay, Jimmy dan Alexio. Namun, Jungkook tidak peduli. Amarahnya telah memuncak kala melihat Ryu yang sangat jauh dari kata baik-baik saja.
“Baby, pergilah sedikit menjauh dari area ini. Bawa Ryu dan gadis itu,” ucap Jungkook memerintah Jihyo yang sejak tadi diam.
Jihyo mengangguk. Lekas, pergi mendekat ke arah Ryu dan Arin berada. “Ayo, kita ke pinggir sana--Ryu!” Ucapan Jihyo terhenti kala melihat Ryu yang bangkit--tidak peduli akan kesakitan pada tubuhnya dan mendekat ke arah Jungkook.
Jihyo jadi sebal saja. Alhasil, memilih menuntun Arin yang masih syok untuk sedikit menjauh. Jungkook yang melihat kehadiran Ryu, menghela napas gusar.
“Ryu, jangan keras kepala.”
Ryu terkekeh mendengar nada khawatir Jungkook. Ia hanya membersihkan darah yang sedikit mengalir di hidung. “Aku baik-baik saja. Aku tidak bisa diam saja melihat kalian membantai musuh di depan mata.”
Jungkook menghela napas mendengar itu. “Benar-benar keras kepala.” Lantas, ia kembali mengamati Baron dengan anggotanya yang seakan siap untuk menyerang. Beberapa membawa senjata seperti balok kayu dan besi.
Alexio bersiul. “Ciri-ciri pecundang! Melawan tidak seimbang dan menggunakan senjata. Memang patutlah diberi pelajaran berharga,” ucapnya.
“YAK! JAGA UCAPANMU SIALAN!""SERANG MEREKA!” teriak Baron memekik telinga.
Semua anggota berteriak untuk menghajar Black Dragon yang hanya lima orang--tanpa senjata. Jungkook yang melihat itu, menatap dengan datar lalu berkata, “Maju dan hancurkan mereka yang memang pantas!” ucap Jungkook yang membuat Jay, Jimmy, Ryu dan Alexio mengambil bagian untuk menghancurkan.
Mereka langsung meninju setiap bagian tubuh anggota Tunderbolt, lalu menendang. Membuat anggota Tunderbolt berteriak kesakitan. Menciptakan banyak lukisan bogeman yang disertai dengan darah yang perlahan mencuat. Black Dragon mencapai titik emosi bagai naga yang mengeluarkan api dari mulutnya yang bisa melumpuhkan lawan.
Namun, Ryu hampir saja kembali ambruk jika saja Jungkook tidak langsung berada di sampingnya dan menghajar salah satu anggota Tunderbolt yang hendak menyerang dengan satu kali tendangan.
“Terima kasih,” ucap Ryu.
Jungkook tidak menanggapi dan kini fokus pada Baron yang belum tersentuh. Kali ini, Ryu di papah oleh Alexio dan mereka membiarkan Jungkook menyelesaikan sisa dari perkelahian yang terjadi.
“Kini giliranmu!” ucap Jungkook singkat. Baron murka mendengar Jungkook yang angkuh mengatakannya.
Alhasil, Baron langsung menyerang--melayangkan tinju pada Jungkook. Namun, Jungkook dengan gesit meninju perut Baron hingga pria itu muncrat. “Ini hadiah karena kau bermain-main dengan Black Dragon!”
Namun, tidak sampai di sana, Jungkook langsung melompat dan mengarahkan kakinya untuk menendang wajah menjengkelkan Baron yang membuat Baron merasakan rahangnya seperti patah--bahkan ia tidak bisa menahan lagi tubuh besarnya hingga jatuh tersungkur dengan hidung yang mulai berdarah.
“Hadiah tambahan karena membuat temanku babak belur. Sekali lagi kulihat Tunderbolt seperti ini, maka akan kemusnahkan kalian semua!” ucap Jungkook yang kemudian berbalik. Ia menatap teman-temannya sebelum menatap Jihyo dari kejauhan.
Jungkook bisa melihat, tubuh Jihyo yang bergetar setelah melihat keberingasannya secara nyata. Jungkook masih memasang ekspresi yang sama. Ia membiarkan, Jihyo melihat dan mendengar--hingga Jihyo bisa menyadari jika ia sedang bersama dengan sosok yang tidak bisa diremehkan begitu saja.Halo guys! Maaf ya baru dilanjutkan lagi. Tetap stay pokoknya dengan kisah mereka ya🦋
Ini udah lumayan panjang, wkwk. Sabar, nanti diusahakan panjang lagi, yap
Jangan main-main sama Black Dragon pokoknya 😚 nanti nasibnya sama kek Baron and the geng, heheh.
See you guys🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Me?
Novela JuvenilBEST COVER BY @INAGAEMGYU Kepindahan Shin Jihyo ke salah satu sekolah terbaik di Seoul, nyatanya mengubah seluruh alur hidupnya menjadi sangat sial. Niat membantu teman sebangku yang ditindas, malah membuatnya harus berhadapan dengan salah satu muri...